Maaf ya beberapa hari nggak update lagi sibuk soalnya sama nggak ada paketan 🙏😁
Keesokan harinya......
Mata Alena terbuka. Ia berusaha menajamkan pengelihatannya dan ia merasa aneh dengan kamarnya saat ini. Ini sepertinya bukan kamar yang biasanya ia tempati, dari warna cat nya saja berbeda.
Alena yang akan bangun merasakan berat diperutnya ia mengalihkan pandangannya ke bawah lebih tepatnya ke arah perutnya dan Alena bisa melihat ada sebuah tangan besar tengah memeluk perutnya dan ia yakin itu bukan tangan Anin itu pasti tangan laki-laki.
Sontak Alena langsung menghadap kesamping dan melihat Bagas yang sudah akan terbangun sedang mengerjapkan matanya.
"Ommmmphhhtttt!!" Alena yang akan berteriak langsung dibungkam oleh Bagas menggunakan tangan.
"Syuut jangan berisik."
Tangan Bagas yang masih di mulut Alena langsung dilepas saat Alena memukul-mukul tanganya.
"Huu...huhhh om mau bunuh aku?!" Alena berujar sembari menormalkan pernapasannya.
"Maaf saya lupa heheh." Bagas terkekeh, membuat Alena cemberut mendengarnya.
"Kok aku bisa dikamar om, om nggak ngapa ngapain aku kan? " Alena panik lalu melihat kedalam selimut ternyata pakainya masih lengkap.
Alena yang merasa dirinya masih begitu dekat dengan Bagas, sontak langsung menjauhkan diri dari Bagas dan memposisikan dirinya duduk di ranjang begitu juga dengan bagas.
"Alena saya tidak melakukan apa-apa sama kamu, kamu bisa lihat sendiri pakaian kamu masih lengkap kan? Soal kenapa kamu dikamar saya, itu karena semalem kamu tertidur disofa. Saya tidak tega melihat kamu tidur disofa makanya saya bawa kamu ke kamar Anin, tapi sepertinya Anin lupa pintunya dikunci dari dalam lalu saya tidak ada pilihan lain dan membawamu kesini." Bagas menjelaskan detail kejadiannya.
"Tapi kenapa om tidak bawa aku ke kamar tamu aja? Daripada kita harus tidur bersama. Kita bukan mahrom om, aku merasa sangat berdosa."Alena menatap sendu ke arah Bagas.
"Maaf Alena, saya tidak bisa membawamu ke kamar tamu karena masih sangat berantakan belum dibersihkan. Maaf sekali lagi Alena saya sudah berbuat kesalahan 2 kali sama kamu. Silahkan kamu benci saya tapi saya mohon jangan benci Anin, ini adalah kesalahan saya." Bagas dengan tatapan sendunya dan terlihat dimatanya ada penyesalan.
"Sudah lah om kejadian ini kita lupain aja aku juga nggak benci sama om apalagi sama Anin. Ya udah kalau begitu aku keluar dulu ya om takutnya udah pada bangun terus lihat aku keluar dari kamar om, dan buat mereka jadi mikir yang macam-macam nanti." Alena lalu beranjak dari kasur dan keluar dari kamar Bagas.
Saat sudah berada diluar kamar Bagas, Alena berjalan dengan mengendap-endap takut ada orang.
"Bunda dari mana?"tanya suara yang sudah familiar ditelinga Alena, entah sejak kapan Anin berdiri di ujung tangga.
Aduh mampus harus cari alesan apa ini, batin Alena.
Alena menyengir kepada Anin "Ehh Anin habis dari mana?"tanya Alena tanpa menjawab pertanyaan Anin.
"Bunda ditanya kok malah balik tanya, dari mana sih Bun kok nggak tidur bareng aku? Bunda tidur dimana Bun di sofa depan tv nggak ada, aku tadi habis nyariin bunda takutnya bunda ketiduran disofa." Anin berjalan mendekati Alena.
" Em aku tidur dikamar tamu, ini juga gara-gara kamu Nin masa kamarnya dikunci nggak inget masih ada aku diluar." Alena pura-pura kesal.
"Hehehehe maaf Bun aku terbiasa kalau mau tidur langsung kunci pintu dan aku lupa kalau bunda masih diluar, maaf ya bun." Anin memasang wajah puppy eyes nya membuat Alena gemas. Itulah yang membuatnya tidak betah berlama-lama kesal ataupun marah pada Anin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bunda untuk Ayah
عاطفية[Repost] " Ayah aku ingin punya adik." Anin berkata pada ayahnya. "Ayah tidak punya istri, bagaimana caranya?"tanya sang ayah. "Menikahlah lagi yah." "Dengan siapa?" "Sahabatku Alena." ________________ Bagaimana cerita selanjutnya? Apakah sang ayah...