Waktu berlalu seperti biasa gak ada yg spesial. Aku sekarang sudah masuk kelas 1 menengah atas, aku mulai memperbaiki penampilan.
Sampai siang hari saat aku sedang menidurkan adikku , aku ikut terlelap. Tapi ada yg memelukku dari belakang, aku masih pura pura tidur. Seseorang itu melenguh, 'Mmmmhhh.' sepertinya lelah sekali. Aku penasaran ku gerakkan sedikit badanku, dia malah memeluk makin erat. Bisa ku endus bau rokok bercampur minyak wangi khas laki laki, enak sekali membuat semakin ingin mengendus.
Tidak, aku tidak seharusnya begini. Dia siapa, kenapa bisa seenaknya masuk ke kamarku. Aku membalik badan, tapi karna ku tutup semua jendela aku tidak melihat jelas wajahnya.
'Kamu siaap, mmmhh'. Dia menciumku pelan, aku terkejut. Hanya bisa diam.
Lalu dia melepasnya, 'Tolong diam sebentar seperti ini saja'.
Ya Tuhan, aku kenal suara ini.
'Tapi oom.' iya dia oom ku, oom chanyeol suami dari tanteku.
Dia diam, terlalu nyaman mendusel di leherku.Setelah beberapa saat, dia pergi begitu saja tanpa mengatakan sepatah kata pun. Aku hanya diam, bingung. Kenapa bisa dia masuk begitu saja ke kamarku, sampai terdengar suara eoma ku.
'Si jio gak mau bangun ya chan?'
'Iya, susah sekali di bangunkan kak, jadi aku hanya memeluknya sambil menciumnya hahaha'
Apaan, siapa yg sebenarnya dia peluk dan cium. Dasar pembohong ulung.
'Aduh, mungkin jio kelelahan dari tadi bermain bersama jeni.'
'Tidak apa apa kak, namanya juga anak kecil.'
'Semoga kamu dan irene segera di beri momongan ya chan.'
'Semoga saja kak, terima kasih ya.'
Lalu dia pergi, pulang kembali ke rumahnya.Setelah kejadian itu, hampir setiap hari aku diantar jemput sama oom ku, alasannya biar aku gak keluyuran. Dan hampir setiap hari juga dia melakukan hal yg sama, masuk ke kamarku dengan alasan ingin menemui jio adikku padahal dia selalu memeluk dan menciumku. Tapi bodohnya aku hanya bisa diam, pura pura tidur lalu bingung sendiri. Dan seperti biasa setelahnya dia pergi begitu saja tanpa ada penjelasan.
YOU ARE READING
Sebuah Rahasia
RandomDia bilang hanya sekali lalu dia berhenti, tapi apa dia malah semakin menjadi. Lalu aku harus apa?