22

1.6K 131 16
                                    

-

-

-

^-^ Happy Reding ^-^

-

-

-


Taeyong pulang larut malam seperti biasanya. Keadaan mansionnya sudah gelap. Sepi. Seluruh penghuninya sudah tidur. Namun, kali ini Taeyong bukan pulang setelah lembur. Ia pulang dalam keadaan setengah mabuk.

Taeyong merajut langkahnya menuju lantai dua. Lebih tepatnya menuju kamarnya dan Jennie.

Saat membuka pintu kamar, hal pertama yang menyapanya adalah kegelapan. Taeyong semakin masuk ke kamar itu dan menutup pintunya pelan. Ia mendekati ranjang. Jennie sudah terlelap di atasnya. Ia berjongkok di dekat ranjang sambil memperhatikan wajah Jennie.

Tanpa sadar, Taeyong mengulurkan tangannya dan menelusuri pipi mulus Jennie perlahan menggunakan punggung jari panjangnya. Nafasnya berhembus pelan.

"Kenapa banyak sekali pria yang ingin melindungimu sementara aku ingin sekali menghancurkanmu?" Taeyong berbisik pelan. Tawa miris ia loloskan dari bibirnya.

"Bahkan aku sendiri saja ragu dengan tujuan awalku untuk menghancurkanmu." Taeyong mendengus. "Sebenarnya apa yang telah kauperbuat padaku, hm?"

Taeyong bangkit dari posisinya kemudian pergi kearah balkon. Tanpa ia tahu, sejak tadi Jennie mendengarkan semua perkataannya. Wanita itu rupanya belum terlelap.

Sepeninggal Taeyong, Jennie membuka matanya. Kemudian, wanita bersurai cokelat itu duduk di pinggir ranjang. Ia menatap punggung peria itu dengan sendu.

Jennie berjalan mendekati Taeyong yang hanya diam menikmati semilir angin malam yang menerpa wajah tampannya. Jennie melingkarkan kedua tangannya dipinggang Taeyong. Ia berusaha memberikan ketenangan kepada pria itu.

“pergilah...aku tidak ingin menyakitimu lagi...pergilah dari hidup ku....” Jennie meneteskan air matanya saat mendengar ucapan Taeyong yang penuh dengan lirihan kesedihan.

Taeyong menyadari jika perasaannya tidak bisa terus seperti ini, Taeyong harus menjauhi Jennie jika ia ingin lepas dari bayangan ibu dan masalalumya.

“aku tidak akan pergi...hingga luka mu menghilang....” Taeyong tertawa miris mendengar ucapan wanita itu, menghilangkan lukanya. Apakah dengan menghidupkan ibunya lagi, Taeyong tau itu tidak mungkin.

“jangan pedulikan aku...jangan pedulikan aku seperti halnya tujuh tahun yang lalu saat ibumu tidak mempedulikan ibuku....” Jennie mematung dengan penuh penyesalan, wanita itu menyesal karena pernah menyuruh ibunya untuk menikah dengan Lee Jaejoong yang tak lain ayah dari Lee Taeyong.

Dan kini Taeyong hanya menjauhkan tubuhnya dan berjalan gontai melewatinya begitu saja.
Jennie mengepalkan tangannya mencoba untuk tetap kuat dan tidak akan memperdulikan ucapan Taeyong. Jennie harus menghilangkan luka itu meskipun Taeyong menolak kehadirannya.

“maafkan aku....maaf atas ketidaktauan ku saat itu, aku benar-benar menyesal atas kejadian 7 tahun yang lalu...aku...aku ingin berada disisi mu, menghilangkan luka mu apapun caranya...aku...” Taeyong menarik tangan Jennie untuk masuk kedalam kamar meteka bahkan sebelum wanita itu menyelesaikan ucapannya.

Taeyong segera meraih tengkuk Jennie dan mendaratkan bibirnya tepat pada bibir wanita itu yang hanya diam menerima setiap lumatan Taeyong yang sedikit kasar dan bergairah.

The Fool [Jenyong]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang