Fara duduk di dekat jendela, menikmati udara segar malam yang terasa sejuk dan memandangi langit yang penuh dengan bintang.
Memang ini kebiasaannya sedari dulu, jika tidak melakukannya, maka Fara tidak akan bisa tidur.
Setelah beberapa menit menikmatinya, Fara berjalan kearah kasur, tak lupa menutup jendela terlebih dahulu.
Sesampainya di kasur, Fara langsung menghempaskan tubuhnya lalu membuka handphone, untuk melihat apakah ada pesan atau tidak.
Fara termenung setelahnya, ia memikirkan omongan orang lain yang membicarakan tentang dirinya, katanya dia gendut, jelek, dan masih banyak lagi. Itu semua memang benar adanya namun, kenapa mereka membicarakannya seolah mereka adalah mahluk yang paling sempurna, tidak punya kekurangan apapun.
Fara sudah berusaha tidak peduli namun, ia tetap tidak bisa, itu sangat sulit sekali.
Tidak ingin terlalu banyak mengingat hal yang menyakitkan untuknya, akhirnya Fara memutuskan untuk tidur.
Berharap esok akan menjadi hari yang lebih baik.
*****
Di pagi harinya terdengar suara alarm berbunyi nyaring dikamar Fara.
Fara sebenarnya sudah bangun dari setengah jam yang lalu akan tetapi, ia terlalu malas untuk mematikan alarm dan membiarkannya terus berbunyi.
"Adek, kamu udah bangun belum?" Itu suara Mama nya. Setiap hari memang selalu begitu.
"Udah Ma" Teriaknya agar suaranya terdengar diantara suara alarm yang berisik.
Lama tidak ada jawaban, setelahnya terdengar suara pintu kamarnya yang dibuka. Ibunya nya yang datang.
"Lha terus itu kenapa alarmnya bunyi terus, nggak dimatiin?" Tanya Riati dengan garang.
"Males Ma"
"Dasar kebiasaan" Desis Rianti.
Suara alarm sudah tidak ada lagi, Rianti yang mematikan nya.
"Yaudah, Mama keluar dulu, nanti jangan lupa siap-siap dan turun buat sarapan, Oke?"
"Iya Ma"
Setelah ibunya keluar, Fara langsung bangun dari tempat tidur dan mengambil handuk untuk mandi.
Butuh waktu 20 menit untuk mandi bagi Fara. Ia keluar dari kamar mandi hanya dengan memakai handuk yang melilit di tubuhnya.
Mengambil seragam serta yang lainya lalu mengenakannya.
Fara duduk ditepi kasur dengan tangan yang memegang pouch kecil yang berisi make-up miliknya. Ia mengambil bedak dan juga lip balm yang ada di dalam pouch kecilnya.
Fara hanya mengaplikasikan bedak sedikit, dirinya tak berani memakai banyak-banyak. Jika seperti ini saja sudah ada banyak orang yang mengatainya apalagi jika dia memakai banyak, bisa ditertawai satu sekolah nantinya.
Sebelum turun kebawah, Fara berjalan kearah cermin besar yang terdapat di lemarinya.
Memperlihatkan dirinya yang memakai seragam putih abu-abu, rambut sebahu yang digerainya, dan juga ada penjepit rambut yang menjadi aksesorisnya.
Menghembuskan nafas pelan lalu setelahnya mengambil tas ransel yang bewarna peach miliknya.
Sesampainya dibawah, Fara langsung duduk dimeja makan, bergabung dengan anggota keluarganya yang lain.
Di sana ada ayah dan juga kakak laki-lakinya. Mereka biasanya akan mengobrol sambil menunggu makanan yang disiapkan oleh Rianti. Tetapi tidak untuk saat ini, ia sedang malas berbicara, jadinya Fara hanya memainkan handphonenya.
Rianti datang bersama dengan bi Inah, membawa nasi goreng buatan Rianti. Bi Inah meletakkan mangkuk besar yang berisi nasi goreng keatas meja makan, sementara Rianti mengambilkan makanan untuk suami serta anak-anaknya.
Saat Rianti akan mengambilkan nasi goreng untuknya, Fara menahannya.
"Aku bisa sendiri kok Ma" Katanya
Rianti yang mendengarnya langsung mengurungkan niatnya untuk menaruh nasi goreng kepiring Fara.
"Ok"
Mereka semua makan dengan tenang, tidak ada yang bersuara, hanya suara dentingan sendok yang kadang terdengar.
Setelah selesai makan Fara langsung bangkit dari kursinya, dan mengambil tasnya yang tadi ia ditaruh di sofa ruang tamu.
Terakhir Fara memakai sepatunya sebelum berpamitan kepada ibunya.
"Ma, aku berangkat sekolah dulu ya" pamitnya kepada Rianti.
"Iya dek, udah sana ke mobil nanti Papa kelamaan nungguin kamu kasian lho" Setelahnya Rianti memeluk Fara.
Hari ini memang rencananya Fara akan diantar ayahnya ke sekolah setelah beberapa bulan ini tidak mengantarkannya.
Fara masuk kedalam mobil, di sana sudah ada ayah dan kakaknya yang menunggu.
Saat menyadari ada kakaknya didalam mobil Fara langsung bertanya.
"Kok abang ada disini sih, bukannya biasanya berangkatnya pake motor?" Tanyanya kebingungan. Pasalnya setiap hari kakaknya itu akan berangkat dengan motor kesayangannya namun, mengapa sekarang abangnya ini berada disatu mobil dengannya?.
"Motornya rusak dek, kemaren ditaruh di bengkel, nggak tahu jadinya kapan" Bukan Erick yang menjawab melainkan ayahnya.
"Oh gitu"
Mobil terus melaju dengan kecepatan sedang. Butuh waktu 25 menit untuk sampai ke sekolah Fara.
Sesampainya di sekolah, Fara tidak langsung turun dari mobil.
"Dek, ini uang jajan kamu" Kata ayahnya sambil menyerahkan selembar uang limapuluh ribuan kepada Fara.
Fara menerimanya dengan sepenuh hati "Makasih Pa" Ucap Fara dengan senyuman lebarnya.
*****
Ini ceritanya sebelum Fara jadi kurus, ini dulu waktu Fara masih sekolah.
Jangan lupa vote & coment
Papai😘
KAMU SEDANG MEMBACA
Beautiful Girl
Teen FictionFara Angelina, gadis yang dulu dikenal mempunyai badan yang besar kini bertranformasi menjadi gadis yang sangat cantik dan memiliki tubuh ideal yang di dambakan oleh hampir semua perempuan. Semua orang kagum melihatnya, tak terkecuali Darren William...