"yah nilainya gini lagi" keluh vita
"berapa emangnya?" tanya vina
"delapan puluh lima" jawabnya dengan ekspresi datar
"lah lo? " terusnya
"nih.. " jawab vina sambil menunjukkan nilainya yang sempurna.
"lo dikasih makan apa si Na sampe-sampe nilai lo ngga pernah kurang dari angka seratuss..??? "
"racunn.. " ucap vina dengan nada datar.
"astaga Lavinaaa."
Yahh begitulah Lavina. Gadis dengan beribu kelebihan yang nyaris dikatakan sempurna. Bahkan nilainya pun selalu sempurna. Padahal dia tak pernah sekalipun belajar. Melihat buku saja dia malas melirik apalagi membacanya. Temannya pun sampai heran padanya, makanan apa yang ia makan. Atau ilmu guna-guna apa yang diberikan pada setiap dosennya untuk membocorkan jawabannya. Tapi bagi teman-temannya dia tetaplah seorang gadis yang mampu meluluhkan hati siapapun yang menatap wajahnya.
"hai beb.. " sapa Daffin pada dua gadis itu dan tak lupa pula diikuti oleh sobibnya, Vincent.
"huekksss..." jawab vita dengan nada jiji
"calon pacar nyapa kok malah dijawab gitu si,.." ucapnya dengan nada yang dibuat-buat. "harusnya tu di jawab sayang juga dong" terusnya.
"najisss... " jawab vita.
Sontak semua yang ada di sana pun tertawa sambil meledek Daffin.
****
"Bramm.." panggil Evan sambil mempercepat langkahnya.
"oyy.. " jawabnya singkat.
"gue cariin juga malah dah di sini aja, " ucapnya sambil menautkan kedua alisnya.
"laper guee, hehe"
"makan mulu yang dicari,"
"lah, manusia kan butuh makanan, kalo ngga makan ya mati la," jawabnya dengan nada santai.
"ngeles ajaa lo"
Suasana kantin siang ini tak seramai biasanya karna kebetulan kelas kami selesai lebih lebih awal dari biasanya. Apalagi Bramantya Wesley atau yang kerap kali dipanggil Bram itu adalah anak yang gampang laper. Suka rese dia. Bahkan tingkat resenya suka melebihin dewa. Yah abis sebegitu menyebalkannya dia. Tapi walaupun begitu dia tetaplah sahabat karibku dari kecil. Gede bareng, main bareng, dihukum bareng, sekolahnya selalu bareng, bahkan mandinya pun bareng. Hussttt jangan bilang-bilang yaa,😁
"woyy, berisikk" ucap Daffin lantang sambil berjalan ke arah mereka.
"lo yang brisik" jawab Evan ketus.
"udah dateng ngga diundang, main teriak-teriak pula kau" ucap Bram.
"tau nih si kingkong" ucap Jovita.
"terus aja terosss.. " kesal Daffin sambil memajukan bibirnya.
"heyy.. " pemilik suara itu ternyata Vina yang lokasinya tidak jauh dari letak mereka.
"heyy...
I know there are something
We need to talk about..
And i can hmmmphh.. " nyanyian Vincent terhenti tatkala Evan membekap mulutnya dengan tangan kanannya.
YOU ARE READING
Ephemeral
FantasyTak kusangka jika kehidupan nyataku adalah kehidupan alam bawah sadarku. Semua begitu mustahil bagiku. Namun percaya atau tidak itulah kenyataannya...