Baru

243 27 4
                                    

Segalanya begitu terang,tajam,jelas.

Televisi dibawah suaranya dimatikan,dan aku mendengar Seseorang Dengan detak Jantung Kecil didekat Rose?.Aku juga mendengar samar-samar suara irama berdetak,dengan suara berteriak-teriak marah mengikuti entakan.Musik Rap?aku terperengah sesaat,kemudian suara itu berangsur-angsur menghilang,seperti Mobil lewat dengan kaca jendela dibuka.

Dengan kaget aku menyadari mungkin memang benar demikian.mungkinkah aku bisa mendengar hingga jauh kejalan tol sana?

Aku tak sadar seseorang memegang tanganku,meremasnya dengan lembut.seperti yang kulakukan sebelumnya untuk menyembunyikan rasa sakit.ini bukan sentuhan yang kuharapkan.kulitnya mulus sempurna,tapi suhu badannya keliru.tidak dingin.

Setelah detik pertama aku membeku.Tubuhku merespon sentuhan Tidak Familier itu dengan cara yang semakin membuatku shock.Oh,tentu saja aku lupa.Taehyung tidak terasa dingin lagi bagiku karena suhu tubuh kami sama sekarang.

Aku bertahan dalam posisi itu beberapa saat lagi,menyesuaikan diri dengan pemandangan didepanku.Taehyung mencondongkan badan keseberang meja operasi yang selama ini menjadi Tempat Aku berbaring.Tangan terulur kearahku,ekspresinya Cemas.

Wajah Taehyung adalah yang terpenting,tapi aku melayangkan pandangan kehal-hal lain,hanya untuk berjaga-jaga.ada insting pertahanan diri yang terpicu,dan aku otomatis mencari pertanda adanya bahaya.

Keluarga Vampirku menunggu hati-hati didinding Yang bersebrangan denganku.dekat pintu ada Jimin dan Jungkook berdiri didepan.seakan-akan memang ada bahaya.Hidungku Terus Mengendus,mencari ancaman.aku tidak mencium bau apa-apa Yang tidak pada tempatnya.Bau samar sesuatu Yang lezat tapi ternoda bau kimiawi yang tajam menggelitik kerongkonganku lagi.membuatnya panas membakar.

Lisa mengintip dari balik siku Jungkook dengan seringai lebar tersungging diwajanya.Cahaya berkilauan memantul dari giginya.seringaian itu meyakinkan aku,kemudian akupun mengerti.Jungkook dan jimin berdiri didepan untuk melindungi yang lain,seperti sudah kuduga.yang Tidak secara langsung bisa kutangkap adalah bahwa akulah Bahaya itu.

Semua ini tidak penting.sebagian besar panca indra dan pikiranku masih tertuju pada wajah Taehyung. Aku belum pernah melihatnya sebelum detik ini.sudah berapa kali aku memandang Wajah suamiku dan mengagumi ketampanannya.sudah berapa jam,hari,minggu dihidupku kuhabiskan untuk memimpikan apa yang dulu kuanggap sebagai kesempurnaan?kusangkan aku telah mengenal wajahnya lebih baik daripada wajahku sendiri.kusangka ini hal fisik yang paling pasti dalan seluruh duniaku,kesempurnaan wajah Taehyung ku.

Pastilah dulu aku buta.

Untuk pertama kali,dengan telah terlepasnya bayang-bayang buram dan keterbatasan mata manusiaku,aku melihat Wajah Taehyung. Aku terkesiap dan berjuang dengan susah payah untuk menemukan kata-kata yang tepat.aku membutuhkan kata-kata yang lebih baik.

Pada titik ini bagian lain perhatianku sudah memastikan tidak ada bahaya lain selain diriku sendiri,dan otomatis aku menegakan tubuhku yang meringkuk,nyaris satu detik telah berlalu sejak aku terbaring tadi.sesaat perhatianku teralih pada cara tubuhku bergerak.begitu memutuskan berdiri tegak,aku sudah berdiri tegak.tak ada jeda waktu saat tindakan itu terjadi,perubahannya begitu instan,nyaris seolah-olah tak ada gerakan sama sekali.

Aku terus memandangi wajah Taehyung,tak bergerak lagi.

Ia bergerak pelan mengitari meja,setiap langkah membutuhkan waktu nyaris setengah detik,setiap langkah mengalun luwes bagi air sungai meliuk-liuk diatas bebatuan halus,tangannya masih terulur.kupandangi gerakannya yang anggun itu,menyerapnya dengan mata baruku.

"Jennie?" Tanya Taehyung dengan nada rendah dan menenangkan,tapi ada secercah kekhawatiran saat ia menyebut namaku.

Aku tidak bisa langsung menjawab,terhanyut dalam alunan suaranya yang lembut.simfoni paling sempurna,simfoni lengkap hanya dalam satu instrumen.

Twilight (Taennie version) : Breaking dawnTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang