[2] Rencana Diet

109 9 6
                                    

Saat Fara keluar dari mobil, sudah ada banyak orang yang langsung menatap kearahnya dengan tatapan sinis dan meremehkan.

Sepanjang perjalanan ke kelasnya, banyak sekali orang yang berbisik-bisik tentang dirinya.

Fara langsung menunduk saat itu juga dan menulikan pendengarannya agar tidak dapat mendengar cacian dari mereka semua.

Karena menunduk dan tak melihat jalan, sampai-sampai Fara tidak melihat jika ada orang yang sedang berlari dari arah berlawanan.

Bruk

Orang yang tidak dikenalnya itu menabrak tubuhnya dengan keras, tapi untungnya Fara tidak terjatuh, hanya saja pundaknya yang terasa sakit.

"Maaf, maaf kak" Kata Fara dengan sopan.

"Iya, nggak papa" Jawab orang yang tadi menabraknya.

Setelah itu Fara melanjutkan langkahnya lagi dengan tangan yang menepuk pelan pundaknya yang terasa sakit.

Fara duduk di bangkunya yang berada dipojok belakang dengan memakai earphone yang terpasang di kupingnya

Saat guru masuk, Fara langsung melepas earphone nya dan mendengarkan pelajaran yang disampaikan oleh gurunya.

Bel istirahat sudah berbunyi diseluruh penjuru sekolah, walaupun begitu Fara masih belum beranjak dari tempat duduknya, ia menunggu semua orang pergi dari kelas terlebih dahulu.

Setelah semuanya keluar dari kelas, Fara langsung keluar dari kelasnya dan berjalan ke perpustakaan.

Di sana sepi, hanya ada beberapa orang dan itupun mereka orang-orang yang sama seperti dirinya.

Fara membaca banyak buku di perpustakaan, dan sekarang perut Fara sudah meronta-ronta minta diisi.

Akhirnya Fara pergi ke kantin yang berada tak jauh dari perpustakaan. Fara hanya membeli sebungkus roti dan sekotak susu kotak, sebenarnya Fara berencana untuk diet agar mereka tidak membullynya lagi.

Fara membawa makanan yang dibelinya ke kelas, dan memakannya disana, ia malas jika harus bersama mereka sepanjang hari.

Setelah makanannya habis, Fara keluar kelas untuk membuang sampah, dan disaat itu juga dirinya melihat Darren,  orang yang disukainya semenjak dirinya masuk ke sekolah ini.

Fara sadar dirinya tidak pantas bersanding dengan Darren, maka dari itu dirinya hanya bisa memendam rasa ini sendirian, tidak berani mengungkapkan perasaannya.

Menarik napas panjang lalu ia kembali ke kelas karena kebetulan saat itu sudah ada guru yang  masuk ke kelas.

Jam sudah menunjukkan angka empat sore, waktunya untuk pulang. Waktu yang paling dinantikan oleh Fara.

Fara sudah dijemput oleh pak Asep, supir keluarganya.

Sepanjang perjalanan tidak ada yang berbicara, hanya hening yang menemani.

Namun itu tidak terjadi lama setelah Pak Asep bertanya.

"Gimana tadi sekolahnya, Non?" Tanyanya

"Baik-baik aja kok pak" Jawab Fara dengan senyum yang dipaksakan.

Fara memang menyembunyikan masalahnya dari keluarga, tujuannya agar mereka tidak merasa terbebani olehnya.

Fara tidak langsung pulang, ia meminta pak Asep untuk berhenti sebentar di minimarket.

Di minimarket Fara membeli banyak sekali camilan, dengan terpaksa rencana dietnya kali ini gagal.

Sesampainya dirumah, Rianti terkejut melihat anaknya membawa satu kantong kresek berukuran besar yang isinya hanya camilan saja.

Rianti mendecakkan lidahnya dengan sebal "Adek, adek katanya mau diet tapi kenapa sekarang malah beli jajan banyak banget itu" Rianti menggelangkan kepala heran sambil menunjuk kantong yang berisi banyak camilan itu.

"Nanti-nanti aja deh Ma dietnya" Ujarnya dengan cengiran.

Walaupun Fara menyembunyikan masalahnya tapi dirinya kadang bercerita ingin diet agar badannya bagus, tidak seperti sekarang.

"Yaudah deh terserah kamu aja gimana, sekarang kamu ganti baju gih, nanti seragamnya kotor"

"Oke Ma"

Beberapa saat setelah kata itu keluar dari mulutnya, Fara langsung melesat berjalan kearah kamarnya.

Sekarang Fara sudah mengenakan kaos berwarna biru miliknya, dan juga celana tiga per empat nya.

Karena belum lapar, Fara hanya dikamar saja menunggu sampai perutnya lapar dengan menonton film di laptopnya

Belum juga filmnya selesai, tiba-tiba terdengar suara Rianti yang mengajaknya untuk makan malam bersama.

Fara bangkit dari tempat tidurnya, lalu membereskan kasurnya yang berantakan. Setelahnya Fara turun kebawah untuk makan malam.

Fara duduk ditempat ia biasanya.

"Tadi gimana sekolahnya" Tanya Hendra,  ayahnya kepada kedua anaknya.

"Baik Pa" Jawab Erick.

"Terus tadi dapet nilai berapa?" Tanya ayahnya, lagi.

"Tadi aku dapet nilai 80 Pa" Jawab Erick.

Lalu pandangan Hendra kini mengarah ke Fara untuk mendapat jawaban.

Fara yang mengerti akhirnya menjawab.

"Disekolah baik juga Pa, dan tadi disekolah aku dapet nilai 73 Pa" Jawab Fara sambil menunduk karena takut jika ayahnya akan marah karena ia mendapat nilai yang lebih rendah dari biasanya.

Hendra yang mendengar itu hanya menghela nafas pelan.

"Makanya dek kalo dirumahnya itu belajar, bukannya nonton film" Erick ikut bersuara.

Fara mendelik mendengarnya, rasanya ia ingin menyumpal mulut kakaknya itu. Tapi untungnya Hendra tidak mendengar semua yang telah dikatakan Erick karena tengah sibuk dengan handphonenya.

Saat Rianti datang dengan membawa mangkuk berisi lauk, mereka mulai makan dengan tenang.

Makanan yang dipiring Fara sudah habis, ia meminta izin untuk keatas terlebih dahulu karena masih ada banyak PR yang siap untuk dikerjakan olehnya.

*****

Thank you for reading

Jangan lupa vote & coment

Papai😘

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 09, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Beautiful GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang