Bab III

63 2 0
                                    

Keputusan Damara atas tawaran Divya

Damar sedang melaksanankan tugasnya sebagai tim pemasaran ketika ponselnya berdering, nomer ponsel yang tak dikenalnya dan ia mengangkatnya "Hallo selamat siang" sapa Damar, namun yang menelponnya itu tak membalas salamnya ia hanya menyebutkan namanya " Saya Divya, Divya Handono" ucap Divya, Damar tergugup mengetahui yang menghubunginya adalah Boss besarnya "Iya, Bu Divya ada yang bisa saya bantu?" tanya Damar " Keruangan saya sekarang" perintah Divya dan Damar dengan cepat menjawab "Baik Bu", Damar dengan segera menghadap keruangan Bossnya ia mememui Sekertaris Divya dan meminta izin dan sekertarisnya mempersilahkannya, Damar mengetuk pintu dan terdengar jawaban dari dalam ruangan "Masuk" ucap Divya dengan tegas, Damar memasuki ruangan kerja Bossnya dan Boss wanitanya itu menyilahkan ia untuk duduk di sofa tamu, Divya menghampirinya dan duduk tepat di hadapan Damar, "Saya akan langsung pada maksud dan tujuan saya memanggil kamu, Damara Luis." ucap Divya dan Damara hanya mengangguk "Saya meminta seseorang untuk menyelidiki latar belakangmu" ucap Divya dan Damara kaget mendengar perkataan Boss nya itu dalam hatinya berkata apa kesalahan yang telah ia perbuat hingga Bossnya menyelidiki kehidupnnya, ia merasa tidak terlibat korupsi ataupun kejahatan di perusahaan itu "Saya tahu kamu sedang mengalami kesulitan keuangan, putrimu sakit dan kau juga terlibat hutang di Bank" ucap Divya lagi dan Damara semakin kaget "Tapi saya tidak melakukan korupsi di perusahaan ini Bu" ucap Damar "Saya tidak bilang kamu korupsi" balas Divya "Lalu untuk apa ibu menyelediki latar belakang saya? " tanya Damar "Saya bisa menyelesaikan semua masalah keuanganmu, saya bisa membiayai pengobatan putrimu dan juga melunasi hutangmu di Bank" ucap Divya, Damar menjadi bingung dan sama sekali tak memahami maksud dari perkataan Bossnya " Tapi mengapa ibu ingin membantu saya ?" tanya Damar " Bantuan saya tidak gratis Damara, ada syaratnya ." ucap Divya "Syarat? "tanya Damar "Ya saya akan mengatasi semua masalah kamu, tapi sebagai balasannya kamu harus menikah dengan saya ." ucap Divya dan itu semakin membuat Damar terkejut bukan kepalang " Menikahi Ibu Divya ?" tanya Damar dengan nada yang tak percaya " Pernikahan Kontrak tepatnya, tidak lama hanya setahun, atau bisa juga lebih cepat" ucap Divya lagi "Pernikahan Kontrak bu? " tanya Damar lagi dan Divya menganggukan kepalanya "Tapi pernikahan itu bukanlah sebuah permainan bu, Pernikahan itu sakral, Maaf saya tidak bisa melakukan itu"ucap Damar " Tidak masalah jika kamu menolak, saya bisa mencari orang lain"balas Divya dengan nada kesal "kamu boleh pergi sekarang, dan apa yang kita bicarakan tadi tidak boleh menyebar keluar, jika itu terjadi itu tidak akan baik untukmu Damara "ucap Divya dengan nada ancaman, Damara melangkah keluar dengan perasaan yang masih terheran-heran, ia sama sekali belum paham apa sebenarnya maksud dari Boss nya itu, apakah Bossnya ingin membelinya? Apakah Bossnya menganggapnya seperti seorang Gigol*, sedangkan Divya didalam ruangannya merasa sangat kesal, beraninya seorang seperti Damara menolak tawarannya, jelas-jelas bahwa pria itu sedang dalam kesulitan tapi dia sok jual mahal.

Di sore hari kembali Damara berganti seragam dari seorang pekerja kantoran menjadi pengemudi ojek online, baru saja dia mendapatkan penumpang ponselnya berdering, dan itu dari Ratri, jika itu dari Ratri berarti ada kaitannya dengan Alice, ia menepikan motornya dan meminta maaf pada penumpangnya lalu ia menjawab ponselnya " Hallo Ratri " sapa Damar, "Hallo mas Damar, Alice mas "ucap Ratri " Alice kenapa Rat ?" tanya Damar " Alice Kambuh mas, aku membawanya ke rumah sakit, mas segera kemari ya ?" ucap Ratri " Oke Ratri aku akan segera kesana" ucap Damar lalu menutup ponselnya, Damar meminta maaf pada pelanggannya dikarenakan tak bisa mengantarkannya sampai ditujuan, untunglah pemumpangnya cukup pengertian dan memaklumi alasan Damar, Damar segera meluncur menuju rumah sakit, namun kesialan sedang dekat dengan Damar, disuasana jalan yang padat dan macet karena jam pulang kantor, tak sengaja ia menyerempet sebuah mobil, Damara semakin panik ia harus buru-buru ke rumah sakit namun pemilik mobil itu menahannya meminta pertanggung jawabannya, Damara mencoba menjelaskan situasi yang ia hadapi, namun pemilik mobil tak juga mau mengerti hingga memanggil polisi lalu lintas, dan akhirnya Damar harus mengganti rugi dengan memberikan sejumlah uang kepada pemilik mobil itu untuk biaya perbaikan, Damara melanjutkan perjalanannya menuju rumah sakit dengan pikiran yang semakin bingung, ia tak lagi memiliki uang untuk biaya perawatan putrinya, tabungan terakhirnya ia gunakan untuk mengganti rugi kepada pemilik mobil yang ia serempet itu.

