Dadaku berdetakan tak karuan. Bagaimana tidak? Tanpa menghubungiku, Haruto datang ke Jakarta dan berencana bertemu denganku, malam hari. Aku sempat berpikir bagaimana kalau pria bernama Haruto itu adalah sindikat penjahat yang menjalankan aksinya di twitter. Tapi aku langsung mengenyahkan pikiran burukku saat memikirkan betapa baik dan lugunya Haruto kepada diriku.
Akhirnya, ya. Aku benar-benar mendatangi Haruto.
Dengan memakai mobil Kak Kirana. Aku juga cuma memakai gaun tidur yang ditutupi jaket jeans. Rambutku aku gelung dan aku sama sekali tak sempat membuat wajahku lebih rapih karena takut membuat Haruto menunggu lama
Kami berjanji untuk bertemu di depan bandara Soetta. Untung jalanan sudah sepi jadi aku bisa ngebut agar bisa cepat sampai ke tempat yang kutuju.
Aku sampai di bandara. Bandara lumayan sepi dan hanya ada orang berlalu lalang masuk ke dalam. Aku keluar dari mobil, menyenderkan diri di depan mobil yang kubawa lalu mulai mengambil ponsel.
@Jeanjjean
Ruto, kau dimana?@rutowa
Aku di depan pohon pinusAku celingukan mencari lelaki bernama Haruto. Masalahnya, di sini banyak pohon pinus, dan di bawah pohon pinus juga lumayan banyak orang yang sedang berdiri. Jadi, pohon pinus yang mana?
@Jeanjjean
Aku di depan mobil toyota putih. Melambaikan tangan, jika kaulihat datang kepadaku.Aku melambaikan tangan ke atas, agar Haruto bisa melihatnya. Tak lama, aku merasa ada orang yang datang mendekat. Aku menatap orang yang mendekat itu. Wajahnya benar-benar tampan. Hidungnya mancung. Astaga, terlihat seperti artis. Pertama kalinya dalam hidupku bertemu orang yang wajahnya benar-benar tampan begitu. Orang itu juga memakai pakaian yang sangat sederhana. Jaket berpola macam yang membalut kaos hitam. Kira-kira mau kemana ya dia?
"Hai? Jean?"
Deg
"E-eh iya. Kok kau mengenalku."
Lelaki itu tersenyum kepadaku. Jangan ditanya. Aku hampir semaput karena melihat senyumnya yang sangat tampan. Tunggu, jangan-jangan dia.... "Aku Haruto. Salam kenal," ucapnya sambil mengulurkan tangan.
Tanganku bergetar hebat saat menyambut uluran tangannya. Tunggu. Bagaimana bisa? Dan mengapa aku sangat tidak asing dengan wajahnya itu. Sampai sekarang, aku masih tak berani menatapnya langsung. Tubuhku langsung merasa insecure dengan sendirinya saat melihat Haruto yang 100 kali lipat lebih tampan daripada orang tertampan yang pernah kulihat. Nyaliku menciut.
"Jean, kau baik-baik saja?"
Aku berusaha tersenyum. Walaupun kikuk. Ditengah kekikukanku, Haruto merangkul bahuku dengan sangat santai. "Santai saja. Aku tidak akan mengigit hahaha."
Ia tertawa dengan renyah. Aku juga mau tak mau ikut tertawa. Tapi, aku benar-benae merasa pernah melihatnya. "Tunggu, treasure? Haruto, kau tahu treasure?"
Haruto tampak diam saat aku mengajukan pertanyaan itu. Aku buru-buru mengambil ponselku dan membuka aplikasi instagram. Mencari postingan temanku yang mengirim foto salah satu member treasure yang ia pikir tampan tadi. "K-kau anggota Treasure?!"
Haruto nyengir. Ia mengambil ponselku dan ditaruhnya ke kantung miliknya. "Itu tidak penting kan? Sekarang, ayo kita pergi," katanya sambil menaruh kopernya di belakang mobil. Ia juga menariku untuk duduk di kursi supir sementara ia duduk di sampingku. "Wow, kalau di negaraku, kursi pengemudinya ada di kiri."
Aku masih terdiam. Masih menyaring informasi di kepalaku. Masih tak menyangka kalau aku saat ini sedang berada satu mobil bersama seorang anggota boyband korea dan bodohnya aku tak menyadarinya sejak lama. Aku pun baru ingat kalau beberapa kali pula Haruto mencoba memberi tahuku dengan mengkode sesuatu soal treasure. Tapi karena memang dasarnya aku saja yang bodoh. Huh.
"Jangan menyalahkan dirimu. Ini salahku karena tak memberi tahumu sejak awal. Akunku itu akun yang kubuat sejak aku SD. Tak ada manajer, orang perusahaan, bahkan fans pun yang tahu. Hanya para hyungku saja dan kau yang tahu. Jadi, apa kau mau merahasiakan soal aku?"
Aku mengangguk. Mau bagaimana lagi. Nasi sudah menjadi bubur. Aku juga tak menyangka orang yang aku rasa sangat dekat seperti sahabat ternyata seorang superstar bagai dari dunia lain.
"Jadi kau pada dasarnya memang akan membuatku melongo ya malam ini?" keluhku. Ia tertawa mendengar jawabanku. Kupukul pelan bahunya lalu ikut tertawa.
"Aku sudah memesan kamar hotel di hotel ini. Kau bisa mengantarku kan? Besok pagi aku harus terbang pulang." Haruto memberikan ponselnya kepadaku.
Letak hotelnya tak jauh dari bandara, jadi tak perlu waktu lama untuk kami sampai di lokasi hotel. Aku ikut mengantarnya sampai kamar hotel. "Jean, apa kau tidak sayang dengan waktu yang terbuang? Aku ingin mengobrol banyak denganmu," ujarnya sebelum aku meninggalkannya di depan pintu kamar.
Walaupun sedikit ragu, tapi aku juga merasa sangat disayangkan jika kami berpisah begitu saja. Terlebih lagi Haruto yang sibuk sampai rela datang ke Jakarta setelah sibuk syuting di Bali hanya untuk menemuiku lalu akan pulang lagi ke Korea keesokannya. Aku merasa terlalu jahat jika langsung pulang. Akhirnya aku mengirim pesan pada Kak Kirana kalau aku akan meminjam mobilnya sampai besok pagi dan aku izin kerja.
"Baiklah. Aku tahu ya kau 2 tahun lebih muda dariku, " kataku. Haruto tertawa geli mendengarnya kemudian ia merangkul bahuku lagi sambil meledek,
"Tapi aku lebih tinggi dan tampak lebih tua darimu."
Aku melepas rangkulan dan memukulnya lagi. Anehnya, aku benar-benar merasa nyaman saat ini. Tak ada rasa takut dihina atau mungkin dijahati. Haruto benar-benar baik. Kami mengobrol panjang lebar soal kehidupan kami.
Ia lebih banyak mendengar ceritaku daripada menceritakan dirinya. Sungguh tak seperti yang kubayangkan. Tak pernah terpikirkan olehku kalau suatu hari aku akan bisa mengobrol senyaman ini dengan seorang idol.
Hingga akhirnya obrolan kami berakhir saat aku melihat Haruto menguap. "Sebaiknya kau tidur. Aku akan menunggumu tidur dan membangunkanmu sejam sebelum jam penerbangan mu," kataku.
Haruto menggeleng. "Kau juga tidur, Jean. Aku akan tidur di sofa. Aku sudah menyalakan alarm."
Haruto turun dari kasur. Ia benar-benar tidur di atas sofa dengan bantalan bantal sofa. Hatiku hampir merasa jatuh hati, namun aku mengenyahkan perasaan itu jauh-jauh. Kurasa, hal itu hanya akan menyakiti diriku. Haruto itu akan terlalu sulit untuk kucapai. Haha. Dasar Jean bodoh. Lebih baik aku sekarang tidur karena besok harus mengantar Haruto ke bandara dan menyiapkan kuping untuk diomeli orangtuaku.
To be continued
KAMU SEDANG MEMBACA
𝚃𝚠𝚒𝚝𝚝𝚎𝚛 ꁝ
FanficSetelah sekian lama hiatus dari dunia twitter, Jean akhirnya membuka kembali akun twitternya yang lama karena tuntutan pekerjaan, ia menemukan sebuah DM dengan uname @rutowa yang isinya meminta dirinya untuk memfollback akun twitternya. Karena dipi...