MAWAR HITAM

471 53 2
                                    

Rose pov

Aku selau terlihat bahagia. Tetapi apa mereka tahu diriku yang sebenarnya, penuh dengan kesedihan dan kebencian. Orang selalu ku cinta tidak selalu memikirkan orang lain. Entah siap dan dimana orang itu berada. Yang jelas, aku tidak segan-segan menghancurkan orang yang menarik perhatian kekasihku.

-Jangan terlalu yakin dengan dirimu, aku tidak akan membiarkanmu-

Author pov

Yuta mengetuk pintu ruangan Taeyong dan menunggu jawaban dari dalam namun, tidak ada jawaban sama sekali. Akhirnya Yuta memutuskan untuk langsung membuka pintu tersebut.

"Tae..Teayong-ssi." Yuta masih berada diambang pintu.

"Kemarilah." Taeyong menatap Yuta yang mendekat dengan kepal tertunduk.

"Nde."

Belum sampai depan Taeyong, Yuta sudah terdorong ke arah tembok dengan kedua tangan yang terkunci.

"Tae..Taeyong-ssi.." Yuta sangat takut melihat mata Taeyong yang berapi-api dari dekat.

"Tadi kamu ngapain peluk-peluk Jhony?hm?" Wajah Taeyong semakin dekat pada Yuta.

"Aku cu..cuma kangen aja kok." Yuta sudah menunduk tidak berani melihat wajah Taeyong.

"Emang kalo kangen harus peluk-peluk?" Taeyong melepaskan cengkraman tangan pada Yuta dan langsung mengangkat dagu kekasihnya itu.

"Aku..hiks.."

"Jangan nangis sayang." Taeyong langsung mengusap pipi Yuta dan mendekap badan mungil kekasihnya itu .

"A..aku minta ma..maaf." Yuta membalas pelukan Taeyong dan berbicara sambil sesegukan.

"Maaf ya kalo aku buat kamu takut." Taeyong melepas pelukannya dan menatap pemuda Jepang itu dalam-dalam.

"A...aku gak takut...hiks"

"Terus kenapa nangis?"

"Udah ah, a..aku mau kerja." Yuta langsung membalikkan badannya dan berjalan satu langkah, Taeyong langsung menarik tangan Yuta dan memberi kecupan singkat tepat di bibir merah muda itu.

Cup

"Ka..kamu ngapain ci..cium aku?"

"Emangnya gak boleh, aku kan pacar kamu."

"Kalo ada yang liat gimana?"

"Emang kamu lupa, kan kamu udah di panggil nyonya Lee di sini."

Blusshing

Taeyong selalu membuat semu merah di kedua pipi Yuta, entah kapan pun dan dimana pun.

"Udah ah!" Yuta langsung bergegas keluar dari ruangan Taeyong. Pemuda berwajah manga itu hanya bisa tertawa melihat bibir pacarnya yang maju 3 senti.

RUANG[END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang