Pacaran..

1K 133 2
                                    

Part 4.

Hua Cheng memandang langit-langit kamar asramanya, ia melirik Xie Lian yang sudah terlelap dikasurnya. Tantangannya kepada Wei WuXian jelas bukan tampa tujuan, selama ini Lan Wang Ji memang terlihat sangat membenci Wei WuXian namun Hua Cheng bisa melihat mata Lan Wang Ji yang melembut ketika diam-diam melirik Wei WuXian yang tersenyum. Semenjak mereka masuk ke Academy Gusu Lan, Hua Cheng sering memperhatikan interaksi mereka yang seperti musuh bebuyutan, tapi setelah begitu lama memperhatikan, ia bisa menyimpulkan kalau Giok itu menyukai Wei WuXian.

Namun, Wei WuXian bukannya hanya bodoh tapi tingkat kepekaannya juga sangat rendah, selama ini dia sudah sangat gerah dengan ketidak pekaan Wei WuXian dan sikap malu-malu kucing Lan Wang Ji. Jadi, Hua Cheng memberikan tantangan kepada Wei WuXian yang mungkin bisa memicu pergerakan dari Lan Wang Ji, dan benar saja tidak butuh waktu lama untuk Lan Wang Ji menangkap umpan yang di lemparkannya. Jujur saja, bahkan Hua Cheng sendiri merasa terkejut dengan keberanian Lan Wang Ji untuk mencium Wei WuXian didepan semua orang, dan reaksi Wei WuXian sendiri bahkan lebih mengejutkan. Hua Cheng berfikir kalau anak bodoh itu mungkin akan tertawa atau melayangkan sumpah serapah, tapi diluar dugaan Wei WuXian sendiri malah pingsan karena terlalu terkejut.

" San Lang, kau belum tidur?"

Suara lembut itu menyapa indra pendengaran Hua Cheng.

" Belum ge, aku masih memikirkan sumpah serapah apa yang akan kuberikan kepada Wei WuXian saat meminta maaf besok." Jawabnya santai.

" Kau sudah menjenguknya? Bagaimana keadaanya?"

Xie Lian bangkit dari tidurnya, begitu juga Hua Cheng.

" Gege tenang saja, anak bodoh itu hanya terlalu terkejut."

" Bukannya itu aneh? " Tanya Xie Lian.

" Apanya yang aneh, ge? "

"Kalau dia hanya terkejut, kenapa dia pingsan sampai lebih dari lima jam? "

Hua Cheng diam, dalam hati ia juga menyadari keanehan ini. Apalagi reaksi Jiang Cheng yang sangat mengkhawatirkan Wei WuXian, seakan saudaranya itu akan mati hanya karena terkejut, hal ini jugalah yang membuat Hua Cheng dan seisi kelas merasa panik hingga membuat Hua Cheng mengguncang tubuh pemuda itu dengan kasar.

" Gege benar, aku juga menyadarinya dan tidak bisa menemukan jawaban apapun atas pertanyaan Gege. " Jawab Hua Cheng akhirnya.

" Wei WuXian, walaupun terlihat sangat bodoh dan terlihat tidak perduli apapun, entah kenapa aku selalu mengkhawatirkannya."

" Gege tidak perlu mengkhawatirkannya! Jiang Cheng selalu bersamanya. Bagaimana kalau Gege mengkhawatirkanku saja? " Jawabnya lagi.

" San Lang, aku tidak perlu khawatir padamu. Jikalaupun kau berkelahi dengan sepuluh orang, aku akan lebih mengkhawatirkan apakah mereka masih akan hidup atau tidak setelah berkelahi denganmu."

" Gege jahat sekali! Malam ini, aku ingin tidur diranjangmu,ge."

Xie Lian tersenyum lembut melihat tingkah Hua Cheng.

" Bagaimana bisa Tuan Muda Hua Cheng bersikap seperti anak kecil? Kemarilah, aku tau kau akan mendiamkanku seharian kalau aku menolaknya."

Tampa aba-aba, Hua Cheng langsung menjatuhkan tubuhnya diranjang dan menyangga dagunya dibahu Xie Lian, pemuda dengan gelar Putra Mahkota hanya diam dan tidak merasa keberatan sama sekali. Sudah menjadi rahasia umum, kalau Hua Cheng hanya akan mendengar ucapan Xie Lian. Semua perbuatan Hua Cheng menujukkan dengan jelas kalau dirinya menyukai Xie Lian, cintanya seakan tidak bertepuk sebelah tangan, Xie Lian pun menerima perbuatan istimewa Hua Cheng untuk dirinya, walaupun sampai sekarang belum ada kejelasan dalam hubungan mereka tapi teman-temannya sudah sangat yakin kalau mereka berdua saling menyukai dan masih menunggu waktu yang tepat untuk memberikan status kepada hubungan mereka. Setelah puas memeluk tubuh ramping Xie Lian, Hua Cheng berbaring dan menepuk tangannya agar Xie Lian menggunakan tangannya sebagai pengganti bantal lalu melingkarkan tanganya yang lain kepinggang pemuda itu,memeluknya dengan erat.

FakeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang