01.Pelaku?

127 11 28
                                    

Di depan laptop yang sedang menyala itu, terdapat dua orang remaja yang berbeda gendre tengah menonton film korea.Wanita tersebut sangat antusias sekali saat lelaki difilm tersebut memeluk seorang wanita.

"Aghh gilaaaaa!" Gadis itu berteriak cukup keras sampai lelaki disampingnya menutup kedua telinganya.

"Yaelah cuman dipeluk juga." Lelaki itu cukup kesal pasalnya gadis disampingnya ini selalu berteriak saat wanita dan pria difilm tersebut berpelukan atau semacamnya.

"Gilla gilla dipeluk doong dipeluk Ga dipeluuk." Gadis tersebut berteriak kembali.

"Lo enggak bosen apa nonton ginian?sampe maksa gue lagi buat nonton."

Saat dirumah,lelaki tersebut sedang santai memainkan game online yang ada diponselnya namun gadis ini datang kerumahnya dan meminta untuk dihidupkan wifi serta memaksanya untuk menonton film dari negara gingseng tersebut.

"Nggak doong,malah makin baper adek bang." Benar-benar sangat seru menonton drakor,apalagi jika membayangkan dirinya yang berada difilm tersebut.

"Refa, mending kita keluar terus kemana gitu." Dirinya tidak mau harus ke tht karena mendengar teriakan-teriakan dari gadis disebelahnya.

Mendengar Angga mengajaknya keluar, Refa langsung menutup laptopnya dan langsung beranjak berdiri dari sofa tersebut.

"Bener banget, kita harus makan gua udah laper pake banget.Gua nggak mau mati kelaperan." Refa benar-benar tidak ingin matinya harus sekonyol itu.

"Alay lo, lagian gue juga nggak mau ngajak lo makan kok cuman keliling-liling sini aja." Mungkin sedikit berkeliling disaat sore seperti ini akan menyenangkan.

Jika harus berkeliling perumahan yang cukup luas ini akan membuat Refa tambah kelaparan lalu dia akan mati ditengah perjalanan.Ah tidak-tidak, itu tidak boleh terjadi ia harus mencari cara agar Angga mau mengajaknya makan.

"Angga, lo makin hari makin ganteng aja deh." Goda Refa berharap Angga mau menurutinya.

"Iya dong." Angga menyugar rambutnya.Ia memang sudah tampan sejak lahir katanya.

Refa senang, mungkin dengan memuji Angga lelaki tersebut akan menurutinya.

"Makan yook." Rengek Refa

"Tuh dimeja makan ada makanan Fa." Ujar Angga seraya menunjuk meja makan dengan dagunya.

"Masa gua makan cuman pake nasi doang." Refa menghentak-hentakkan kakinya dilantai padahal perutnya sudah sangat lapar.

"Mamah gua kan lagi diluar kota terus Bi Inum juga lagi pulang buat jenguk anaknya dikampung." Ujar Angga memperjelas.

Sudah biasa bagi Angga ditinggal oleh mamahnya, mamahnya lah sekarang yang harus mencari nafkah karena papah Angga meninggal sejak 1 tahun yang lalu saat dia berada dikelas 10.Awalnya ia yang ingin melanjutkan untuk mencari nafkah namun mamahnya tidak mengizinkan karena Angga masih sekolah.

"Lo mau tau nggak sih kalo makan itu bisa bikin kenyang?"

"Anak Bu Wati yang baru lahir juga tau kali Fa."

Refa mulai berfikir apakah benar jika anak Bu Wati yang baru lahir tersebut tau atau anak Bu Wati itu keturunan cenayang.

"Kok bisa?" Refa benar-benar sangat bingung anak sekecil itu dapat mengetahuinya.

Angga jengah dengan semua ini lalu dia mengambil kunci motor diatas meja dan beranjak berdiri dari sofa tersebut.

"Mau kemana?"

"Katanya mau makan."

Kini mata Refa berbinar-binar mendengar hal itu surga dunianya telah menunggu disana.

***

Setelah menempuh perjalanan 15 menit, kedua remaja tersebut sudah berada disuatu warung bakso.Mereka berdua sedang menunggu 3 bakso datang, 2 untuk Refa dan 1 untuk Angga.

"Nggak usah liatin gue terus kali Ga." Refa hanya memainkan ponselnya sejak makanan itu dipesan namun ia dapat melihat bahwa Angga memperhatikannya.

Angga mendekatkan bibirnya ketelinga Refa."Lo makin cantik, gue makin suka." Bisiknya.

"Yeeh bisa aja lo kutu shampo." Ujar Refa asal.

Sudah biasa Angga melakukan hal tersebut, mereka sudah sangat dekat sejak umur 5 tahun dan sekarang mereka sudah berumur 16 tahun.

"Kutu shampo?kutu kepala kali." Tidak mungkin ada kutu dishampo bukan.

"Eh,gue gak kutuan kali enak aja lo." Refa membela dirinya.

"Kalo kutunya dishampo terus lo pake, ya pasti bakal ke kepala lo lah." Ujar Angga membenarkan.

Refa sedikit berfikir,benar juga apa yang dikatakan Angga bila saja dishamponya ada kutu maka akan ke kepala tentunya.

"Yaudah deh, kutu air aja kan ada di air bukan dishampo."

"Terus kalo airnya lu minum sama buat mandi gimana."

Agh, sepertinya dia harus berfikir lebih keras soal kutu ini.

"Kutu badak aja deh." Mungkin badak punya kutu pikirnya.

"Emang lu pernah liat?" Sepertinya dirinya sangat gabut sampai-sampai membahas soal kutu.

"Iya juga yaa, kutu apa ya?" Refa mulai berfikir kembali sambil menunjuk-nunjuk dagunya.

"Kutuliskan kenangan tentang-." Nyanyi penjual bakso tersebut dengan membawa 3 mangkok bakso dengan nampan.

Akhirnya yang ditunggu-tunggu oleh Refa datang juga.

"Bisa aja Bang Toyib nih." Ujar Refa bercanda.

"Hehe, yaudah saya ngelayanin yang lain dulu yaa." Setelah mengucapkan itu penjual bakso pun meninggalkan kedua remaja tersebut.

Refa langsung menyantap bakso tersebut dengan sangat cepat seperti seseorang yang tidak pernah makan.

"Pelan-pelan Fa." Ujar Angga memperingati.

"Hehe, owh iya om lo udah nemuin siapa pelakunya?"

***

Gimana-gimana?
Maaf kalo gajelas guys
Tapi,kalo kalian suka jangan lupa vomentnya-!

See you:)

Please ComebackTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang