2

6 2 0
                                    

'Aku benci hal-hal yang tidak masuk akal.'




















Kim Yuri, hanya seorang gadis biasa berumur 18 tahun yang sedang berjuang meluluskan diri dari sekolah dengan menyelesaikan ujian-ujian akhir nanti. Sifat sensitif-nya ini yang menyebabkan ia memiliki sedikit teman tidak seperti kebanyakan orang. Tetapi ia memiliki pertemanan erat dengan gadis bernama Mitsuki Shiro, hanya dia satu-satunya yang menemani dia sampai sekarang. Tidak ada yang spesial, hanya gadis biasa.




















Yuri's POV

Membosankan.

Batinku.

Benar, sekarang aku sedang berada di dalam kelas yang tidak nyaman ini ditambah penjelasan panjang lebar tepat di hadapanku.

Pandanganku tidak tertuju pada seseorang yang berada didepan, melainkan entah kemana. Mendengarkan pun tidak.

"Hei."

"Ah, ya?"

Panggil seseorang sontak membuyarkan lamunanku.

"Bolehkah kupinjam penghapusmu? Aku baru saja menghilangkannya." Pinta seorang pria yang duduk tepat dihadapanku.

"T-tentu." Jawabku sembari memberikan penghapusnya.

Yang menjadi lawan bicaraku tersenyum simpul, "Terima kasih. Untuk yang ini aku tidak akan menghilangkannya, kok." Ucapnya terkekeh.

Aku mengangguk sebagai jawaban.

Sela beberapa menit, pria itu memutar tubuhnya lagi menghadap kebelakang, "Terima kasih." Ucapnya sembari mengembalikan penghapus yang ia pinjam tadi.

"Hei." Panggilku sebelum ia membalikkan tubuhnya seperti semula.

"Ada apa?" Sahutnya.

"Aku tidak mendengarkan, boleh kupinjam catatanmu?" Pintaku.

"Boleh, kenapa tidak." Jawab pria itu mengedipkan sebelah matanya.

Apa dia menggodaku? Cuih.

Batinku.

"Terima kasih banyak." Ucapku tersenyum simpul.

"Tak masalah, katakan jika kau membutuhkan sesuatu." Balasnya lalu membalikkan tubuhnya seperti semula.

'Kriinngg'



Terdengar suara nyaring yang selalu ditunggu-tunggu oleh seluruh penghuni sekolah. Derapan langkah mulai terdengar dan orang-orang segera berhamburan ke tempat yang selalu dinantikan. Apalagi jika bukan kantin.

Tetapi tidak untuk gadis bermarga Kim ini. Ia akan pergi ke perpustakaan sesuai janjinya dengan Shiro tadi pagi. Sejujurnya, ia benar-benar tidak ingin melakukannya. Salahkan temannya yang bersifat melebihi antusias itu.

"Shiro. Mau sampai kapan dia mempercayai hal-hal yang tidak mungkin nyata seperti itu," gumamnya.



"Kau datang!" Sontak gadis bermarga Mitsuki ini senang melihat seseorang yang ditunggunya.

"Ya." Jawab Yuri malas.

The Book of ImperialTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang