Nastya

7 2 0
                                    

Cinta?
Apa itu cinta?
Ah, aku sendiri kurang memahami apa arti cinta.
 
Kata orang cinta itu indah, kata pujangga hidup tanpa cinta bagai taman tak berbunga, kata temen cinta itu bisa buat kamu bahagia, kata orang galau cinta itu cerita indah namun tiada arti.

Kata kamu cinta itu apa?

Aku Nastya. Kuliah di fakultas komunikasi  yang masih belum mengenali arti cinta sesungguhnya.
Cinta menurutku hanya ada 3 macam, yang pertama cinta pada allah,rosul dan kitab.
Kedua, cinta pada orang tua dan keluarga
Ketiga, cinta pada makhluk hidup.

Aku memang sudah cukup dewasa untuk mengenal arti cinta, namun rasanya sulit untuk mengetahuinya.
Memang, aku orang yang cukup tertutup pada siapapun, termasuk lelaki. Aku harus bisa menjaga jarak dengan lelaki yang bukan mukhrim.

"Tya, liat deh cowok yang duduk di pojok itu" ucap Keya menepuk lenganku pelan, pandanganku yang tadinya terfokus pada layar laptop kini berpaling ke arah bangku pojok kantin mengikuti unjukan tangan Keya.

"Kenapa?" Tanyaku dengan mata yang kembali terfokus pada layar laptop, aku melihatnya. namun, sekilas saja karena aku lebih tertarik pada tumpukan tugas di layar laptopku daripada lelaki itu.

Keya yang melihatku ia langsung membuang napas kasar dan memutar bola matanya malas.
"Oh ayolah Tya... kamu kapan bisa tertarik dengan lelaki, kalau kamu acuh gitu"

Pandanganku kini beralih pada Keya, sahabatku. "Gini yah Key, aku itu lebih tertarik pada tumpukan tugasku dari pada lelaki, karna jika tugas yang aku acuhkan pasti bakal beranak" jelas ku kembali terfokus.

"Kalo kamu acuhkan dia, dia juga bisa beranak loh"

"Kumohon Keyana. jangan mengganggu, okey?"

"Oke oke Nastya... permintaan diterima" ucap Keya menyandarkan tubuhnya pada kursi.

Keyana. Dia teman baikku, kami saling mengenal saat pertama masuk ke fakultas ini dan dia juga teman sekamarku di asrama. Ia adalah pawang bucin dan hampir semua laki-laki keren dan famous ia kenali.

Bahkan aku masih belum terfikirkam kenapa aku dan Keya bisa seakrab ini. Hanya Keya rasanya yang mampu bertahan untuk berteman denganku.
Walaupun setiap harinya aku selalu di ganggu dengan tumpukan foto atau biodata lakilaki yang tak jelas darimana asal usulnya.

"biar kamu bisa ngerasain gimana rasanya jatuh cinta" katanya.
Tapi setelah aku tanya bagaimana rasanya ia hanya menjawab "bahagia" saja.  Dan ku tanya kembali sebesar apa rasa bahagia mencintai itu ia hanya membuat kingkaran besar di udara sambil berkata "sebesar ini"

Ah,  aku tak mengerti.. 

Mencintai membuat bahagia tapi kenapa setelah mencintai ada perpisahan?

Keya bilang cinta itu abadi seperti Romeo dan Juliet.

Tapi Romeo dan Juliet meninggal juga tak abadi.

"kamu itu skeptis, makanya gak bisa jatuh cinta" ceplos Keya. 
Aku melotot kearahnya sambil berkata "enak aja"
Ia malah tertawa terbahak sambil menepak bahuku.  Kebiasaan. 

-----

Siang ini aku dan Keya masih di kelas menunggu matkul yang sebentar lagi akan di mulai.  Ya.. Sekitaran 30 menit lagi. Cocok untuk ku di pakai untuk membaca buku. Bagiku, waktu itu adalah pilihan. Antara kemanfaatan atau kesia-siaan. Hidup ini harus menjadi orang yang bermanfaat bukan?
Terkadang aku terasa gatal melihat orang yang terlalu santai dengan hidup mereka tanpa memikirkan kedepannya bagaimana. Seperti sahabatku yang satu ini, Keya. Ia malah cungar cengir sambil memandangi ponselnya tanpa kedip.

"kamu udah mulai gila?" tanyaku dengan leher memanjang mengintip ponsel Keya. 

"enak aja!" ia tak terima. 

"kenapa senyum senyum? Bukannya belajar ya kamu"

"ah, aku gak mau kayak kamu. Kebanyakan belajar jadi kayak batu hidup yang gak tau cinta"

"enak aja!" kini giliran aku yang tak terima. 

"nih nih liat deh Tya, ganteng kan?" ia menunjukan sebuah foto. Ah,  aku lupa. Ia selalu bucin pada sembarang orang. Hatinya terlalu lunak untuk di singgahi para manusia yang penat.

"ini siapa lagi?" aku bertanya dengan menjelajah profile lelaki ini. 

"namanya Zidan, dia kuliah di dubai loh..  Liat deh foto fotonya" Keya menjelaskan dengan semangat. 
"dia ramah banget,  sampai sampai dia tadi bilang kalau aku ini orangnya asik kalau di ajak chat gitu"

Aku mengangguk.. Kisah lama.
Sudah ku bilang ia terlalu lemah untuk di dobrak, kena angin saja ia terbuka pintu hatinya.

"aku kayaknya suka deh sama dia" ucapnya lagi

"jangan langsung baper gitu, nanti kamu nangis nangis lagi ke aku bilang semua cowo itu sama" aku memperingatkan namun ia hanya memeletkan lidahnya lalu cungar cengir.

Aku sudah bisa nemebak apa yang ia sedang fikirkan. Ia terlalu mudah untuk di baca. Dasar Keyana!

Seperti itukah cinta?
Ia datang seperti wabah
Menyerang bagi siapapun yang lengah
Menggerogoti jiwa sadarnya
Setelah musim berganti
Ia pergi.. 

"
-

"

KATA, CINTA DAN LUKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang