Hibiki [Chapter 12]

9.1K 534 41
                                    

Hibiki tak henti-hentinya menatap pemuda yang duduk di meja yang tak jauh darinya, yakni Yuudai. Seakan masih tak memercayai pertemuannya dengan Yuudai, ia tak ingin sedikitpun melepas pandangan dari pemuda itu, khawatir itu semua hanya mimpi. Tiap kali mereka beradu pandang, Hibiki mengalihkan pandangan dan berpura-pura berbincang dengan sepupunya. Meski lama sekali tak bertemu ia malu mengakui bahwa ia merindukan Yuudai. Resepsi pernikahan Hidetaka terasa cukup lama terutama karena ia tidak semeja dengan Yuudai. Seusai resepsi, Hidetaka dan istrinya masih menyibukkan diri menyapa dan berterimakasih pada tamu undangan, begitu pula dengan ibunya. Yuudai sempat menyalami kakaknya kemudian berpelukan dengan ibunya cukup lama. Sering juga Hibiki merasa iri karena keluarganya menyayangi Yuudai namun seharusnya ia bersyukur. Posisi Yuudai dalam keluarganya tidak seperti dirinya di keluarga Fujitani, yang dibenci setengah mati.

Ibu dan kakak Hibiki menerimanya apa adanya, tanpa peduli perbedaan yang ada di dirinya. Selama ini mereka selalu mendukung dan membelanya. Alangkah enaknya bila keluarga Fujitani juga menerima Yuudai apa adanya.

Masih jelas di ingatan Hibiki ketika pertama kali ia bertanya kepada ibu dan kakaknya mengenai perbedaan pada dirinya. Saat itu ia hanya menyadari bahwa ia tidak pernah tertarik dengan teman wanita di kelasnya namun merasa aneh dengan keadaan sekitar yang mengisyaratkan bahwa pria harus tertarik pada wanita. Maka dengan rasa penasaran yang tinggi, ia bertanya pada ibu dan kakaknya 'apa pria harus berpacaran dengan wanita? Kenapa tidak boleh dengan sesama pria? Padahal pria lain juga manusia, bukan hewan'. Tentu saja pertanyaan itu membuat ibu dan kakaknya terkejut bukan main. Hibiki masih terlalu kecil untuk mengerti perasaan suka atau jatuh cinta, apalagi waktu itu ia masih berumur sepuluh tahun.

Waktu itu Hibiki sangat kesal karena ia tidak dibolehkan menyukai teman prianya yang duduk sebangku dengannya. Ibunya pun mulai menjelaskan macam-macam hal mengenai percintaan dan hubungan antara pria dan wanita yang seharusnya terjadi. Pikiran polos Hibiki memberontak. Meski masih kecil, ia tidak setuju dengan adanya 'pengharusan' dalam hubungan percintaan. Bukankah cinta itu bisa terjadi pada siapa saja dan kapan saja? Kenapa dalam percintaan pun harus ada hukum yang mengatur bahwa ia harus mencintai wanita? Kalau begitu namanya tidak ada kebebasan dalam dunia ini. Manusia mengatur dirinya sendiri dan mengakibatkan mereka tersiksa. Begitulah kerumitan pikiran polos Hibiki.

Ibu dan kakaknya tak mampu lagi menanamkan logika dalam otak Hibiki mengenai percintaan yang bisa diterima di masyarakat. Seiring berjalannya waktu, Hibiki sendiri yang menyadari ada hal berbeda pada dirinya yang bukan merupakan hal lazim. Tapi ia juga tahu ia tidak bisa mengubah hal itu meski ia sudah memaksakannya. Tidak hanya sekali dua kali ia mencoba menyukai teman wanita di sekolahnya saat ia masih SMP. Ia hanya melihat mereka sebagai teman tanpa tertarik sedikitpun, baik secara fisik atau emosional.

Perlahan ia menerima dan mulai menikmati perbedaan dalam dirinya. Ibu dan kakaknya juga tidak pernah menghakimi ataupun mengutuk dirinya karena ia dianggap mempermalukan keluarga. Mereka justru semakin melindungi Hibiki yang membuatnya semakin rapuh.

Shun adalah pria pertama yang menunjukkan ketertarikan pada Hibiki. Berawal dari rasa penasaran Shun tentang perasaannya yang akhirnya mengarah pada hubungan yang lebih lanjut. Sebenarnya Hibiki yang lebih menyukai Shun. Mungkin karena Shun adalah orang pertama yang mendekatinya dan tidak mengolok-olok dirinya. Tapi semakin lama Hibiki sadar bahwa keinginan Shun hanya mencoba bagaimana rasanya memiliki pasangan seorang pria. Merasa malu dan dimanfaatkan, Hibiki mulai menjauhi pria itu yang membuat Shun marah dan memutuskannya. Hibiki tak pernah bercerita pada siapapun bahwa sebenarnya Shun yang memutuskan dirinya sebelum pindah sekolah, sebab ia sangat malu.

HIBIKI  [BL] COMPLETEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang