6.Berhentinya sebuah rasa

24 5 0
                                    


Yups, aku update lagi, vote dan komennya ditunggu ya😘.

"Aku tersenyum ketika aku melihatnya.
Dia tahu bahwa aku selalu senang ketika dia
Selalu ada didekatku."

Nidndia_Icyvara

Sudah beberapa menit yang lalu, Nindi duduk lemas di meja dapur dengan tatapan yang lurus kedepan, menandakan jika Nindi sedang memikirkan sesuatu.

"Nin, tumben jam segini sudah bangun?" Ibu Nindi bertanya, sambil terheran-heran. Pasti ada sesuatu dengan Nindi, tak biasanya Nindi bangun sepagi ini.

"Oh ini Ma Nindi mau membuat bekal," jelas Nindi terbangun dari lamunannya dan kembali ke alam fokusnya. Perkataan Nindi kali ini tak begitu menggebu bersemangat, melainkan menunjukkan kebingungan.

" Kan Mam- ."

" Tak apa Ma, Nindi ingin buat sendiri biar serasa sepesial gitu," sela Nindi memotong ucapan Ibunya yang belum selesai itu, kali ini kalimat yang diucapkan Nindi bernada semangat yang bergebu tak sekalem tadi ucapan awalnya.

"Tapi Ma, sayangnya Nindi bingung mau masak apa?" lanjut Nindi dengan nada yang mulai kalem lagi.

"Buat siapa sih? cowok ya? buatin tumis kembang kol aja, kan simpel," saran ibu Nindi dapat diterima juga, lagi pula banyak juga yang menyukai kembang kol.

"Ok thanks Ma," Nindi bersegera menjalankan tugasnya dan diakhiri dengan senyuman yang begitu manis semanis madu. Nindi bangga pada diri sendiri ternyata masakannya berhasil, Nindi baru sadar ternyata dia memiliki bakat memasak juga.

" Ok, Ma. Udah siap semua. Tinggal? tinggal Nindi berangkat tanya Nindi dan dijawab sendiri oleh dirinya. Seperti biasa Ibu Nindi hanya memberikan kekehan halusnya dan dilanjutkan dengan ritual paginya yaitu mencium tangan Ibunya dan berjalan kaki menelusuri trotoar jalan, tetapi momen kali ini sangat langka.

Nindi berjalan dengan senyuman manisnya, dari kemarin senyuman manis itu tak dapat hilang dari paras cantiknya. Dengan perasaan bahagianya Nindi bergegas menuju kampus dan dilanjutkan dengan mencari pria yang mendekam dipikirannya sejak kemarin.

"Ah itu dia Mia, aku sebaiknya segera menceritakan segalanya kepadanya," monolognya pada diri sendiri.

"Hai mia, bagaimana keadaanmu?" lanjut Nindi kali ini ia tak berbicara sendiri, Nindi sudah menemukan teman bicaranya.

"Ada apa dengan mu? sepertinya ada sesuatu yang tidak beres nih, gue mencium bau-bau mencurigakan," gumam Mia disertai dengan kegiatannya mengendus-endus udara yang sudah tercampur bau masakan Nindi dan menciptakan bau yang amat sangat nikmat.

"Nah kan ketemu, lo begitu baik Nin. Lo bawain temanmu ini bekal ya? tau banget kalo gue gak pernah sarapan kalo pagi." Ungkap Mia raut wajahnya berubah cerah, secerah pelangi. Tangannya ingin meraih tas berisikan bekal di pelukan Mia, belum saja Mia menyentuh tas itu Nindi sudah menampol tangannya terlebih dahulu.

"Lah Nin, gue mau makan," sambung Mia.

" Enak aja, nih bekal buat pangeranku, kalau kau laper beli sana, kalau gak bawa aja bekal sendiri, wleee...  ,"  protes Nindi sambil menjulurkan lidahnya membuat sang empu semakin terlihat lucu dan menggemaskan.

"Dan sekarang, tugasmu adalah mengikuti ku mencari Nathan," (karena Nindi melihat raut tak mengenakkan dari wajah Mia Nindi bersegera melanjutkan ucapannya). "TAK ADA PENOLAKAN, ini pernyataan bukan pertanyaan. Lagian apa kau tak ingin menyaksikan keromantisan temanmu ini heh," gerutu Nindi yang disambut dengusan oleh Mia. Nindi tau Mia tak akan menolak ajakannya, karena Mia memiliki rasa penasaran yang tinggi.

Your Different Self (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang