Hari ini cukup melelahkan bagi seorang Nastya, seharian aku bergelut dengan tugas dan menyimak materi dosen. Aku bahkan tidak memberi kesempatan dirinya untuk bersantai kecuali makan siang dengan fokus.
"gila ilmu" aku di beri julukan itu oleh sahabatnya sendiri. Siapa lagi kalau bukan Keyana si gadis sibuk dengan dunia perbucinan."Nastya, saatnya makan malam" ibu memanggilku dan menyuruhku untuk makan malam. Aku mengangguk lalu mengikuti ibu turun tangga menuju ruang makan.
Diruang makan sudah ada ayah dan hidangan di atas meja dengan aroma wangi namun tidak terlalu ku sukai. Sayur. Sejujurnya aku tak menyukai sayur mayur walaupun itu menyehatkan. Tapi itu menjadi konsumsiku setiap hari bahkan sehari pun tak pernah ku lewatkan untuk memakannya.
Aku duduk dan mulai makan, tentu aku membaca doa terlebih dahulu.
Hanya ada suara dentingan sendok. Sepi, semua fokus makan.
"bagaimana kuliahmu?" tanya ayah di sela makannyaAku menenggak menatap ayah. "aku mengerjakan tugas dan menjawab semua materi dengan baik Yah" jawabku
"apa ada kesulitan? Kalau kamu ada kesulitan bilang ya, nanti akan ayah kirimkan kamu guru privat terbaik di dunia" ucap ayah. Dan aku mengangguk.
"kantung mata kamu mulai menghitam. Kamu kurang tidur sayang? Kamu jangan lupa perawatan ya? Nanti ibu pakaikan masker untuk kantung matamu" lagi lagi aku mengangguk.
Seperti ini suasana keluargaku, mereka terlalu gila kesempurnaan. Pintar, cantik, baik, ramah. Harus ada pada diriku. Anak mereka. Anak semata wayang mereka.
Aku tak pernah bisa membantah. Aku bisa melakukan semuanya dengan baik."kalau sudah selesai kamu cuci piringmu ya, ibu dan ayah ada urusan di kantor. Kamu kami tinggal dulu" ibu berucap
"semalam ini?" tanyaku
"iya, ada urusan mendesak yang harus kita selesaikan malam ini" jawab ayah.
Aku mengangguk."baca bukulah, besok pagi ibu tanya"
Aku mengangguk.Aku melanjutkan makan dan setelahnya mencuci piring.
Masuk ke kamar membuka lemari buku ku, mencari buku apa yang akan ku baca malam ini.
Akhirnya aku memutuskan membaca buku paradoks.
"oke malam, mari kita membaca"
------
Hai dunia,
Aku ingin berdamai denganmu
Jadikanlah ini hari keberuntunganku
Untuk tugasku
Langkahku
Semua urusanku yang biasa ku lakukan untuk kesenangan (ku)Hari ini aku berniat untuk berangkat ke campus pagi sekali, aku harus ke perpustakaan untuk meminjam beberapa buku yang akan ku jadikan konsumsi. Jilbab merah jambu, gamis polos hitam di balut outher merah jambu dan kacamata bertengger di mataku. Tas besar berisi buku buku tebal dan kamus sudah menjadi barang bawaan wajib ku bawa karena sesekali ibu dan ayah akan mengecheck isian tas ku.
"ke rumah Keyana dulu aja deh, ajak bareng" putus ku akhirnya melajukan motor matic ku.
Setelah sampai,
Teett...
Aku memencet bell rumah Keyana. Keluarganya orang berada, walaupun sudah beberapa kali aku datang kerumahnya tapi tetap saja aku selalu Wah jika kerumahnya yang seperti istana ini. Tentu dalamnya pun hangat dengan canda tawa keluarga. Zidni, Keyana dan kedua orang tuanya.
"siapa ya?" tanya seorang laki laki yang muncul di balik gerbang.
Aku terdiam sesaat, aku bahkan tak mengenalinya ia siapa.
"maaf, pak, Keyana nya ada tidak?" tanya ku hati hati. Atau mungkin dia adalah satpam Keyana yang baru. Karena ku dengar satpam Keyana dua minggu yang lalu mengundurkan diri karena harus pulanh kampung mengurusi anak anaknya yang di tinggal ibunya bekerja di luar negri.