••
"Lo masih bunuh bunuhin orang?"
Jaemin yang baru membuka pintu kamarnya pun terkejut mendengar suara itu. "Mark?!. Lo kapan disini?" Pekik Jaemin, perasaan Mark tadi masih disekolah dah.
"Hum..barusan" gumam nya sembari membolak balikan pisau yang biasa dibuat Jaemin berulah.
"Gue curiga kalo Han Lo bunuh. Sumpah, dari dulu gue pengen banget lo jawab pertanyaan gue. Tujuan lo apasi lakuin ini?" Kini Mark mendongak menatap Jaemin dengan wajah seriusnya.
"Ya-ya. Lo tau kan tujuan gue apa?"
"Cuma cari kesenangan?" Mark tertawa kecil. "Itu doang?. Gue gak percaya"
"Gue gak terima dipandang remeh ama mere-
"Jujur deh"
Mark mengembalikan pisau itu ke tempat awalnya. Ia berdiri dan berjalan ke arah Jaemin, "Jujur. Mereka pasti pernah berurusan sama orang yang Lo suka kan?" Tanyanya seraya berjalan pelan mendekat ke Jaemin.
Jaemin menggeleng. Dia mendorong bahu Mark saat pemuda yang bernotabe sebagai sahabat dari kecilnya itu saat berada di depannya. "Gue selama ini diem Na. Tapi lo udah keterlaluan, lo tau gak? Gara gara Lo bunuh Han. Mina ikut bunuh diri, Lo tau kan kalau gue suka sama Mina!"
Situasi semakin memanas kala Mark menatap tajam ke arah Jaemin, padahal Mark udah tau kalau Jaemin gak suka diginiin. "Oke gue jujur!. Lo gausa bikin gue marah Mark!, gue ngelakuin semua ini karena mereka orang orang yang pernah bully gue waktu SD dan Smp!."
"Udah gue bilangin jangan bikin gue marah brengsek!. Karena Lo sahabat gue dari kecil, gue bakal tinggal diem?!"
Mark menghela nafasnya. Ia tau apa yang dirasakan Jaemin, dan di masa masa itu Jaemin sangat menderita bahkan kedua orang tua Jaemin meninggal karena ulah orang yang membully-nya sampai Jaemin drop dan bolak balik ke rumah sakit. Ya, orang tua Jaemin meninggal karena banyak memikirkan keadaan Jaemin dan selalu berkerja demi biayain pengobatan Jaemin.
"Lo mau buat apa sekarang?" Tanya Mark yang udah menurunkan pandangannya.
"Bunuh Guanlin"
"Jangan halangin gue!"
"Ta-
"Gue bilang jangan halangi gue!. Atau jadi pengganti Guanlin?!"
Mark akhirnya pasrah, ia tau omongan Jaemin gak main main.
••
Bilang aja Jaemin sekarang udah gila!. Karena dia mau ngejalanin aksinya di tengah ramainya mall. "Jaemin?. Lo beneran?. Lihat, bahkan banyak cctv"
"Gak ada pilihan lain. Gue taunya Guanlin jarang keluar kalo malam meski dia brengsek"
"Gue gak mau ikut campur. Gue tunggu diluar aja"
Jaemin memutar bola matanya, "ini Lo udah ikut campur bego!"
Jaemin lalu menggenakan tudung hodienya dan memasukan kedua tangannya di saku.
Dan Jaemin dapat melihat Guanlin bersama satu laki laki sedang bergendengan tangan, asal kalian tau itu bukan Jinyoung!.
Dan, gimana Jaemin tau kalau Guanlin ada disini?. Ya, postingan Instagram nya lah. Emang Guanlin gak perduli sama perasaan Jinyoung, Jinyoung cuma dijadikan pelampiasan.
"Kamu udah kan belanjanya?. Kita ke cafe dulu yuk?"
Jaemin bersmirk. Ini akan mempermudahkan aksinya. Untung saja dia selalu bawa arsenik.
Jaemin duduk di kursi yang ada di mall itu menunggu Guanlin dan selingkuhannya ke cafe duluan dan persen minuman atau makanan.
Saat Jaemin sudah melihat Guanlin yang udah memesan barulah Jaemin ke sana. Saat sampai disana, ia melihat pelayan yang membawa dua minuman di nampan. Jaemin melihat cctv dan ia tersenyum karena tidak mengarah kepadanya.
Saat semua pelayan tak menghadap kepadanya Jaemin menyenggol rak piring membuat semua piringnya terjatuh dan dengan cepat Jaemin mengindar. Ia menoleh ke arah pelayan yang membawa nampan tadi lalu menghampirinya.
"Biar aku bantu. Kakak urus aja itu dulu"
Memang, pelayannya hari ini lebih sedikit dari biasanya.
"Kak. Dia tadi yang sengaja pecahin piring piringnya!" Teriak salah satu pengunjung yang menunjuk Jaemin.
Jaemin mendengus, ia lalu berlari keluar karena melihat salah satu pelayan yang memegang telepon.
"Lo beruntung hari ini Guan"
••
Jaemin menghela nafasnya gusar. Ini pertama kalinya rencana dia gagal!
"Tuhan kayaknya larang Lo deh"
"Bodo amat!"
••
KAMU SEDANG MEMBACA
TWO SIDES • Nomin
Mystère / ThrillerSetiap perbuatan pasti ada tujuannya kan? ..... [THILLER]