Ketika sampai dirumah sakit, Damara segera menemui dokter putrinya, dan dokter menjelaskan bahwa putrinya membutuhkan tindakan operasi, jika operasi tak segera dilaksanakan maka itu akan menjadi sulit bagi Alice untuk bertahan, kesedihan dan kepanikan melanda Damar, Ratri mencoba menghibur Damar dengan semampunya, Damara berpikir dari mana ia bisa memperoleh uang yang cukup banyak jumlahnya dalam waktu singkat, sedang rumahnya telah ia gadai pada Bank, dan jika ia menjual motornya mungkin itu hanya akan laku 6 juta saja, masih jauh dari kata cukup untuk operasi putrinya, ia memikirkan untuk meminta bantuan pada teman-temannya namun ia urungkan karena ia sadar teman-temannya pun berada dalam kondisi keuangan yang tak jauh beda darinya, dan akhirnya ia teringat akan tawaran Bossnya siang tadi, ia memikirkan sekali lagi tawaran itu, walaupun harga dirinya menolak, namun ia sadar harga dirinya tidak akan mampu menyelamatkan putrinya dan ia memutuskan untuk menghubungi Bossnya, Divya "Hallo selamat malam bu Divya." Sapa Damar dan Divya menjawab dengan dingin "Apa kau sudah berubah pikiran tentang tawaranku Damara?" tanya Divya to the point "Saya menerima tawaran ibu Divya, tapi apakah saya bisa segera mendapatkan uangnya?, saya membutuhkan uang itu secepatnya untuk operasi putri saya?" tanya Damar " Setelah kau menanda tangani perjanjiannya besok, putrimu akan segera dioperasi, saya akan mengurus semuanya"ucap Divya "Baiklah Bu Divya, saya akan segera menanda tangani perjanjian itu besoak"ucap Damara.

Divya sudah menyiapkan semua dokumen perjanjian yang akan ditanda tangani Damara, Divya juga telah memanggil pengacaranya, ada beberapa poin yang diminta Divya, Divya meminta pada Damar bahwa status pernikahan kontrak mereka adalah sebuah rahasia yang tidak boleh diungkap ke publik , dimata publik merek harus terlihat sebagai pasangan menikah yang normal seperti pada umumnya dan juga Damar tidak berhak menuntut harta gono-gini ketika Divya menceraikannya nanti, Damara tak membaca lagi dokumen perjanjian itu, karena ia ingin putrinya segera dioperasi.

Divya bertanya pada Damar mengapa ia tak membaca isi dokumen perjanjian itu dan Damara menjawab "Saya ingin putri saya segera di operasi bu" jawab Damara " dan Divya berkata lagi "Dalam pernikahan kontrak ini tidak ada hubungan fisik Damar dan jika kau melanggarnya akan kupastikan kau akan masuk penjara" ucap Divya mengancam dan Damara tak menjawabnya dalam hatinya ia merasa bersyukur, setidaknya ia tidak akan merasa seperti Gigol* yang harus meniduri wanita yang ia tak cintai.

"Aku akan segera meminta Sekertarisku untuk mengurus operasi putrimu, setelah putrimu pulih kita akan segera menikah dan setelah menikah kau dan putrimu akan tinggal dirumahku, aku akan menyewa perawat untuk membatu pemulihan putrimu" ucap Divya dan Damara hanya mengangguk, ia telah menjual dirinya pada Bossnya dan kini apapun yang diinginkan Bossnya ia harus menurutinya.

Operasi Alice berjalan dengan lancar dan ia mulai dalam masa pemulihan, Divya telah memperkenalkan Damara kepada Papa dan Mamanya dan mereka tak keberatan dengan latar belakang Damara yang seorang duda beranak 1 dan hanya seorang karyawan biasa diperusahaan mereka, yang mereka inginkan adalah melihat putri mereka menikah lagi, persiapan pernikahann mereka dimulai, dari acara siraman dan pengajian sesuai adat Jawa dan kemudian dilanjutkan dengan tradisi pranikah ala India yaitu Mehendi, acara Mehendi ditandai dengan hiasan henna pada tangan dan kaki pada calon pengantin wanita dan setelah acara mehendi dilanjutkan dengan acara sangeet, sageet adalah awal dari sebuah perayaan pesta dan juga merupakan sebuah pesta untuk sama-sama berbahagia menjelang hari besar si mempelai, acara ini di isi dengan tari, lagu dan sebagainya.

Pada hari pernikahan saat Akad kembali menggunakan adat jawa, Divya menggunakan kebaya moderen dan dan bawahan dari kain batik, make up nya natural,  Divya adalah seorang wanita yang jelita tak perlu banyak sentuhan make up untuk membuat ia tampak bersinar, Damara menggunakan beskap, bawahan kain batik dan juga Blangkon di kepalanya, si Alice kecil pun tampak cantik dalam kebaya minimalis yang ia pakai. Resepsi dimalam hari menggunakan baju adat India, Divya memakai sari berwarna merah, riasan yang cukup berat menghiasi wajahnya, ia memakai anting dicuping hidungnya, ia tampak seperti artis Bollywood, ya kecantikannya memang tak kalah dari artis-artis hollywood seperti Kareena Kapoor ataupun Preity Zinta. Sedangka Damara memakai pakaian pengantin pria khas India dengan turban dikepalanya.

My Boss Is My Wife (Indonesia) (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang