🥀 Chapter Dua||Bertemu Dia

130 67 78
                                    

Jangan lupa Vote❤️⭐
.
.
Kenyataan memang sepahit itu ya?

Arika

Happy reading🥀🥀🥀

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happy reading
🥀🥀🥀

🍁
🍁
🍁

Pelajaran kedua telah selesai, guru yang tak henti-hentinya menjelaskan kini sudah pergi meninggalkan kelas 11 Ipa 3. Dan tak lama lagi jam yang paling di nanti-nanti semua siswa siswi ini akan segera tiba, jam istirahat, surga bagi Arka dan teman-teman lainnya.

Kring..kring..kring *anggap aja bunyi bel hehe><

"Arika," teriak Arka, namun orang yang di panggil tak mendengar sebab sibuk dengan kegiatannya sendiri.

"Woi Rik," teriaknya lagi dan akhirnya didengar oleh sipemilik nama itu.

Arika yang sedang merapikan alat tulis yang berserakan di meja pun tersentak dan menoleh menatap Arka tajam.

"Apasih Arka, teriak-teriak gajelas," ucap Arika kesal, kemudian melanjutkan merapikan alat tulisnya.

"Hehehe, kantin kuy," ajak Arka kepada Arika.

"Gak ah, Lo duluan aja gue sama prim ntar," tolak Arika sambil melirik Prim.

"Prim lo kan anak Osis kenapa gak ikut rapat?" tanya Arka untuk Prim.

"Gue ga bawa almamater," ucap Prim dengan ketus

Prim memang anggota Osis, seharusnya dia mengikuti rapat sekarang, tadi sebelum masuk jam keduan dua anggota Osis memberitahukan ke kelas mereka bahwa akan di adakan rapat untuk pembentukan panitia dan persiapan perseni yang akan di adakan satu bulan lagi setelah ujian.

Untuk mengikuti rapat di wajibkan memakai almamater.

Tapi Prim tidak membawanya jadi dia tidak bisa mengikuti rapat kali ini, sebenarnya dia juga malas ikut Osis tapi dia di paksa oleh orang tuanya agar masuk kedalam organisasi ini.

"Eitts santai dong mbaknya," balas Arka

Arika yang menyimak pembicaraan mereka pun berucap, "Udah-udah, Arka lo duluan aja sana," sambil mengibaskan tangannya.

"Yaudah, byeee jangan rindu sama gue ya, rindu itu berat kata Mas Dilan," ucap Arka sambil mengedipkan sebelah matanya dan mulai meninggalkan kelas bersama teman sebangkunya, Reza.

"Iyaiiin," balas Arika sebelum Arka menghilang dari pandangannya.

*****

"Arka, lo kenal sama murid baru tadi?" tanya Reza kepada Arka.

Arka menoleh kearah Reza seraya berkata,"Iya, gue kenal sama dia."

"Kok bisa?" tanya Reza sekali lagi.

ARIKA (on going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang