-7-

19 1 0
                                    

"makanya lo itu jangan kebanyakan baca novel! Jangan berekspektasi terlalu tinggi. Jadinya jomblo terus kan" ledek salah satu teman Yasmin

Untuk kesekian kalinya Yasmin menghela nafas lelah. Pernyataan-pernyataan seperti ini selalu muncul dalam hidupnya. Saat pertama kali mendengar ucapan seperti itu, Yasmin memang meradang. Ia meluapkan amarah dan membela dirinya.

Tapi lama-kelamaan Yasmin mulai lelah. Sepertinya ada beberapa hal yang memang lebih mudah dengan di -iyakan- saja

"Ngambek deh yasmin kalo di omongin begitu"

Yasmin hanya menoleh sembari tertawa kecil

"bukan kebanyakan baca novel, cuma emang belum nemu yang se frekuensi aja" sahut Yasmin

"Yas gue ngomong kaya tadi bukan buat jatohin lo. Gue tuh sayang sama lo, makanya gue ngomong kaya gitu. Lo itu udah 23 tahun sekarang, lo udah kerja, apalagi sih yang ditunggu? Lo gak bisa cari yang sempurna Yas. Gak ada manusia yang sempurna" teman satu itu masih berusaha memberikan nasihat yang terdengar lebih seperti ke-soktau-an

Demi Tuhan Yasmin sudah tidak tahan lagi!

"brak.. " Yasmin menggeser kursinya cukup kencang ke belakang

"kekencengan ya hehe, gue mau ke kantor duluan. Ada kerjaan yang ditunggu" tambahnya lagi sembari bangkit dari meja tempat ia dan teman kantornya makan siang

"liat, kalo dikasi tau ga terima. Pantesan jomblo terus" bisik-bisik mereka

Yasmin hanya memutar bola matanya jengah!




-



Satu bulan berlalu dari insiden kantin~~

Yasmin tidak pernah mencari pria yang sempurnya. Yasmin juga tidak punya kriteria khusus untuk pria yang ia suka. Walau Yasmin menyukai sesuatu yang berbau novel, fantasi, drama dan romance tapi Yasmin tidak pernah mengandaikan pasangan yang harus seperti itu.

Lalu, mengapa orang lain bisa menghakimi Yasmin seperti itu?!

Bahkan mereka tidak mengenal Yasmin lebih dari setengah umur Yasmin. Lalu tau apa mereka? Mereka punya hak apa untuk berbicara seperti itu?

Yasmin menerima masukan, kritik, saran. Tapi tidak dengan penghakiman.

"Yasmin pacarnya mana?"

"Yasmin sebentar lagi ya sebar undangan juga"

"Yasmin calonnya yang mana? Kenalin dong ke tante"

"Yasmin masih sendiri aja"

"Yasmin, jadi cewe jangan kebanyakan milih nanti ga ada yang mau loh!"

Jujur, Yasmin capek!
Iya Yasmin akui ia memang melajang cukup lama. Bisa dibilang hampir 10 tahun. Yasmin pernah berkencan tapi saat SMP.

Yasmin juga mau punya pacar, tapi belum ada yang selancar itu.

Orang yang Yasmin suka tidak menyukainya balik. Begitupula sebaliknya.

Ia menendang bebas di rerumputan
Yasmin hanya duduk sendirian sembari sesekali melirik para pria yang sedang bermain bola. Beberapa muda-mudi mengobrol. Orang tua jalan-jalan sore.

Ada begitu banyak orang disini, tapi Yasmin sendirian

Setidaknya begitulah sampai sepasang kaki bersepatu putih berdiri di sebelahnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 21, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

M O M E N TTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang