1: Memories (Elma)

12 4 0
                                    

Jangan lupa untuk menghargai karya orang lain

Happy Reading

Mengapa takdir sekejam ini?

~Elma
______________________________________

"Kak Brian, BANGUN!!!" Elma memeluk tubuh pria yang terkulai lemas dengan darah segar yang mengalir dari kepalanya itu.

Seorang wanita berlari menuju Elma, lalu mengambil alih tubuh sang pria "PERGI! INI SEMUA GARA-GARA LO!!"

"Kak Brian!!!"

Wanita berpiyama hitam itu terbangun dari tidurnya dengan napas terengah-engah.

Mimpi itu lagi. Yang hampir setiap malam dilaluinya, ia tidak bisa tenang sekarang.

Ia rindu sesosok itu, cara terbaiknya untuk mengobati rasa rindu tersebut adalah dengan pergi ke suatu tempat yang tak jauh dari rumahnya, yaitu pantai.

Diliriknya jam dinding yang ternyata telah menunjukkan pukul 21.13.

Perlahan ia melangkah pergi dari kamarnya, keluar melalui pintu belakang, lalu berjalan tak jauh hingga mendapati tempat tujuannya.

Hembusan angin malam menerpa wajah cantik berkulit putih pucat miliknya.

Di tengah cahaya temaram, ia berjalan di sekitar bibir pantai. Rambut hitam panjang yang tergerai indah dan mata hitam pekat, selalu menjadi ciri khasnya.

Matanya menyusuri pantai, sambil mengingat kenang-kenangan yang telah ia lalui bersama seseorang. Pantai ini tidaklah jauh dari rumahnya, tapi malah sesosok itulah yang mengenalkannya pada Elma.

Seketika seutas kenangan terlintas di pikirannya. Ia bingung harus tersenyum atau menangis saat mengingatnya.

Flashback on

"Kenapa Elma diajak ke sini?" tanya perempuan berusia 15 tahun itu dengan nada penasaran. Pasalnya, lelaki yang lebih tua dua tahun didepannya ini, tiba-tiba mengajaknya ke sebuah pantai.

"Kakak mau kasih sesuatu buat Elma" jawab lelaki bernama Brian tersebut, yang sedari tadi menyembunyikan sesuatu di balik punggungnya.

"Apa coba?"

"Tadaaa!" serunya sambil memperlihatkan boneka panda menggemaskan berukuran sedang.

"Ini beneran buat Elma?" lalu mengambil boneka tersebut "padahal ulang tahun Elma masih lama"

"Emangnya harus nunggu ultah dulu baru dikasih sesuatu?"

"Hehe. Enggak sih, makasih yah, bonekanya lucu" ucap Elma sambil tersenyum manis.

"Kamu harus simpan baik-baik, anggap aja sebagai kenangan. Setiap Elma rindu kakak, peluk erat boneka ini" ucap Brian.

"Oke. Elma pasti jaga boneka ini baik-baik, janji" kemudian memperlihatkan jari kelingking mungilnya.

"Pesan kakak, Elma enggak boleh sedih, Elma harus bahagia. Sekali pun kakak nanti pergi jauh, dan enggak akan kembali lagi. Satu hal yang harus kamu percaya, bahwa kakak akan selalu sayang sama Elma.

Kakak yakin, suatu saat nanti, pasti Elma bakalan ketemu dengan pria yang benar-benar mencintai Elma."

Flashback off

Perlahan mata indah itu terpejam, lalu meneteskan air mata. Sepertinya menangis adalah pilihan terbaik bagi Elma saat ini.

Biasanya Elma membawa sebuah boneka ke pantai ini. Tetapi, mungkin karena terlalu rindu, ia lupa untuk membawa benda menggemaskan tersebut.

"Apakah ini yang namanya takdir? Jika benar, maka aku akan berusaha menerimanya. Walaupun aku ingin sekali menyalahkan diriku sendiri"

Dalam pencahayaan yang temaram, mata indah Elma melihat samar sesosok orang. Tepatnya, seorang pria dengan perawakan tinggi yang lumayan jauh darinya.

Ia perlahan mendekat, melihat lebih jelas pria yang sedang membelakanginya tersebut. Mulai dari postur tubuh, hingga tingginya, membuat Elma teringat pada seseorang.

"KAK BRIAN!" teriaknya, lalu berlari secepat mungkin.

Pria tersebut refleks membalikkan badan. Betapa terkejutnya ia, telah menemukan seorang perempuan tengah memeluk erat tubuhnya.

"Jangan pergi lagi, jangan" lirihnya.

Elma kemudian mendongak, mata hitamnya bertemu dengan mata cokelat terang milik seorang pria yang tengah dipeluknya itu.

Matanya persis dengan mata kak Brian.

Elma melepas pelukan tersebut, lalu diperhatikannya dari atas hingga bawah setiap bagian tubuh pria berkulit kuning Langsat itu.

Tanpa sadar, pria itu mengikuti arah mata Elma.

Tetapi, dia tetap bukan Brian.
Hembusan nafas kasarnya terdengar pasrah.

"Maaf" ucapnya sambil menunduk, "sekali lagi aku minta maaf."

Elma membalikkan badannya dan kemudian menangis lagi, lalu berlari dengan perasaan bercampur aduk.

Ia sangat rindu dengan sesosok yang hampir selalu ada disisinya. Tetapi sayang, itu dulu bukan sekarang.

Sesampainya di rumah, ia langsung masuk ke kamarnya. Kemudian terduduk di belakang pintu kamarnya dalam keadaan masih menangis.

Diambilnya boneka panda dari dalam lemarinya. Lalu dipeluknya erat-erat seakan-akan tidak ingin kehilangan lagi.

Aku benar-benar kangen, ... kak.

Sedangkan pria tadi hanya dapat membisu, menyaksikan punggung rapuh yang perlahan menghilang dari pandangannya. Namun, ada satu pertanyaan yang menggantung di kepalanya.

Siapa Brian?

______________________________________

Tbc..

Special PrincessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang