Tetaplah disisinya...

913 127 5
                                    

Part 14..

Wei WuXian membuka pintu kamarnya, kali ini badannya benar-benar terasa sakit sampai tidak bisa menggerakkan jarinya lagi. Tapi ia masih butuh ketenangan, tampa membuka baju seragamnya, Wei WuXian menghidupkan shower air dan membasahi seluruh tubuhnya. Manikmati setiap tetes air yang kini menyentuh setiap inchi dari tubuhnya, berusaha membawa semua luka hatinya bersama air yang mengalir melewati dirinya. Tertawa, ia kembali tertawa, Wei WuXian tertawa karena merasa lucu dengan hidupnya yang penuh dengan drama, ia selalu tertawa karena mentertawakan dirinya yang sangat menyedihkan. Walaupun berulang kali ia tertawa sampai merasa bosan, tapi Wei WuXian tidak bisa berhenti mentertawakan dirinya sendiri, ia tidak tau sejak kapan dia mulai suka mengejek dirinya sendiri.

Wei WuXian menatap pantulan wajahnya dicermin kamar mandi, wajah itu membuatnya jijik sekaligus benci, dia benci dirinya sendiri yang tidak berdaya sama sekali. Tangannya terkepal erat dan tampa sadar menghantam kaca itu sampai hancur berkeping-keping, darah segar mengalir dari tangannya tapi ia bahkan tidak merasakan rasa sakitnya.

" Ibu...Bawa A-ying bersamamu, buu!"

Kelas XI A kini sedang terasa mencekam, dan aura itu berasal dari Lan Wang Ji dan Jiang Wanyin. Mereka bukan bertengkar, tapi terlalu khawatir kepada manusia yang telah membuat sekolah gempar hari ini, orang yang dianggap sebagai malaikat pembawa tawa itu seakan menjelma menajadi sesosok iblis mengerikan hari ini.

" Jiang Wanyin, bawa saudaramu keruang kesehatan!"

Suara Lan Qiren memecah keheningan.

" Maaf Guru Lan, dia mungkin tidak akan mau menuruti ucapanku."

" Kalau begitu, Lan Wang Ji yang akan membawanya kesana!"

" Dia hanya butuh waktu untuk berfikir dengan jernih, percayalah kalau besok dia akan kembali tertawa seperti biasanya dan menganggap kejadian hari ini tidak pernah terjadi."

Jawab Jiang Cheng, tentu saja ini menjadi tanda tanya besar bagi mereka semua. Anak itu memang tidak bisa bersedih atau terlalu baik dalam bersandiwara sampai selalu terlihat bahagia, Lan Qiren menghela nafas dan akhirnya mengangguk. Kali ini dia tidak menyalahkan Wei WuXian sama sekali, dari kismark yang memenuhi lehernya, Lan Qiren tau kalau Wei WuXian hanya membela diri dari pelecehan yang Wen Chao berikan, walaupun Wei WuXian memang berandalan yang selalu membuat onar dimasa lalu, tapi dia bukan lah tipe orang yang suka membuat permusuhan dengan orang lain. Dan hari ini membuat Lan Qiren membuka matanya seluas mungkin dan melihat sisi lain dari Wei WuXian yang entah kenapa membuatnya ikut merasakan sakit.

Jiang Wanyin dipenuhi rasa takut melihat saudaranya lepas kendali hari ini, sebenarnya disatu sisi dia juga merasa senang karena Wei WuXian melepas topengnya dan benar-benar menjadi dirinya sendiri, kalau ada yang berfikir kalau Wei WuXian itu adalah orang yang sangat hangat dan menyenangkan maka mereka harus berfikir ulang lagi. Dua tahun Jiang Cheng merasakan hidup bersama Wei WuXian yang seperti mayat hidup, tidak berbicara, tidak berekspresi, tidak merespon dan terus diam. Kalau dibandingkan dengan Lan Wang Ji yang memiliki ekspresi batu maka Giok itu masih kalah jauh, Wei WuXian bahkan tidak bergerak satu inchipun dari tempat tidurnya.

Dia terasa dingin dan tidak tersentuh, mereka tidur disatu kamar tapi Jiang Cheng bahkan merasa kalau ditemani hantu lebih baik dari pada ditemani Wei WuXian yang sedang depresi berat itu, dan ketika puncak dari rasa putus asanya, Wei WuXian hampir saja melompat dari atap rumah sakit berlantai lima. Untung saja saat itu, tangannya dengan cepat meraih Wei WuXian dan menariknya kembali.

" Jiang Cheng, apa WuXian akan baik-baik saja seperti yang kau katakan? "

Suara Xie Lian memasuki indra pendengaran Jiang Cheng, ia juga tidak yakin kalau Wei WuXian baik-baik saja nanti tapi setidaknya dia ingin meyakini kalau pemuda itu akan selalu baik-baik saja.

FakeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang