Sahabatku, Teman Kelompokku

11 1 0
                                    

Aku masih ingat perasaan gundah ketika aku harus bersekolah di kota lain. Aku tidak memiliki satu pun teman di sana. Aku merasa sangat berbeda dengan latar belakangku yang berbeda budaya dengan mereka. Butuh waktu bagiku untuk bisa beradaptasi di sana.

Waktu itu pelajaran renang, aku dan teman-teman lainnya diminta untuk membentuk kelompok berjumlah dua orang. Aku pun berpasangan dengan teman yang berbeda kelas. Aku mengenali dia, aku ingat nama dan wajahnya. Kami pun berkenalan singkat sebelum lanjut berenang. Itulah cerita pertemuanku dengan dia yang bagiku merupakan sahabat pertamaku di SMP.

Kami tidak memiliki banyak kesamaan. Kami adalah dua orang yang berbeda. Meski begitu, kami menikmati waktu bersama dengan saling bertukar cerita. Semuanya baik-baik saja sampai pada suatu hari kami bertengkar hingga merusak persahabatan kami berkali-kali. Kami berbaikan hanya untuk bertengkar lagi. Waktu itu sangatlah berat bagiku kehilangan dirinya. Aku pikir kami tidak akan bisa berteman kembali. Aku pun terkejut ketika kami pada akhirnya menjadi teman sekelas.

Awalnya terasa sangat canggung berada di kelas yang sama dengan dirinya. Kami masih tidak saling bicara. Teman-teman kami pun mengetahui situasinya. Ketika pada suatu hari kami dipilih oleh guru untuk mengerjakan tugas bersama, aku dan dia tidak tahu harus bagaimana. Kami mencoba berbagai cara agar bisa mengganti kelompoknya tapi tidak bisa. Aku sadar bahwa kami tidak akan mungkin bisa melanjutkan tugas tersebut sebelum kami berbaikan. Aku pun memberanikan diri untuk bicara dengannya. Kami pun memutuskan untuk memulai pertemanan kami dari awal dan melupakan apa yang telah terjadi di masa lalu. Sejak itu pertemanan kami membaik dan aku bersyukur karena bisa berteman lagi dengannya. Pertemanan kami diawali dan diperbaiki dengan mejadi teman satu kelompok. Terimakasih telah menjadi teman kelompokku!

KisahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang