Faith | 4

5 0 0
                                    

Lagi ?

Kemeja dengan Pin SL, Celana kain abu-abu. Penerimaan Hasil belajar dan kenaikan kelas, satu persatu nama dibacakan, Auditorium pada hari itu diisi anak kelas satu yang sudah mengenakan seragam resmi saintLu dan orang tua mereka. Sedangkan anak kelas 2 yang naik kekelas 3 menerima hasil mereka satu hari sebelum anak kelas 1. Anak kelas 2 semua menjadi panitia penyambutan serta peresmian anak kelas satu yang sudah resmi menjadi Siswa SMA Santo Lukas.

"George Tanwira, Selamat. Peringkat Satu Umum" Kepala sekolah memanggil nama Wira. Orang Tua berjalan kearah walikelas untuk mengambil raport, sedangkan para siswa berjalan dari tempat duduknya menuju kearah depan panggung, dimana Kepala Sekolah beserta jajaran pejabat sekolah duduk. Wira berdiri dan berjalan sendirian mengarah kearah kepala sekolah.

Sebuah pin SL disematkan pada Kerah baju Wira. Ia kemudian berdiri membuka barisan awal didepan panggung audit. Setelah semua nama selesai dipanggil, para guru menyematkan pin pada setiap siswa yang berhasil menaiki level pendidikan sma mereka ke kelas dua

Setelah menaiki kelas dua, King, car dan wira memilih penjurusan mereka. Car dan Wira memilih IPS sebagai jurusan mereka. Sedangkan King mengambil jurusan IPA, pilihan yang mengejutkan tentunya. Merekapun diberikan prioritas untuk memilih kelas mereka, karena mereka mempunyai indeks prestasi yang memuaskan

Keluar dari auditorium, Car berusaha mencari Wira yang belum ia lihat setelah penyematan Pin, sedangkan mereka harus segera menuju ke lapangan untuk melanjutkan keacara penyambutan sekolah.

"hari ini gua berangkat. Selamat dek. I Happy For You. maafin gua gak bisa wakilin mereka untuk hari ini. Gabby" Pesan singkat yang masuk pada telepon genggam wira

Setelah membaca pesan singkat ini, ia bergegas meninggalkan auditorium, menuju ke mobilnya dan bergegas menuju bandara.

"Dan kenapa Tuhan selalu memisahkan gue sama kalian?" wira terus bertanya dalam hatinya selama perjalanan kebandara.

Wira melihat Gabby sedang menunggu jam check in pada salah satu cafe di bandara itu. Ia menatapnya dengan dalam dari jauh, ia berjalan mendekatinya, airmatanya berlinang tanpa bisa ia tahan lagi. Linangan air mata itu jatuh, ketika dengan diam, ia duduk didepan gabby. Gabby yang sedang melihat sesuatu pada telepon genggamnya sedikit terkejut, karena ada orang duduk di depannya.

"dulu papa untuk selamanya tinggalin, gua, mama dan elu. Kemudian, mama pergi meninggalkan segala harta dan semua yang ia miliki untuk kita berdua, dan sekarang..........." wira membuka pembicaraan mereka.

Gabby. Kakak tunggal wira. Sukses sebagai seorang fashion designer, membuat kakaknya harus meneruskan carriernya bersama FD lainnya. Papa mereka meninggal ketika Gabby sudah SMA dan Wira masih SD. Ibu mereka memiliki sebuah fashion Label yang sudah lumayan memiliki nama pada industri fashion. Setelah selesai kuliah jurusan fashion designer gabby kembali keindonesia, dan atas titah dari mama mereka, Gabby meneruskan perusahaan mereka. Sebulan setelah Serah Terima Jabatan, diam-diam mama mereka meninggalkan mereka berdua untuk menikah dan memilih hidup baru dengan tenang tanpa usikan media.

Sejak SMP untuk setiap kebutuhan wira, disediakan oleh kakaknya. Gabby begitu menyayangi wira, gabby sadar kalau ia tidak akan bisa menggantikan ibunya untuk wira, tapi memberikan yang terbaik untuk adiknya adalah sesuatu yang ia tanamkan dengan jelas dalam hatinya sejak ibunya meninggalkan mereka.

"lu tinggalin gua geb. tega bener lu." wajah tampannya itu tertunduk lesu dengan suara kecil yang lemas. Disitu hanya ada mereka berdua, dipisahkan oleh meja bundar antara tempat duduk mereka berdua

"gua balik kok dek"

"kapan? mama juga dlu bilang gitu. Tapi apa?" wira yang mulai menggigit bibirnya menahan luapan emosinya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 01, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

FaithTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang