PART:15

13 10 0
                                    

Malam di Seoul tiba, Okta keluar mencari makan, ia bertemu seseorang yang ternyatan teman di apartementnya.

"Hai, kamu yang di apartement itu, ya?" tanya orang itu sedikit mengenali wajah Okta.

Sontak saja Okta kaget karena temannya itu bisa berbahasa Indonesia.
"K-kamu orang Indonesia?" tanya Okta.

"Bukan, aku tinggal di Korea utara, dan aku bisa berbahasa Indonesia karena ayahku orang Indonesia," jawabnya. "Kamu sendiri orang mana?"

"Aku asli Indonesia dan aku ke sini untuk meneruskan cita-citaku untuk kuliah. Oh ya nama kamu siapa?" tanya Okta.

"Aku Rasya, kamu?"

"Oktafia."

"Oh ya, Okta mulai sekarang kita temenan ya." Okta mengangguk dan mereka berdua meneruskan perjalanan mencari makanan.

Setelah itu mereka pulang. Dalam kamar apartement Okta memutuskan untuk menelpon ibunya dan menanyakan kabar, setelah itu ia beralih menelpon Fian.

[Halo? Ini Okta.] Okta berucap dalam telepon dengan Fian.

[Oh Okta, bagamana kabarmu? kamu senang di sana?] tanya Fian.

[Hmm senang pastinya, tapi rasa sedihku juga ada, saat mengingat ibuku.]

[Ibu tidak apa, dia baik-baik saja, aku tadi barusan dari sana membawakannya makanan,] cetus Fian.

[Oh ya? Kamu sangat baik. Aku minta tolong jaga ibu aku ya,] harap Okta berulang-ulang.

[Tenang saja, ibumu aman, kapan kamu mulai kuliahnya?] tanya Fian memastikan.

[Besok. Besok aku sudah mulai masuk kuliah, dan aku sudah punya teman satu namanya Rasya.]

[Kamu jaga diri di sana.] Hanya ungkapan itu Fian bisa katakan.

[Iya, sudah dulu ya, di sini sudah larut malam, aku harus tidur cepat.]

[Baiklah.] Fian mengakhiri telponnya.

"Lega rasanya mendengar kabar ibu baik-baik saja."

Kembali Okta menatap gorden besar di sana. Rasa penasaran itu muncul, bagaimana pemandangan Seoul di malam hari, ia mengintipnya.

"Wahh! Ini sangat indah, gedung BigHit tidak jauh dari sini, aku bisa melihatnya," ucapnya memandangi gedung penuh lampu itu.

Gambar!

Pagi tiba, udara Seoul begitu sejuk, Okta bangun dan menikmati pemandangan dari atas apartement, setelah itu, Okta bergegas mandi dan bersiap-siap untuk kuliah.

Ia turun dari apartement dan menunggu mobil yang arahnya ke arah tempat kuliahnya.
Setelah sampai, Okta berdiri di depan tempat itu dan pandangannya dari bawah ke atas.

"Tempat ini sangat tinggi!" ucapnya yang sedang memasuki tempat itu.
Akhinya Okta berkuliah di Seoul Korea Selatan dengan sangat semangat dan giat.

Di sana Okta menemukan banyak teman yang baik dari negeri yang berbeda. Saat pulang, ia sengaja berjalan kaki karena ingin melihat Gedung BigHit dengan jelas. Wajar saja, tempat kuliah itu lumayan dekat.

Okta menyusuri jalanan dan melewati tempat BigHit, tempat Bangtan dulu, namun sayangnya ke tujuh member itu sudah bubar beberapa tahun yang lalu. "Tempat ini," rintih Okta berdiri di depan gedung sembari menghapus air matanya.

"Aku yakin, ke tujuh pria itu tidak lagi ada di dalam. Ingin rasanya bertemu, tapi di sini sepertinya sepi. Mungkin di hari lain aku bisa bertemu mereka," katanya yang mulai meninggalkan tempat itu. Setidaknya mata puas memandang gedung.

Sesampai di apartement, Okta kembali menelepon ibunya dan menceritakan hal-hal yang terjadi di hari pertama kuliahnya.

"Aku laper, kalau di rumah, aku laper tinggal makan apa lagi masakan ibu, aku rindu masakan ibu." Okta beranjak dari kamar apartementnya dan mencari makanan.

Sambil berjalan mencari makanan, Okta tak sengaja berjalan ke pantai.

"Saat aku melihat pantai, aku teringat akan suasana di Indonesia, pantai di sini sangat lah indah, tapi tak pernah sama dengan yang di Indonesia," curhatnya dan meninggalkan pantai itu dengan cepat. Rasanya hambar.

Okta pulang ke apartementnya membawa makanan berupa burger dan kimchi, memakannya di balik jendela besar itu sambil menikmati pemandangan kota Seoul dengan mendengarkan musik .

Beberapa minggu berlalu.

"Lama kelaman aku juga bosen di sini, pulang kuliah langsung ke apartement, dan aku tak tahu mau ke mana, aku keluar cuman kuliah dan membeli makanan," gerutunya.

"Waktu kecil aku selalu bermimpi ingin ke sini. Dan semua itu telah terkabulkan oleh Allah.

Ingin rasanya melihat BTS konser kembali untuk yang pertama kalinya dalam hidupku, aku hanya melihat gedungnya saja, tapi tidak dengan orangnya, aku hanya ingin berterima kasih."

Tiba-tiba terdengar suara ketukan pintu dari luar.

TOK...TOK...TOK!!!!

"Okta?" panggil seseorang, dan orang itu adalah Rasya.

"Okta membuka pintunya dan melihat Rasya yang sedang berpakaian mewah dan anggun di temani rok mininya yang khas berdiri di depannya.

"Kamu mau ikut aku ke konser tidak?" tanya Rasya.

"Konser?" teriak histeris Okta yang kaget karna mengira konser itu adalah konser BTS.

"Iya salah satu grup idol cewe. Black Pink, tempatnya tidak jauh kok."
"Oh iya tunggu aku bersiap dulu."  Semangatnya menurun seketika.

Setelah itu mereka berangkat ber 3 dengan 1 teman Rasya.

Konser di mulai, namun Okta tak begitu bersemangat karna dia kurang menyukai Black Pink karna pakaiannya begitu terbuka.

***

Maapin kalau ada yang typo,Manusia tidak  ada yang sempurna:) okayy...

Vote and komen:)

"IMPIAN ARMY"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang