Hujan

85 14 1
                                    

Malam itu begitu deras. Aku masih mengingat jelas saat itu aku direkut untuk menjadi yakuza dan membantu merawat anak dari yakuza itu.

"Sakyo-san, bangun ! Nanti telat kerja, lho !"

Aku pun terbangun akibat suara yg saya kenal. Hujan sangat deras di pagi hari.

"Jangan lupa bawa payung !"

"Iya2, gk bakalan lupa sepertimu," Ucapku setelah siap2 dan berangkat ke tempat yakuza itu.

Aku berangkat ketika yang lain hendak bersiap-siap kuliah dan sekolah bahkan ada yang bersiap-siap kerja. Aku beruntung saat itu (Y/n) merekutku sebagai bagian dari Mankai. Setidaknya, hidupku sudah ada sedikit warna dari yang tidak ada. Mungkin begitu juga pada Bon.

Di jalan, banyak sekali anak2 yang berlarian bermain hujan. Dari apa yang kuingat, tidak ada kenangan bagus yang aku miliki saat hujan. Aku pergi bekerja seperti biasa dan pulang malam hari saat yang lain sudah tertidur. Hm...? Mungkin tidak semua tertidur.

"Sakyo-san, ini cokelat hangatnya. Selamat datang~" Ucap (Y/n) kepadaku.

Maa~, mungkin sedikitnya aku punya memori indah untuk musim hujan sekarang. Mungkin, suatu saat aku akan berterima kasih padanya. Mungkin kata tak cukup untuk dikeluarkan, aku harus bersemangat dalam akting untuk membuat (Y/n) senang.

"Sudah malam, lebih baik kau tidur daripada menunggu saya."

"Sakyo-san, daijoubu. Aku sudah biasa kok."

Terima kasih (Y/n) telah berbaik hati kepada kami semua *coret* saya :). Aku gak akan kasih kau ke siapa-siapa.

[A3] Furuichi Sakyo Story -The Word isn't EnoughTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang