A Kookjin's Story.
.
.
.
.
"Kau hari ini membawa bekal, Jungkook?" Seokjin melihat Jungkook yang mengeluarkan sekotak dosirak dari dalam tas nya.
"Ya. Kakekku mengirimkan banyak bahan makanan untukku. Walaupun sederhana, tapi aku yakin rasanya enak"
Jungkook membuka tutup dosirak nya perlahan. Sedangkan netra bulat Jin terus mengawasi pergerakan tangan Sang Ketua.
Mata Jin berbinar-binar. Sepanjang hidupnya, Jin tidak pernah melihat bekal makan siang yang sangat sederhana namun dapat menggugah nafsu makannya.
Selama ini, bekal yang Ia bawa selalu disiapkan oleh tim koki papan atas dan selalu dikirimkan tepat pada jam makan siang dengan kondisi fresh from the oven.
Tentu saja menu makannya selalu harmonis dan seimbang dalam hal gizi, serta memakai bahan segar dengan kualitas super.
Jin mengamati isi yang ada di dalam kotak dosirak milik Jungkook.
Sayur rebus
Sosis
Telur gulung
Daging asap
'Bagaimana bisa makanan tidak berkelas seperti itu menggugah nafsu makan ku?!!'
Jin mengusap liurnya yang menetes, matanya tidak dapat lepas dari kotak dosirak milik Jungkook
'Sosis yang dipotong seperti gurita!
Ternyata bisa dibuat seperti itu juga?!'
Jin mengusap liurnya, Ia ganti menatap sang pemilik dosirak.
Sungguh, Ia ingin mencobanya! Tapi harga dirinya terlampau tinggi untuk meminta pada Jungkook.
KRIETTT
Suara pintu yang terbuka mengalihkan atensi Jin.
"Makan siang~ makan siang~" Jimin memasuki ruang OSIS dengan bersenandung.
"Wah wah! Jungkook! Kau membawa bekal?! Kelihatan enak~"
"Tentu saja. Aku membuat ini sendiri" Jungkook berucap dengan bangga
"Ahh aku ingin mencobanya~" Jimin mendekati kotak dosirak milik Jungkook.
"Silahkan"
Tubuh Jin menegang. Giginya bergelatuk menahan amarah. Matanya menatap sinis dua orang yang sedang berbagi makanan di hadapannya.
'Jimin, aku kira kita teman baik. Tapi ternyata kau mengkhianatiku dengan memakan makanan yang sama dengan Jungkook
KAMU SEDANG MEMBACA
Love is War! || KookJin
FanfictionCinta adalah perang! Orang yang jatuh cinta adalah pihak yang kalah! Jungkook dan Jin saling mencintai. Sayangnya, tidak ada yang mau mengaku, karena hal itu akan menjadi tanda kelemahan. Akhirnya, mereka memulai upaya untuk melakukan apa pun yang...