Love

2.4K 76 2
                                    

Tetes mata yang tertumpah tak akan pernah sia-sia bila kita melakukannya dengan sebuah keikhlasan dan rasa rendah diri sebagai makhluk yang memang hanya bisa berdiri dengan semua keridoan dan kasih sayang Allah pada makhluknya.

Kesabaran dan tak lupa doa serta ikhtiarlah yang akhirnya akan mampu menguatkan jiwa pada saat terpuruk bahkan titik terendah sekalipun untuk tetap kuat dan terus bertahan menjalani apa yang sedang menjadi ujiannya.

Dan buah kesabaran lah yang akhirnya akan menjadi hadiah terbaik dari Allah untuk kita dengan senang hati dan bahagia menikmatinya. Dengan senyuman yang tak akan pernah lepas merekah menghiasi mempercantik aura keindahan dan kesabaran akan apa yang sudah ditetapkan.

Tak akan ada yang sia-sia.

Bahkan Allah yang sudah menciptakan kita dengan segala anatomi tubuh kita yang lengkap sangat tahu sejauh mana hati kita menanggung semua kesedihan dan air mata. Karna kita adalah khalifah di muka bumi. Dan Allah tidak akan memberikan ujian yang melebihi kemampuan manusia.

Dan itu semua yang kurasakan kini....

Bagaimana aku berkali-kali jatuh dan berupaya terbangun lagi dari masalah pelik yang mendera ku bertubi-tubi.

Dari rasa kehilangan seorang Ayah, depresi, hingga merasa kesepian seorang diri, hubungan yang memburuk dengan Ibu dan kakak ku hanya karena membela seorang lelaki yang ku anggap mampu menggantikan sosok Ayah dan mendampingi hidupku dalam bahtera rumah tangga.

Seakan semua kebaikan ku dulu sebagai anak yang manis dan patuh hilang tertelan bumi karna perubahan sikap dan sifat ku yang menjadi temperamen dan berapi-api. Menjadi pribadi yang tak dapat dikenali lagi.

Tapi ujian itu semua sudah mulai satu persatu ku benahi dan kutata rapi. Hubungan ku dengan Ibu dan kakak ku pun sudah pulih kembali menjadi keluarga yang harmonis sarat rasa cinta, kepedulian dan toleransi tinggi. Terajut kembali walau sempat terkoyak dan saling menyakiti.

Dan hubungan ku dengan Mas Bayu juga sudah kuanggap berakhir saat aku meminta dia untuk ikhlas melepaskan ku. Nyatanya apa pun usahanya, sejauh apa pun langkah yang ditempuhnya. Bahkan rasa cinta yang dulu ku agungkan untuk dia sudah hilang tak berbekas saat aku mendapatkan petunjuk bahwa bukan dialah lelaki yang terpilih. Dan kini semuanya telah berakhir. Usai sudah...

Dengan tersenyum bangga san rasa syukur serta haru aku bisa katakan bahwa aku ternyata mampu melewati semua ujian ini. Berkat doa Ibu dan kakak ku. Berkat kasih sayang Allah pula yang tak pernah berhenti mengalir.

Walau aku lulus bukan sebagai hamba yang baik tapi paling tidak aku sudah berupaya merubahnya untuk kembali menjadi baik. Apa pun nilainya selagi itu hasil dari apa yang kita usahakan itu sudah cukup membuat ku puas dan memperkuat rasa kejujuran yang coba aku tanam. Sehingga membuat ku semakin bertakorub kepada Allah.

Dan nyatanya pertolongan Allah datang dengan begitu sangat cepat tanpa pernah terduga-duga. Datang bagai pelangi yang tergambar alam dengan indah saat telah tertumpah derasnya air hujan bersama dengan air mata.

" lelaki dengan gentle dan dewasa meminta restu ibu untuk mengkhitbah mu. Dan langsung ingin menjadikan mu istri lima bulan lagi. Bagaimana..... apakah Ayu siap......???"

" Ayu sholat istikharoh dulu ya bu, keputusannya setelah ada petunjuk Ayu harus bagaimana....???"

Aku seakan merasakan de javu saat malam ini aku kembali bersimpuh setelah satu minggu yang lalu aku pun melakukan hal yang sama. Malam di mana saat itu aku memohon petunjuk saat aku menyelesaikan masalah ku dengan Mas Bayu.

Dan malam ini aku kembali memohon berharap akan ada petunjuk atau perubahan kemantapan hati yang Allah tetapkan. Walau pun aku cukup dibuat bingung kenapa ada lelaki senekad itu padahal kami tidak saling mengenal.

LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang