"Cilla" suara seorang wanita menggelegar keseluruh penjuru rumah.
Gadis yang masih asik dengan mimpinya langsung bangun dan melempar selimutnya asal, ia berfikir apa lagi yang akan ia dapatkan setelah ini.
Brakk...
Suara pintu yang dibuka secara kasar. Munculah sesosok wanita dengan wajah yang sudah memerah padam menahan amarah. Lalu wanita itu berjalan mendekati gadis yang saat ini sedang gemetar ketakutan.
Plakkk
Sebuah tamparan melayang mengenai pipi mulus gadis malang itu, ia hanya bisa meringis menahan perih yang ia rasakan. Baginya ini tidak seberapa karena akan ada hal yang lebih menyakitkan dari sebuah tamparan.
"Dasar gadis bodoh!!" teriak wanita itu
Gadis itu mendongak "Kali ini apa lagi kesalahanku?" tanya gadis itu dengan wajah datarnya.
"Cihh, kau bertanya apa kesalahanmu?? Kau memang gadis bodoh yang tidak berguna" kata wanita itu dengan nada sinis
"Heh gembel, lo itu belum buat sarapan jelas itu kesalahan lo yang pertama, yang kedua lo belum nyiapin baju sekolah gue!" teriak seorang gadis dari ambang pintu.
"Aku sudah menyiapkan sarapan dan seragam sekolah Amel, apa kalian buta?" kata gadis itu kepada gadis yang berada diambang pintu yang diketahui bernama Amel.
Lalu gadis itu beranjak keluar kamar dan turun kelantai dasar menuju meja makan, disana sudah ada seorang pria paruh baya yang sedang membaca koran.
"Kalian lihat ini adalah sarapan yang sudah aku siapkan pagi-pagi buta untuk ratu dan tuan putri rumah ini, bukankah disini juga sudah duduk seorang raja?" kata gadis itu.
"Cilla, jaga omongan mu. Dia itu ibumu dan Amel adalah kakakmu" kata pria itu.
"Oh maafkan aku ayah, ibuku hanya ada satu dan beliau sudah meninggal satu tahun yang lalu. Wanita yang berada dihadapan ku ini hanyalah seorang wanita asing masih untung aku mau menyebutnya dengan sebutan "tante". Oh ya dan satu lagi aku anak tunggal dan tidak memiliki kakak" kata gadis yang di ketahui bernama Cilla itu kepada pria dihadapannya (Ayahnya).
Cilla lalu berjalan menaiki tangga dan menuju ke kamar Amel, dibukanya pintu kamar Amel dan berdiri didepan meja belajar berwarna pink itu. Sedangkan ketiga orang tadi hanya mengikutinya dalam diam.
"Lihat Amel bukankah ini seragam sekolahmu? Amel tolonglah kau jangan manja, kau telah membuang waktuku" kata Cilla sinis dan pergi meninggalkan kamar Amel.
Huhh... Terdengar helaan nafas berat selalu seperti ini setiap pagi Cilla harus bangun subuh menyiapkan sarapan dan pakaian Amel dan kembali kekamarnya untuk bergegas kesekolah.
Namun pagi tadi Cilla merasa lelah dan memutuskan untuk beristirahat sebentar tapi ia malah ketiduran, lalu bangun dan mendapat sarapan sebuah tamparan. Santi Anggreni adalah wanita yang sekarang menjabat sebagai ibu tiri Cilla, eh ralat ibu tiri yang tidak pernah diakui oleh Cilla. Amelia Nestiana adalah gadis yang menjabat sebagai kakak tiri yang tidak dianggap oleh Cilla. Bagas Putra Pratama adalah seorang pria yang menjabat sebagai ayah kandung Cilla.
Cilla bergegas menggunakan pakaian sekolahnya, Cilla sudah mandi pagi tadi sebelum akhirnya ia ketiduran. Sekarang sudah jam 07.30 itu artinya masih ada 30 menit lagi sebelum ia terlambat sekolah.
Setelah siap Cilla langsung mengambil tas ranselnya dan keluar dari kamar tidak lupa ia mengunci pintu kamarnya. Lalu turun kelantai bawah untuk berpamitan kepada pria yang berstatus sebagai ayahnya.
"Yah, Cilla berangkat dulu" kata Cilla menyalimi ayahnya.
"Hm" saut ayah Cilla lalu melanjutkan sarapannya tanpa ada niat untuk mengajak anaknya sarapan bersama.
KAMU SEDANG MEMBACA
Memory Of Jingga
Teen FictionTerkadang apa yang kita harapkan tidak seperti apa yang kita dapatkan, rasa sakit dan hinaan ini akan selalu aku ingat. Aku pastikan aku akan membalasnya namun aku tidak akan membalas dengan kekerasan seperti apa yang kalian lakukan dulu kepadaku, a...