5

5 2 1
                                    

'Lalu sekarang aku harus kemana? Mana tau aku jalannya, bodoh!'
























































Sebelum ia benar-benar keluar dari ruangan ini, pria itu bersuara lagi.

"Hampir lupa. Selamat datang di tanah kelahiran tercinta kita, Kerajaan Sidius." Lalu ia segera pergi.

Kepalaku benar-benar akan meledak. Satu hal yang kupikirkan. Dunia apa yang sedang aku tempati sekarang?

~

Sunyi. Hanya terdengar suara deru nafasku yang mulai tak karuan.

Panik. Tidak tahu apa yang harus aku lakukan.

Bingung. Tidak dapat mencerna kejadian yang sedang menimpaku sekarang.

Kepalaku Pening. Berat. Sangat berat.

Apa yang terjadi? Dimana aku? Siapakah diriku didunia ini? Seandainya ada lawan bicara yang dapat menjawab semua pertanyaanku.

"Argh!" Teriakku memenuhi ruangan ini.

Ini terlalu berlebihan. Lebih baik aku segera mati dibunuh oleh pria tadi dibandingkan harus memikirkan situasiku saat ini.

Keadaanku sungguh kacau sekarang. Manikku mulai berkaca-kaca.

Kutatap sebuah jendela tak jauh dariku menampakkan pemandangan yang menurutku cukup indah, juga cahaya matahari dari luar masuk menghiasi ruangan ini. Setidaknya cukup menenangkan menurutku.

Akupun segera beranjak dari kasur yang kutiduri ini dan berjalan mendekati jendela tersebut. Kulihat lebih dalam pemandangan ini, sungguh indah.

Terdapat taman bunga yang banyak sekali jenisnya dan cukup luas. Benar-benar menarik atensiku seolah-olah ingin dipandangi begitu lama. Kutopang daguku dengan tangan kananku disalah satu sisi jendela agar sedikit lebih nyaman. Aku menghela nafas panjang.

"Tidak buruk," gumamku.

Mataku kembali nanar. Mungkin terdengar kekanakan, tapi bisakah seseorang menyelamatkanku? Sepertinya aku tidak bisa bertahan seorang diri disini.

Dan ayolah. Siapa yang tidak terkejut? Tiba-tiba panggilan namamu bukan lagi Yuri, melainkan sosok Ray yang notabene-nya seorang panglima? Ini gila! Bagaimana bisa seorang wanita menjadi salah satu panglima disini? Jujur saja aku sama sekali tidak mempunyai keahlian bertarung. Benar-benar nihil. Lalu sihir? Aku dapat menggunakan sihir? Bagaimana bisa!

Satu hal yang aku takutkan. Apa yang akan terjadi setelah aku keluar dari ruangan ini? Apakah mereka akan mencurigaiku perkara diriku yang sama sekali tidak berpengalaman? Lalu mereka menganggap diriku sampah dan membunuhku begitu saja? Apa yang harus aku lakukan?

Oh. Untuk kasus ini tidak masalah. Aku masih bisa menggunakan alibi-ku mengatakan bahwa aku mengalami amnesia. Bahkan Ian mempercayai itu.

Lalu untuk kedepannya? Entahlah. Tapi untuk sekarang aku harus mulai memahami situasiku terlebih dahulu.

Katakanlah aku sedang berada di kotaーbukan. Disebuah kerajaan? Ya. Sebut saja Kerajaan Sidius. Tugasku disini sebagai salah satu panglima kerajaan ini dan juga satu-satunya yang bisa menggunakan sihir. Baiklah, bagaimana caraku mempelajari sihir ini? Kita lihat nanti. Lalu bagaimana caraku mempelajari metode bertarung nantinya? Sungguh merepotkan!

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 28, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The Book of ImperialTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang