Petrichor

8.3K 253 23
                                    

PETRICHOR

Genre: Romance, School-Life, Teenlit

A short story by @angelaftracta

Silahkan berikan vote jika anda menyukai cerita ini. Vote dan komentar adalah mood booster yang amat berharga untuk setiap penulis di wattpad.

=====

Petrichor ('pe?trikôr) - Noun

a pleasant smell that frequently accompanies the first rain after a long period of warm or dry weather.

---

2014

Aku melangkah agak tergesa-gesa karena ingin segera sampai ke tempat tujuanku. Aku ingin segera sampai, aku tidak akan percaya dengan kabar itu jika aku tidak melihatmu dengan mata kepalaku sendiri. Aku ingin segera sampai ditempatmu.

Aku terus melangkah hingga setetes air yang jatuh dari langit menghentikan langkahku. Mulai dari setetes air dari langit, disusul oleh tetes-tetes air lainnya. Gerimis menyenandungkan melodi yang kurindukan, meniupkan aroma yang membuat ingatanku melayang ke masa lalu.

"Petrichor..." Gumamku.

---

Tiga tahun lalu (2011)

Aku dan kamu berbeda. Aku hanyalah gadis kutu buku, juara umum sekolah yang kurang pergaulan. Aku tidak pandai bersosialisasi. Karena aku tak punya teman untuk bermain, sebagian waktuku kuhabiskan untuk persiapan tes masuk perguruan tinggi.

Aku sudah menerima banyak pandangan kekaguman, kekaguman akan kepintaranku. Tatapan itu berasal dari orang tua dan guru-guru di sekolah ini. Tatapan yang membuatku tersiksa. Mereka terlalu berharap banyak. Orang tuaku terus-terusan meneriaki nama kampus-kampus favorit di Indonesia maupun di dunia. Tak tahukah mereka kalau aku hanya ingin mendirikan taman kanak-kanak disini?

Banyak juga yang memberiku tatapan kebecian. Kebencian yang diawali dengan perasaan iri. Tatapan ini kudapatkan dari kebanyakan siswa di sekolah ini. Kebencian yang membuatku semakin tidak percaya diri jika harus bersosialisasi dengan mereka.

Sedangkan kau? Kau berbeda, meskipun kau hanya berbeda satu peringkat dibawahku, kau pandai sekali berteman. Aku tidak tahu banyak tentangmu saat itu. Yang kutahu, kau adalah lelaki periang yang sekelas denganku. Kau jugalah yang tak pernah memberiku tatapan penuh kebencian itu. Kalau boleh kubilang, matamu adalah salah satu pasang mata yang meneduhkan untukku.

"Hai." Sapamu saat kita tak sengaja bertemu di lobby sekolah. "Sendirian? Ngapain?"

Aku salah tingkah. Bukan karena aku grogi di hadapan lelaki ini, aku memang SELALU salah tingkah didepan semua orang.

"Nunggu sopir." Jawabku singkat.

Tak lama kemudian titik-titik air turun dari langit, gerimis. Membawa aroma kesukaanku, aroma gerimis.

"Aku duluan ya." Katamu sambil bersiap berlari. Aku tidak membalas perkatannya tetapi mataku menunjukkan penolakan. Aku tidak mau kau kebasahan dijalan pulang.

"Nggak pa-pa, cuma gerimis." Katamu seakan-akan kau bisa membaca pikiranku. "Tapi kalau kamu mau aku temenin nunggu sopir, aku bisa kok."

Aku terdiam, tidak menolak tapi juga tidak mengiyakan. Kulihat kau sudah menanggalkan jaket, mengurungkan niat untuk menerobos gerimis yang sekarang sudah berubah menjadi hujan.

"Petrichor." Gumamku saat aku menghirup aroma hujan kesukaanku. Kututup mataku dan kuhirup aromanya dalam-dalam.

Meskipun hanya sebentar, menutup mata sambil menghirup aroma hujan dalam-dalam merupakan hal yang menyenangkan bagiku. Aku bisa melupakan semua kebencian dan beban yang ditujukan kearahku saat aku mencium aroma hujan.

Petrichor - Kumpulan CerpenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang