Prolog

39 10 0
                                    


"Tak bisakah kau berhenti ?" hardik pemuda berkulit tanning itu.

"Tidak! sebelum aku memastikan kau baik baik saja" Jawab pemuda lain yang berada tak jauh darinya.

"Apa isi kepalamu? Aku sudah baik. SANGAT BAIK! " Namjoon menekankan intonasi bicaranya pada Seokjin.

"Namjoon-ah, aku kenal kau. Dan saat ini kau sedang tidak baik." Seokjin menarik lengan Namjoon memaksanya untuk berhenti.

Namjoon mendengus nafas kasar. Memutar bola mata bosan, mendadak emosinya naik. Namjoon menarik kerah baju Seokjin menepis jarak antara keduanya.

"Kau yang mengaku mengenaliku dan tau saat terburuk dalam hatiku, begitukah? Sedekat itukah kita?" Namjoon menatap tajam manik hitam Seokjin.

"A-aku tahu." jawab Seokjin sedikit gugup.

Jarak mereka sangat dekat bahkan Seokjin dapat merasakan nafas Namjoon pada wajahnya.

Tiba-tiba Namjoon menghempaskan tubuh Seokjin menjauh hingga pemuda itu jatuh terduduk.

"Kau yang mengaku mengenalku lebih dari siapapun didunia ini tapi kau tak pernah tau isi otakku yang sebenarnya. Sahabat macam apa itu, Seokjin? Katakan! " Namjoon membentak Seokjin.

"Namjoon?" Seokjin menyipitkan matanya melihat kemarahan Namjoon membuatnya tidak percaya.

"Cukup Seokjin,  jangan membuat hidupku seperti neraka. Pergilah!"

"Namjoon-ah..."

" Pergi!"

Seokjin beranjak dan berjalan gontai kearah parkiran kampus. Sedangkan Namjoon masih terdiam mematung menatap punggung lebar Seokjin yang semakin lama semakin mengecil dari pandanganya.

Diusap wajahnya kasar lalu bergumam.

"Maafkan aku Seokjin. Tapi ini lebih menyakitkan dari apapun."

.
.

Seokjin menghempaskan diri kedalaman kursi mobilnya. Air matanya turun tanpa bisa ia bendung.

"Aku bukan sahabat terbaik untuk Namjoon. Kenapa bayangan masa lalu masih menghantuimu? "

----------------


----------------

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
MA PERFECT MAN [ NAMJIN ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang