Menyusuri lorong-lorong di sebuah bandara besar bernama Incheon itu, seorang gadis yang baru beranjak dewasa tengah menyeret koper berwarna hijaunya menuju sebuah mobil sedan mewah yang sudah menunggunya dari tadi. Berjalan dengan wajah angkuhnya, gadis itu tak mempedulikan tatapan orang-orang di sekitar bandara yang mungkin sedang menatap kagum ke arahnya. Bagaimana tidak? Wajahnya bak ulzzang Korea itu patut dikatakan sebagai wajah yang sempurna. Dengan mata agak besar, bulu mata yang tebal, kelopak mata yang berganda, kulit putih, mulus, dan bibir ranum pink yang tipis memberikan kesan wajah campuran Asia-Eropa pada dirinya.
"Kalau udah sampai, temui pak Myung Joon yang bakal antar kamu sampai tujuan."
Terlihat olehnya seseorang yang dimaksud sang ayah. Pak Myung Joon yang akan mengantarnya hingga tujuan.
"Selamat sore, Nona Kim."
Namun sapaan itu tak digubris oleh gadis itu. Ia menyerahkan kopernya lalu masuk begitu saja kedalam mobil. Tak lama, Myung Joon segera menyalakan mesin mobil lalu beranjak pergi dari bandara itu.
Di perjalanan, tak ada yang membuka suara, terlebih Myung Joon. Takut jika nona besar itu akan marah. Tetapi entah kenapa mulut Myung Joon seketika berucap. "Gimana perjalanan anda? Apakah menyenangkan, Nona Kim?"
"Naik pesawat itu lelah bukan menyenangkan, Pak."
Keringat dingin sedikit bercucuran di sekitar dahi Myung Joon. "Nona udah makan?"
"Bapak lapar? Kalo lapar, berhenti aja buat makan."
Ah, bukan. Bukan itu maksud Myung Joon.
"Eng--enggak, Non."
Lagi dan lagi, suasana hening. Hanya suara mesin yang berderu dan beberapa kendaraan yang sedang melaju menyebabkan beberapa bunyi untuk menghilangkan sedikit keheningan yang sedang melanda. Myung Joon pun tak tau lagi harus mengatakan apa, ia sedikit takut menghadapi nona besarnya yang mungkin akan mengeluarkan omongan sadis yang agak dingin.
***
Sreet.
Rem ban mobil berbunyi itu menandakan bahwa mereka telah sampai di tempat tujuan. Yaitu ditempat apartemen mewah nan megah serta indah untuk dipandang mata. Mungkin, kalau dipikir, hanya orang-orang tertentu yang dapat menempati apartemen itu.
"Nona, kamar anda di lantai 12 nomor 30, mari saya bantu membawakan koper anda, Nona Kim."
"Pak, jangan memanggil saya nona Kim, panggil saya Taeta saja, jangan ada embel-embel 'nona'."
Sedikit tersenyum tipis, lalu Myung Joon segera menarik koper gadis bernama asli Kim Taeta itu ke kamar apartemennya.
Ting.
Bunyi sebuah lift bergema, pertanda mereka telah sampai ke ruangan yang mereka tuju. Begitu mereka sampai di sebuah kamar yang digunakan untuk Taeta, Myung Joon segera menancapkan sebuah kunci yang barusan ia ambil dari kantongnya.
Klek.
Pintu terbuka. Menampakkan sebuah ruangan klasik yang cocok dibilang mewah.
"Sultan mah bebas, hahay."
Mungkin itu kira-kira isi hati Myung Joon yang juga baru melihat isi dalam ruangan ini. Lantas, ia menyeret koper Taeta hingga dalam lalu segera pamit sembari mengatakan, "Nona Kim, mulai besok saya yang akan menjadi supir pribadi anda dan mengantar-jemput anda di sekolah, saya pamit dulu. Jika butuh bantuan segera hubungi saya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Night || KTH (LONG HIAT-!)
FanfictionMalam itu, malam yang penuh kedamaian. Setidaknya untuk dua orang pasangan berbeda derajat yang sedang menikmati sejuknya angin malam dari sungai Han yang menerpa mereka. Sembari bernostalgia ke zaman dimana lelaki itu selalu mengejar seorang gadis...