Winwin menghela nafasnya lelah, hari ini jadwalnya sangat padat. Untungnya semuanya sudah selesai.
"Winwin, makan dulu!" Seru Ten saat melihat Winwin melewatinya.
"Aku lelah, Ge! Kau makan duluan saja!" Sahut pemuda itu, ia menutup pintu kamarnya.
"Ya! Nanti kau sakit!"
Teriakan Ten tentu saja hanya dianggap angin lalu oleh Winwin. Tubuhnya terasa hancur sekarang, jadi ia memilih beristirahat dari pada makan bersama yang lainnya.
"Hiks,"
Baru saja ia ingin mengistirahatkan tubuhnya suara itu membuat Winwin mendudukan tubuhnya diatas ranjang. Pemuda itu mendengus kesal saat mendengarnya. Beberapa hari ini suara itu selalu mengganggunya, mau itu tangisan atau hembusan angin.
Winwin mengambil headset miliknya, kali ini ia akan melakukan hal yang sering ia lakukan untuk mengabaikan suara itu. Walau sedikit terganggu akhirnya ia tertidur.
Pemilik suara itu menatap wajah tenang Winwin yang sedang tertidur, ia kembali menutupi wajahnya lalu melanjutkan tangisnya.
"Hiks, tolong aku."
Winwin berjalan keluar dari ruang latihan, ia tidak memiliki jadwal sebenarnya hari ini hanya saja ia sudah berjanji berkunjung pada member NCT 127.
Pemuda itu berjalan kearah mesin minuman, lorong sekarang memang sepi. Winwin mendengus kesal saat semilir angin tiba-tiba mengenai tekuk lehernya. Hal ini selalu terjadi saat ia sendiri, awalnya Winwin selalu berusaha seolah tidak mendengar suara tangis itu namun lama-kelamaan ia merasa sosok itu semakin mengganggunya, memang ia tidak menunjuk wujudnya pada Winwin namun hal itu tetap sangat menggangu.
Setelah mendapat apa yang ia inginkan, pemuda itu beranjak dari sana. Namun saat ingin melangkah ia tidak sengaja tertabrak seorang gadis.
"Maaf Noona, aku tidak melihatmu." Ujar Winwin, pemuda itu menatap gadis yang terhunyung kebelakang akibat terdorong tubuhnya.
"Aku tidak apa-apa, Winwin-ah," Sahut gadis itu.
"Irene cepatlah!"
Winwin maupun gadis itu menatap kearah manager yang tadi memanggil gadis itu. Irene menatap Winwin menyelidik, bahkan gadis itu menatap Winwin terang-terangan membuat sang empu merasa kikuk diperhatikan seperti itu.
"Winwin, berhati-hatilah. Dia gadis yang baik, hanya saja masalalunya akan mempersulitmu." Ujar Irene, gadis itu menepuk bahu Winwin pelan.
"Maksud Noona apa?" Tanya Winwin bingung, sungguh ia tak mengerti maksud ucapan Irene padanya.
Irene menghentikan langkahnya, gadis itu berbalik menatap Winwin. "Kau akan mengerti nanti. Aku duluan, Winwin-ah!"
Setelah mengatakan hal itu Irene meninggalkan Winwin yang masih memikirkan maksud dari ucapan gadis itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
H E L P ; 𝐖𝐢𝐧𝐫𝐨𝐬𝐞
FanfictionWinwin selalu mendengar suara lirih tangis. Awalnya ia selalu mengabaikan suara itu, namun kelama-lamaan pemuda itu merasa sangat terganggu. Sampai suatu malam, Winwin mengatakan sesuatu. "Apa mau mu?" "Tolong aku," H E L P - Start