"jevan ga bosen apa jomblo mulu, kalah noh sama adek udah ada gandengannya" kata mami yang lagi fokus lihat tv, engga bisa di bilang fokus sih soalnya selama ngomong tadi sesekali curi pandang ke jae, tau kan lirikan orang julid? ya gitu lah kira kira
jae denger kok yang mami bilang barusan, tapi dia pura pura budeg aja lanjut mainin hpnya, "ih jevan, kok mami dikacangin" kesal mami yang tidak melihat respon dari jae, "dengerin ya mamiku sayang, jevan lagi berada di fase nyaman dengan diri sendiri, lagi ga butuh deh itu yang namanya pacar pacar" jelas jae dengan di akhiri senyum tampan
"aaa mami ga denger, mami ga denger. lama lama mami jodohin ya kamu sama anak temen mami" kata mami, jae melebarkan matanya, "mi apa apaan sih, ga mau ah, jevan bisa cari pasangan sendiri" kata jae kesal, mami yang melihat itu hanya tertawa renyah
"kamu pasti suka kok, manis anaknya, mami kalo dulu bisa milih anak juga bakal lebih milih dia" kata mami, jae semakin kesal di buatnya, "lihat aja, dalam waktu seminggu jevan bakal dapet pacar dan pastinya dia bakal lebih manis daripada yang mami bangga banggain tadi" kata jae dengan semangat yang membara
"dih, hahaha, mami tunggu ya jev" habis ngomong gitu mami pergi ninggalin jae sendirian di ruang tengah, "duh jevan goblok, lo mau macarin siapa dongo, lagi deket sama orang aja engga" segala umpatan jae layangkan pada dirinya sendiri, menyesal kenapa tidak berpikir sebelum berbicara
setelah hari itu mami mulai memborbardir jae dengan pertanyaan yang sama setiap harinya
"jevan gimana udah ada pacar?"
"mana pacarnya jevan?"
"kenalin dong pacarnya ke mami"
yah, kira kira seperti itulah pertanyaan yang selalu mami tanyakan, jae merasa pertanyaan pertanyaan tersebut seperti sarapan setiap hari karena tidak ada hentinya ditanyakan
"jevan inget, ini udah hari terakhir ya, mami tunggu sampe tengah malem pokoknya" kata mami saat mereka selesai sarapan, "ga bisa di perpanjang apa mi waktunya?" tanya jae sedikit gelisah, "engga, kan kamu yang bilang waktunya seminggu" mami tersenyum kemudian melenggang pergi
"terpaksa dah gua pake cara ini" kata jae sembari menekan salah satu nomor pada hpnya, "oit bri, butuh bantuan"
disini jae sekarang, berada didalam cafe yang nampak cukup ramai, mencari seseorang yang bahkan belum pernah ia temui, mengedarkan pandangannya mencari seseorang dengan ciri ciri yang telah diberikan oleh sahabatnya tadi. pandangannya berhenti pada ujung cafe
terlihat seorang pemuda manis dengan kaos putih polos yang dibalut kemeja kotak kotak hitam, "arestha?" panggil jae, orang di depannya mendongak, "iya, ini jevan?" tanya wonpil yang di jawab anggukan oleh jae, "jadi mau minta tolong apa?" tanya wonpil, "jadi pacar gua, tunggu tunggu biar gua jelasin" kata jae yang melihat wonpil ingin membuka suara
"mami gua ngasi waktu gu— ah bukan, gua, bilang ke mami kalo dalam waktu satu minggu ini gua bakal dapet pacar, tolongin gua sekali ini aja, kalo ga bisa dapet pacar gua bakal di jodohin sama anak temen mami" jelas jae, dalam hatinya terbesit rasa keingintahuan yang besar pada wonpil
iya, tadi jae telepon brian buat minta tolong cariin temennya yang bisa di ajak kerja sama
"hhh, ok gua bantu sekali ini, karena posisi gua juga lagi mirip sama lo. tapi inget, ini cuma pura pura, setelah itu lo sama gua balik jadi orang asing" kata wonpil, "jadi, bantuin gua ngomong ke mami dulu ya?" tanya jae yang dibalas anggukan oleh wonpil
saat akan melewati pagar, jae dan wonpil di kagetkan oleh mami yang sedari tadi menunggu kedatangan mereka, "aduh anak ganteng mami udah pulang, siapa itu di belakang?" tanya mami sembari curi curi pandang ke arah wonpil, "pacar jevan lah, siapa lagi" kata jae dengan senyum yang menghiasi bibirnya
"ares kok mau sama jevan?" tanya mami, jae berdiri mematung, memandang tak percaya pada mami, sedangkan wonpil hanya tersenyum malu, "ayo masuk dulu sini, mami buatin makan siang dulu" selepas kepergian mami, jae menahan tangan wonpil yang akan berjalan mendahuluinya, "anjir, gua belom ngomong ke mami kalo nama lo ares" keduanya kebingungan, bagaimana bisa?
saat ini mereka berada di meja makan, dengan keadaan canggung yang tentunya tidak dirasakan mami, "ehem, mami, tadi itu jevan belom bilang kal—" ucapan jevan di potong, "arestha samudra, yang mami bangga banggain minggu lalu, yang artinya anak temen mami yang mau mami jodohin ke kamu. emang ya jodoh ga akan kemana" kata mami tersenyum senang
tidak tau saja jae dan wonpil keringat dingin, sepertinya mereka salah partner
709 words cuma kayak gini hshs
iya, ini sengaja aku buat gantung😀
KAMU SEDANG MEMBACA
hi hello , jaepil
Random꒰᭝໋᳝݊ 박재형, 김원필 kita sudah hidup tanpa saling mengenal, dengan hai, sekarang kau dan aku ini kita sekarang ! bxb ! lokal au © JAEPIRITTIEST ,2020