6. Siapa?

174 15 11
                                    

Jumpa lagi...👉👈

Happy 300 readers🤗🎉

⚠Happy Reading⚠

Lo itu siapa sii gadis aneh?
Lari-larian di otak gue se-enak jidat.

~Rayhan Laksamana Pranadipa~

***

Setelah tadi diantarkan pulang oleh pria yang entah siapa namanya Sasya tak tahu, kini ia baru selesai membersihkan badan nya.

Saat ini hatinya sudah lebih rilex di bandingkan tadi, ia sudah mulai melupakan bahwa hampir seharian tadi ia menangis.

"Siapa ya cowo tadi yang nganterin Sasya pulang?"

"Ko Sasya lupa tanya ke dia ya?"

"Ah jangankan tanya, mukanya aja Sasya gatau, ga sempet liat juga soalnya tadi sibuk nangis, muka Sasya nunduk mulu."

"Ko dia aneh banget ya? Sebelumnya maki-maki Sasya, eh udah gitu malah nganterin Sasya pulang"

Sasya bergumam seraya memeluk foto sosok sang kekasih, beribu-ribu pertanyaan baru terbesit dalam pikiran nya. Ya, kejadian seperti tadi memang sudah sering terjadi semenjak kepergian sosok Er.

Jika ia sedang benar-benar merindukan sosok Adit, atau yang sering ia sapa dengan iming-iming Er, maka ia akan menangis sampai berjam-jam atau bahkan hampir seharian, tapi jika ia sudah memeluk foto sosok yang sedang ia tangisi tersebut maka dengan perlahan tangisnya mulai mereda, dan suasana hatinya yang tadinya hancur lebur akan ikut membaik sedikit demi sedikit.

Ya seperti itulah Sasya, sosok gadis aneh dengan beribu fakta di dalamnya. Bahkan orang terdekatnya saja tidak tau.

Selama ini tidak ada yang benar-benar mengenali sosok Sasya, selain Adit. Bahkan bunda nya sekali pun tidak sepenuhnya tau semua tentang Sasya.

Alina, meski gadis itu mati-matian menginginkan Sasya untuk menjadi sahabatnya, namun ia masih enggan untuk terbuka secara terang-terangan jika menyangkut masalah yang menurut Sasya cukup privasi.

***

Waktu menunjukkan pukul 20.00 seorang pria tampan dengan perawakan gagah, mata tajam, rahang yang terlihat kuat. Ia tengah berdiri di balkon kamarnya, matanya menatap ke arah bulan dan bintang-bintang yang tengah bertugas menghias dan menerangi langit malam yang gelap gulita. Tatapan matanya terasa begitu kosong nan hampa, tapi pikirannya terus menerus berputar pada ingatan tadi sore saat ia tengah menuju tempat kediamannya.

'lucu'

Hatinya terus menerus mengatakan kata itu jika mengingat sosok wanita yang tadi sore hampir ia tabrak.

"Dia kenapa ya? Ko tadi nangis?"

"Masa bodo ah. Gada urusan nya sama gue"

Ia aneh. Pasalnya jika ada seseorang yang mengusik kehidupan nya maka tanpa rasa kasihan ia akan terus memaki, memaki, dan memaki.

Tapi kenapa?

Bahkan saat ia menatap mata nanar gadis itu yang sedang tertunduk, hatinya langsung terenyuh, dan dengan mudahnya jiwa kemanusiaan nya bergejolak.

Chalisya's DaysTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang