HYPHOTHERMIA DAN DIIKUTI DEDEMIT GUNUNG GEDE

451 16 0
                                    

ini cerita atau pengalaman mistis saya saat mendaki Gunung yang ketiga.

Cerita ini betepatan pada bulan september 2019. Kala itu aku dan teman-temanku merencanakan mendaki gunung gedepangrango. Kami berjumlah 14; 7 orang cewe dan 7 orang cowo ( ini bukan ngedate ya), cukup banyak juga sih ya hehe. Mereka bernama : aku, Zaki, Aril, Kodir, Ikwil, Iwang, Faris, Anggi, Kintan, Regita, Amel, Ziah, Tilah dan Salwa.

Singkat cerita malam tanggal 14 september kami berkumpul dicimanggu, kami berangkat sebagian ada menggunakan motor dan sebagian lagi menggunakan mobil pickup, kebetulan saya dimotor. Kemudian sebagian rombongan yang dimobil mereka berangkat duluan jam 10 maleman dan aku yang dimotor belum berangkat karena masih menunggu satu orang teman lagi yang ngaret banget. Oh iya ada 2 orang lagi yang ikut barengan untuk berangkat mereka bernama om awong dan dekol.

Sekitaran jam setengan 12 malem temanku datang, kami sudah kesal menunggu. Akhirnya kami berangkat melesat menuju tempat tujuan, pas didaerah puncak ketemu rombongan yang dimobil mereka sedang rest dulu kamipun ikutan istirahat ngopi-ngopi dulu lah. Seketika saya ditelpon oleh kaka saya mereka juga mau naik gunung gede juga, mereka dapet musibah ban mobil yang mereka tumpangi kempes dan mereka tidak tau lokasi basecampnya dimana, akhirnya saya kasih tau patokan-patokan jalannya.

Setelah beres istirahat kami berjalan lagi melewati puncak bogor, hawanya dingin banget ditambah lagi macet sedikit membuat aku pegal-pegal karena membawa tas keril berat dimotor. Akhirnya sekitaran jam setengah 3 kamipun sampai di basecamp gn gede via gunung putri.

Disana aku bertemu kakaku dan rekan-rekannya termasuk rekan kerja aku juga dulu, mereka berjumlah 5 orang; Kakaku, Ropi, Bang aji, A hapid, pacarnya a hapid. Kami beristirahat di basecamp abah anwar, sampai-sampai sebagian dari kami tidak tidur ngobrol sampai pagi.

Pagi tiba cuacanya cerah sekali cocok untuk pendakian. Kami sarapan, mandi dan juga registrasi. Oh iya untuk registrasi ke gunung gede sistimnya harus booking via online ya minimal H-3 harus udah booking dan pembayaran onlinennya.

Seberes semuanya selesai kami berdoa dan berangkat. Oh ya kami membagi 2 rombongan, yang pertama rombonganku 14 orang tadi dan rombongan kedua adalah rombongan kakaku dan juga om awong dan dekol ikut ke rombongan kakaku itu.
Untuk track yang pertama kami melewati perkebunan warga. Karena cuacanya cerah sekali membuat panas, cepet lelah, pusing karena kurang tidur dan ditambah lagi tracknya yang berpasir sehingga membuat ngebul.

Kami beristirahat sejenak dipos polisi kehutan, seberes beristirahat kami melanjutkan perjalanan lagi. Setelah beberapa menit berjalan sampai lah kami dipintu rimba disini kami beristirahat lagi, malkum kebanyak masih perdana mendaki jadi kebanyakan istirahat. Beres beristirahat kami berjalan lagi. Kali ini mulai memasuki hutan, mulai terasa sejuk karena banyak pepohonan. Tracknya mulai menajak sehingga yang tadinya Amel bawel akhirnya tidak terdengar lagi suaranya mungkin karena kecapean.

Aku paling belakang, hendak ingin duluan nunggu didepan karena ingin tidur ngantuk berat banget sumpah, namun aku ditahan oleh temanku Zaky, dia nyeramahin aku, karena kita sebagai penanggung jawab harus paling belakang dikarenakan cewe-cewenya sangat lambat sekali. Sedangkan Iwang yang mengajak mereka ber 5, dia duluan mulu didepan kaya gabertanggung jawab gitu. Aku dan Zaky sempat kesal.

Kami sampai di pos 1 disini kami beristirahat lagi lumayan aga lama sih katanya menikmati dulu.Seberes beristirahat kami berjalan lagi, rencana kami mau makan siang di pos 3. Tracknya terus menanjak gaada bonusnya, mana kepala pusing belum tidur dan cewe-cewenya pada lambat lagi membuatku juga menjadi lemas. Dijalur pendakian ini banyak pedagang, jadi enak lah bisa istirahat diwarung dulu namun harganya mahal membuat jiwa missquenku meronta-ronta.

Ditengah perjalanan menuju pos 3 tas Regita tiba-tiba putus, akhirnya sebagian dari kami beristirahat dulu untuk memperbaikinya. Untungnya Faris bawa jarum jahit dan benangnya. Oh iya terkadang kita lupa membawa hal yang spele ini sebenernya barang ini sangat lah penting. Sambil nunggu menjahit kamipun nyemil dulu, setelah di jahit eh resletingnya rusak terpaksa dia menitipkan barang bawaannya. Untung tas kerilku lumayan masih kosong masih bisa menampung barang bawaannya Regita.

Kumpulan Kisah Mistis Pendakian GunungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang