rasa yang sama berulang,
sakit rasanya bila mengingat kembali,
betapa hinanya diri dimaki terus dilupakan segala budi,
ingin aku ketawakan diri sendiri yang tampak bodoh kekal berdiri membela diri mereka,
tapi tetap, jasa itu di lempari najis-najis!
terima kasih,
aku sudah puas,
aku sudah bosan,
aku sudah penat,
juga sudah lali
dengan permainan mulut dan hasad dengki manusia.
dicerca, dihina, di pandang serong juga diumpat dari belakang.
apa yang aku tidak rasa? SEMUA!
padahal mereka tahu perangai, sisi luar dan dalamku bagaimana.
namun tetap jua mereka membuat kesimpulan sendiri.
terus akhirnya? beginilah kisah kita berakhir.
selamat tinggal sahabat, terima kasih atas kuasa FITNAH itu.
YOU ARE READING
Tinta Biasan Perasaan
Poetryluahan rasa dan kata-kata sepanjang mengharungi ranjau kehidupan.