Chapter 16

13.2K 449 20
                                    

Vote yah, jangan lupa di coment😁

Bantu Author Pilih cast untuk Ana dan Alex, menurut kalian siapa yang cocok memerankan Ana dan Alex😁

_____

Ana menghabiskan waktu di kamarnya, meringkuk di atas tempat tidurnya, matanya terus menatap kosong keluar jendela membiarkan Angin malam menyapu permukaan wajahnya yang halua. Ya, Ana sengaja tidak menutup jendela, entah apa yang ada dipikirannya saat ini.

Kenyataan bahwa sebentar lagi dia akan menjadi Nyonya Alexander Dominic tidak membuatnya bahagia sama sekali. Gelar yang tak pernah ia inginkan, semua menjadi terasa lebih sulit bagi Ana mengingat calon suaminya adalah seorang mafia, dan sungguh Ana membenci pekerjaan itu.

Cleak

Pintu kamar Ana perlahan terbuka lebar menampilkan bibi Kim yang sedang membawa nampan berisi berbagai macam makanan.

bibi Kim berjalan, lalu menyimpan nampan itu di atas meja hias Ana.

Wanita paruh baya menghela nafas panjang, "Nona, aku akan menutup jendela kamar anda, ini sudah malam, Angin malam tidak baik untuk kesehatanmu" Tegur Bibi segera menutup rapat jendela tersebut dan menguncinya.

Seakan tak sanggup berbicara, Ana lebih menyukai menenggelamkan wajahnya ke dalam kedua lututnya. Saat ini yang Ana butuhkan hanya ketenangan, membiarkan hatinya lebih tenang.

Bibi Kim menatap lembut Ana, tatapannya sungguh tak dapat diartikan, ia segera menghampiri wanita yang sudah dianggapnya seperti purti kandungnya sendiri.
"Nona makanlah sedikit, Nona bisa sakit jika tak makan!" Suruh bibi Kim, ia mengelus lembut rambut Ana, berusaha menyalurkan kasih sayangnya pada wanita itu.

Ana menggeleng tanpa berniat untuk membuka suara, ia lalu segera membaringkan tubuhnya. Ana ingin tidur saja, berharap semua yang terjadi padanya saat ini hanya sebuah mimpi buruk, dan ketika dia bangun mimpi itu akan menghilang.

Ekspresi bibi Kim berubah sedih, ia akan meninggalkan Ana, dia sadar wanita cantik itu saat ini membutuhkan ketenangan.

Sebelum pergi bibi Kim menyelimuti
Ana.

***

Alex melangkahkan kakinya memasuki Club Alexis, salah satu cabang club yang ia dirikan. Semua pasang mata menatapnya takjub dan hormat, semua orang tentu mengenal Alex.

"Selamat malam Tuan" ucap seorang pria yang kuperkirakan usianya 2 tahun lebih tua dari Alex.

"Lama tak berjumpa Leo!" sapa Alex tersenyum pada pria yang diketahui bernama Leo.

Leo adalah salah satu orang yang paling Alex percayai, Alex bahkan menjadikan pria tersebut menjadi pengelolah club ini, jadi yah mereka bisa dikatakan cukup dekat.

"Tuan Jhon dan Tuan Dev sudah menunggu anda di ruang VVIP." Jelas Leo kembali mengarahkan Alex menuju lift.

Alex mengangguk paham "baiklah aku akan segera menemui mereka" ucapnya kemudian memasuki lift.

Cleak, pintu lift yang terbuka langsung mengarah keruang privasi Alex bersama sahabatnya.

"Whoa, orang yang kita tunggu-tunggu akhirnya muncul, hmm sudah berapa lama kita tak berjumpa Alex? seminggu? 2 minggu? atau sebulan?" teriak Dev segera menghapiri Alex yang baru saja memasuki ruangan itu.

"Kau terlalu Alay Dev!" ejek Alex, temannya yang satu ini suka melebih-lebihkan.

"Tidak Lex, mengingat biasanya Club adalah rumah satu-satunya untukmu, kau biasanya lebih menyukai tempat ini dari pada Mansion mewahmu itu, tapi sekarang? Hahah" Goda Dev hanya sebagai candaan tidak lebih.

You Are Mine, Baby!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang