BAB 4 Misi Pertama

35.8K 507 22
                                    

BAB 4 Misi Pertama

Menanggalkan semua pakaian yang melekat, aku membiarkan air dingin membasahi seluru tubuh. Aku memejam saat merasakan sensasi dingin yang menyegarkan.

"Abang! Ihh, punya Abang kecik."

Jedeeerrrrr!

Suara—yang sebenarnya imut itu—malah terdengar seperti sambaran petir diiringi gelegar guntur di gendang telingaku.

Wajah tak berdosa Kiwi menyambut penglihatanku saat membuka mata. 

"Tapi otot perutnya lumayan." Kiwi menempelkan ujung telunjuknya di perutku.

Dasar hantu mesum!

Buru-buru aku menutupi aurat terlarang. Dan apa tadi katanya, kecil? Ini hantu kebanyakan baca komik hentai apa gimana. Jadi standar ukurannya tidak rasional.

Aku tidak terima.

"Kenapa muncul tiba-tiba!" Aku menyambar jubah handuk. Secepat kilat mengenakannya.

"Aku ada informasi penting. Tim lapangan sudah dapat misi buat Abang."

Apa sekarang aku sedang berhalusinasi lagi?

Tapi ini terlalu nyata kalau hanya sekadar halusinasi?

"Abang! Malah bengong. Pasti lagi mikirin duit yang raib dipake juday slot, ya."

Ni hantu mulutnya bener-bener. Aku berdecak dengan jengkel. "Terus apa misinya? Saya mesti ngapain?"

Greget juga lama-lama.

"Aku kasih tau sambil jalan. Kuy!" 

Kiwi menjentikan jari telunjuknya dan seketika kami sudah berada di tempat antah berantah. 

Apa ini dunia isekai?

Di tempat ini, bukan hanya ada aku sama Kiwi. Masih ada dua orang lagi. Dua-duanya laki-laki. 

"Kenalin, ini Bang Wild." 

Kiwi menunjuk pria berusia tiga puluhan yang memakai kemeja hitam. Wajahnya terlihat dingin. Dia melirikku sekilas dengan acuh tak acuh. Tapi aku akui, proporsi badannya bagus. Dia juga lebih tinggi dariku. Rambutnya yang fluffy menambah kesan urakan. Sebagai pria, aku juga mengakui kalau wajah pria ini tipe yang akan disukai cewek-cewek.

"Terus ini, Acep." 

Kini, Kiwi menunjuk ke arah pria yang sepertinya sepantaran denganku. Tidak seperti Bang Wild, Acep memiliki tubuh kurus ceking. Kaus hijaunya terlihat kedodoran. Rambutnya keriting, tingginya hanya sebatas bahuku, tapi kulit sawo matang memberi kesan manis untuk wajahnya yang terlihat jenaka.

"Bang Wild, Bang Acep, kenalin ini Bang Kalkun!" Kiwi mengarahkan kedua tangannya padaku.

Aku mendelik.

Seenak jidat amat ini hantu ganti nama orang.

"Ehem, nama saya Ken Jalawersa." Aku mengoreksi.

Bang Wild terlihat nggak peduli. Kiwi hanya mencebik. Sementara Acep cengengesan doang.

"Oke! Biar aku jelaskan apa misinya." Saat Kiwi mulai bicara, muncul cahaya biru lembut di depan tubuhnya. Cahaya itu menampilkan sosok seorang anak kecil berusia tujuh atau delapan tahun. "Nama anak ini Denis Adhitya. Korban santet. Jiwanya sudah dikuasai oleh sekelompok siluman barbar. Dan tugas kaliannn, adalah menyelamatkan jiwa anak ini."

Kiwi menatapku, Bang Wild, sama Acep secara bergantian. 

"Gimana, kalian paham kan?" 

Aku sama Acep mengangguk, sedangkan Bang Wild hanya berdeham ringan lalu bangkit berdiri.

Terjebak Hantu MesumTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang