77 11 2
                                    

Semua Jas putih datang bersama butiran kecil dari langit.

Aku tahu bahwa kebenaran memang sulit dicerna, maka penenang seharusnya penghenti kecemasanku yang sebesar ukuran planet. Denting lonceng dari gereja terdengar dari sini, namun aku yakin, semua akan bisa diatasi dengan semua ini.

"Jin keluarlah, mempelai wanita tak mungkin menunggu."

Pintu terbuka, Ibuku berdiri didepan sana, ia terlihat lebih cantik dari biasanya, apa karna ini hari pernikahanku?

"Apa Jisoo terlihat cantik, Bu?"

Dia diam disana, Ayah dan Paman masuk mengiringku keluar dari ruangan ini. Aku pikir Ibu menangis, tapi untuk apa? Bukankah mereka bilang ini hari bahagiaku, ah--mungkin dia terharu akan melepas anak semata wayangnya untuk memulai kehidupan yang baru.

Hatiku melebihi es, aku membeku.

Pintu terbuka, seluruh orang yang hadir tertuju padamu, dengan gaun cantik berwarna putih yang menjuntai kau berjalan dengan anggun bersama Ayahmu disisi untuk datang kepadaku.

Mata yang indah terkadang menipu, semua terasa sesak, sosokmu seakan telah kurasakan sedari tadi, aku tak dapat menolaknya semua terjadi begitu saja.

Semakin dekat, jiwaku kian cemas, waktunya telah tiba aku tahu.

"SEOKJIN!"

Tidak pernah melihat neraka begitu dingin seperti ini. Semua orang tampak cemas, kenapa? Aku sepertinya akan terlelap sebentar lagi.

Aku tenggelam terlalu dalam, ini lucu padahal aku tahu kita bisa keluar dari sini, tapi kau memaksanya.

"Telpon ambulance sekarang!"

Mereka menyuruhku bernafas dengan tenang, sayangnya aku tidak dapat bernafas.

Dirimu terlihat dari sisi ini, benar saja, sosokmu memang sudah kurasakan sedari tadi, bahkan saat sebelum pintu itu terbuka, kau memang telah berada diujung sana bersama jiwa baru yang kau kandung, bahkan begitu tega untuk tak mengundangku di hari pernikahanmu.

"Seokjin, bertahanlah." Lirihmu, kau menangis, padahal kau tahu aku membencinya. "Aku mencintaimu Jin,"

Sesaknya mereda, ini terasa damai, sekelebat cahaya seakan menjemput perjalananku, aku harap itu menuju surga untuk dapat melihatmu sekali lagi, aku hanya tak tahu mengapa ini terjadi tapi mungkin aku pantas menerimanya.

Jisoo-ah,

Aku minta maaf saat kukatakan semuanya memang telah hancur, seharusnya kau tahu, aku hanya ingin melihatmu bahagia bersama pilihan kedua orang tuamu.



























Saat seseorang mencintaiku, semuanya terasa indah

Setiap jam yang pernah kita habiskan bersama, hidup dalam hatiku

Saat kau sedang sedih, aku ada di sana untuk mengeringkan air matamu dan saat kau bahagia aku juga ada untuk menemanimu.

Melewati musim demi musim kita saling memiliki satu sama lain, hanya kau dan aku, itu sungguh berarti

Tahun berlalu, aku tetap sama namun kau mulai hanyut

Aku masih menunggu hari dimana kau akan berkata, “Aku akan selalu mencintaimu.” untuk aku pergi dengan tenang

Bahkan tak pernah berpikir kau akan melihat kearahku dan tersenyum memelukku seperti dulu, seperti kau mencintaiku,

Saat kau mencintaiku...

Fin.

😭😭😭

Kalau ada yg masih bingung sama alur jelas ceritanya, tanya aja, nanti aku jawab di bab baru biar tidak ada yang bingung antara kita^Aku akan sangat berterima kasih jika kalian meninggalkan jejak💜

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kalau ada yg masih bingung sama alur jelas ceritanya, tanya aja, nanti aku jawab di bab baru biar tidak ada yang bingung antara kita^
Aku akan sangat berterima kasih jika kalian meninggalkan jejak💜

Musim[COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang