Move

31 7 1
                                    

Hana, seorang gadis asli Indonesia yang beruntung mendapat beasiswa di Seoul National University. Berbekal otak cerdas dan pengetahuan yang dimilikinya, tepat pukul 14.00 KST Hana baru saja sampai di Bandara Internasional Incheon . Mendorong troli yang berisikan dua koper besarnya menuju pintu keluar. Berbagai tulisan hangul yang beberapa berhasil ia artikan.

Dering handphone yang baru saja dinyalakan membuat tangannya terulur mengambilnya didalam sling bag putih yang tergantung indah pada pundak kanannya.

Nama Areum tertera jelas pada layar handphone nya. Seorang gadis blasteran Korea-Indonesia yang bersahabat cukup lama dengan Hana hingga akhirnya Areum memutuskan untuk pindah negara mengikuti orang tuanya.

"Hallo"

"Hallo. Lo udah nyampe?" Suara Areum terdengar dari sebrang.

"Baru aja. Lo jemput gue di pintu keluar 3 aja. Gue bentar lagi keluar"

"Oke. Lo jangan kemana-mana! Ilang tau rasa lo"

Panggilan dimatikan membuat Hana melanjutkan kembali langkahnya. Hawa dingin bandara berubah menjadi udara panas saat kaki panjang Hana berhasil keluar dari bandara besar tersebut.

Belum lama Hana menunggu, sebuah mobil taksi hitam berhenti tepat didepannya. Sepersekian detik, keluarlah seorang gadis seusianya.

"Hanaaa" teriaknya membuat senyum Hana mengembang.

"Areum. Gue kangen lo tau"

"Lo pikir gue engga" balas Areum merenggangkan pelukannya.

"Ya ampun, rasanya aneh tau ga ngomong kayak gini disini" lanjutnya diikuti tawa.

"Ya iyalah goblok!"

"Mulut lo masih remed aja. Udah pulang aja yuk, lo pasti udah capek"
Putus Areum pada akhirnya membuat Hana menurut.

Butuh sekitar 44 km untuk sampai di tempat tinggal Areum. Sepanjang perjalanan Areum tak hentinya menjelaskan berbagai tempat yang dilewatinya.

Hingga akhirnya, taksi yang ditumpangi keduanya sampai disebuah gedung apartemen yang menjulang tinggi di daerah Sillim-dong.

Setelah menurunkan koper dari bagasi, dengan dibantu Areum, Hana membawa kopernya kedalam. Selama kuliah disini, Hana akan tinggal bersama Areum hingga ia lulus.
Ruangan bercat putih dengan interior berwarna senada menyambut kedatangan Hana.

"Lo mau lihat-lihat dulu apa langsung istirahat?"

"Istirahat dulu deh" jawab Hana. 7 jam perjalanan menggunakan pesawat membuat tenaganya terkuras.

"Yaudah terserah lo. Gue masih ada jam. Kalo lo laper tinggal masak atau kalo ngga buat ramen aja" pesan Areum seraya menata bukunya.

"Iya lo tenang aja"

"Kalau gitu gue berangkat"

Punggung Areum menghilang bersama dengan ditutupnya pintu. Hana menidurkan badannya di sofa panjang yang sudah didudukinya sejak tadi.

Perlahan mata lebarnya menutup membiarkan tubuh mungil itu beristirahat.

Kringgg!!

"Astaga"

Belum sepenuhnya terpejam, Hana kembali membuka lebar matanya. Dering dari handphone nya berhasil membuat gadis itu terbangun.

"Emang ya gasuka banget gue tenang" gerutunya seraya mematikan dering yang ternyata berasal dari alarmnya.

Merasa kantuknya tiba-tiba hilang, Hana memutuskan pergi ke kamar mandi untuk membersihkan tubuh yang sudah dirasa lengket.

Dengan sabun beraroma lemon kesukaannya, Hana betah berlama-lama merendam diri. Hingga hampir satu jam kemudian gadis itu muncul masih dengan piyama mandinya. Berjalan santai menuju koper yang sama sekali belum di sentuhnya sejak tadi.

Membawanya masuk kedalam kamar dan mengeluarkan seluruh isinya. Memilih kaus pendek berwarna oranye dengan training abu-abu lalu mencepol rambut hitam panjangnya.
Setelah merasa cocok, Hana berniat pergi keluar untuk sekedar melihat-lihat.

Berjalan menyusuri trotoar yang cukup ramai. Hingga matanya terfokus pada sekumpulan anak muda yang terlihat sedang menarikan sebuah tarian modern. Dengan semangat Hana berlari kecil menghampirinya.

Lagu better now milik Post Malone mengalun indah dengan gerakan-gerakan para penari.

Perlahan tubuhnya mulai mengikuti irama lagu hingga salah satu dari penari tersebut menarik Hana dan mengajaknya menari.

Dengan luwes, tubuhnya mengayun indah membuat orang disekitarnya ikut bertepuk tangan.

Tanpa sadar, sedari tadi seorang pemuda menatap intens gadis itu. Wajah tampan dengan rambut coklat yang menawan. Lamunan pemuda tersebut buyar ketika lagu habis terputar bersamaan dengan usainya tarian indah milik Hana.

"Permisi"

Find YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang