un, dia kembali

14 2 0
                                    


malam ini, kamu termenung. berpikir, berpikir keras perihal hal yang seharusnya tidak berguna untuk dipikir lagi.

kamu kembali, mengingat lalu-lalu yang kembali teringat. padahal sudah hampir saja terlupa. tapi berkat dia, hal itu kembali melintas di pikiran.

kamu ingat, bagaimana saat-saat indah kamu mengaku pada dirimu sendiri jikalau kamu menyukainya. bagaimana kamu berusaha memberi kode padanya, menspesialkannya, dan banyak lagi hal lain.

kamu terus mengingat hal-hal baik, kamu tersenyum.

hingga tiba saatnya masa yang kamu ingat sampai di masa buruk.

dimana kau yang sudah berjuang mati-matian membuat dia semakin dekat, akhirnya berjarak dengannya. bukan jauh lagi, tapi sangat jauh.

sakit itu kembali menghantam kepalamu. disatu sisi kamu mau mengabaikannya, dan di satu sisi kamu memaksa dirimu untuk terus mengingatnya.

hari dimana dia akhirnya tahu perihal rasamu, dan memilih untuk pergi jauh. sangat jauh.

dan inti ceritanya, hanya sampai disitu.

perlahan kamu kembali meraih handphonemu, membuat cahayanya berpendar ke seluruh wajahmu di bawah gelap, membuat per inci air matamu terlihat jelas.

kamu bingung, harus bagaimana.

kamu membuka ruangan chat dengannya. memandangi pengakuan kalau dia menyesal telah membuangmu yang tidak kamu respon sama sekali. hanya kamu baca. padahal, kamu sudah berhasil move on.

mengetahui ia tak mendapat respon, ia mengeluarkan macam-macam sindiran dan sumpah serapahnya di macam-macam platform nya. seakan, kamu yang bersalah, dan kamu yang paling salah.

kamu semakin bingung, tak tahu apa yang sebenarnya ia ingin.

mungkin timbul rasa kasihan di dadamu, tapi hatimu sudah terlanjur luka karenanya.

kamu marah, bahkan dia kelihatannya hanya berusaha membuatmu tidak tenang.

alhasil, kini, kamulah yang mengucapkan selamat tinggal. berpamit, agar sopan dan tak sepertinya yang hanya meninggalkan luka.

lalu perlahan,

kamu mendirikan tembok yang jauh lebih tinggi daripada tembok-nya yang dulu yang baru saja runtuh.

—pendaran rasa, 22 juli 2020

pendaran rasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang