The Final Regret

300 6 0
                                    

All member
"The Lost Diamond"

The story below will contain sensitive contents, please for you who can’t tollerate with such things, just skip this chap and if you want to leave comments, please do it wisely.

                                ***

Dua puluh tahun yang lalu, derap langkah ricuh memenuhi lorong sebuah rumah sakit. Derap langkah yang dihasilkan oleh seorang pria dewasa dengan wanita cantik dalam pelukannya, diikuti derap langkah kaki kaki kecil beberapa pria muda. Kepanikan memenuhi relung hati dan pikiran sang dewasa, terus berlarih ke arah sebuah ruangan, sambil sesekali melihat keadaan sang cinta dalam genggamannya. Dengan wajah pucat menahan sakit pada perutnya, dan cairan bening yang mengalir dari balik gaun tidurnya, membuat wanita itu terlihat mengenaskan.

Seseorang akan dilahirkan malam ini, namun seseorang juga akan mati malam ini, seakan lahirnya manusia baru harus ditukar dengan jiwa lainnya. Sang dewasa tak ingin kehilangan sang cinta dalam hidupnya, sedangkan sang cinta ingin jiwa baru itu dilahirkan, meski harus nyawa yang ia tukar. Bertaruh nyawa bukan perkara muda, baik baginya, sang pria dan putra terdahulu mereka, namun rasa rasanya, memang ini saatnya untuk beristirahat dengan tenang.
Sejak kelahiran putra kelima dan keenam, ia sudah disarankan untuk berhenti mengandung karena kondisi usia dan kemampuan rahimnya yang semakin menurun, namun tidak berhenti justru lahirlah putra ketujuh dan sekarang ia akan menukarnya nyawanya, demi anak terakhirnya, sang putri.

Setelah perjuangan yang panjang, sang dewasa yang terus menggenggam erat tangan sang cinta bisa bernafas lega, melihat putri cantik mereka telah lahir ke dunia yang penuh kekejaman ini, namun seketika ia menenggok istrinya yang kepayahan, air mata tak bisa ia bendung lagi, karena cintanya telah pergi setelah kelahiran sang putri, selamanya tak akan kembali lagi. Rasa bahagia melihat putrinya lahir seketika luruh dihancurkan rasa sedih, yang perlahan memupuk rasa marah, benci dan dendam, tatapan mata yang seakan terbakar api emosi perlahan menghilangkan tatapan teduh tampan dari sang dewasa.

                                ***

Sejak sang istri meninggal, ayah –panggilan dari seluruh anaknya –selalu murung dan diam, 2 tahun pertama sejak kematian sang istri, ayah tak mampu menjaga seluruh keturunannya, maka kedelapan anaknya ia titipkan pada sang nenek. Tak bertahan lama, setelah itu nenek yang sudah separuh jalan menuju 1 abad, meninggal dunia dan mengharuskan seluruh cucunya tinggal dengan sang ayah.

Semua disayang, semua diperlakukan baik, kecuali satu, sang putri manis yang hanya bisa menangis di dalam kamar, karena di usia yang terlalu dini, ia dibenci ayah dan seluruh kakaknya, karena bagi mereka, ibu mati karenanya. Andai ibu tak melahirkannya, ibu akan tetap di sini bersama mereka, mengusap rambut mereka, berdongeng atau bernyanyi sebelum mereka tidur dan menutup hari dengan kecupan hangat di atas rambut ketujuh putranya. Namun, sejak sang putri lahir, semua itu berubah, kebecian dan kemarahan selalu mengisi rumah. Bentakan dari sang ayah kepada putrinya yang selalu jadi pengiring tidurnya. Sikap acuh kakak yang selalu menemani harinya, bahkan kakak terakhir yang saat itu berusia 5 tahun juga mengacuhkannya, membencinya dengan segenap hati.
Kebencian padanya seakan tak pernah hilang, sampai usianya bahkan sudah hampir seperempat jalan.

                                ***

Kim Ryunji namanya, sang adik yang tak pernah diharapkan kehadirannya, sang adik yang selalu diharapkan kepergiannya. Memiliki 7 orang kakak laki-laki, yang tiada satupun dari mereka menyayangi mereka. Sejak kematian sang ibu dua puluh tahun lalu, sikap acuh selalu diberikan padanya, kebencian ayah selalu diarahkan padanya sampai sepuluh tahun yang lalu akhirnya sang ayah menyusul ibu, karena overdosis obat obatan. Mengharuskan kakak tertua yang saat itu bahkan baru menyelesaikan SMAnya, mengambil alih semua urusan perusahaan, sembari tetap mengenyam pendidikan, dan bagi Kim Seokjin itu semua tidak mudah, menjadi sosok ayah dan ibu bagi ketujuh adiknya, meski ia tak pernah perduli pada sang adik perempuan, mutiara hati ibunya.

Di usianya yang masih dua puluh tahun, Ryunji yang selalu dibenci tentunya selalu merasa terbebani dan tak sanggup dengan semua ini. Seluruh kakaknya, Kim Seokjin sampai Kim Jungkook membencinya, tak jarang pukulan dari 3 kakak terakhirnya ia terima, Kim Jimin pria dengan wajah manis, Kim Taehyung si tampan kembarannya Jimin, dan Kim Jungkook. Mereka selalu memukulnya kapanpun mereka ingin, bahkan saat patah hati, semua mereka lempar pada Ryujin.

Bagi ketujuh kakaknya, Ryujin adalah pembawa mala petaka bagi keluarga mereka, ibu meninggal, ayah bunuh diri, bahkan seluruh kemalangan yang mereka alami, mereka salahkan pada Ryujin. Mungkin hanya 3 dari mereka yang kerap memukul Ryujin, namun sikap acuh dan kata kata pedas dari 4 lainnya selalu menyakiti hati rapuh Ryujin.

Sesungguhnya, Ryujin ingin sekali bisa memperkenalkan ketujuh kakanya pada semua orang di luar sana, bahwasanya ia punya tujuh pria hebat yang melindunginya, namun justru mereka yang selalu memberikan luka di atas kulit bersih dan di dalam hati rapuhnya. Di rumah ia dibenci, di kampus pun ia tak luput dari kebencian, rumor tidak baik mengenainya selalu mengudara dan menembus celah celah dinding dingin kampusnya, rumor yang tak lain berasal dari kakak – kakaknya yaitu Kim Taehyung, Kim Jimin (yang sekarang sudah lulus) dan Kim Jungkook. Seperti kebencian itu tak akan pernah luput dari hati mereka, bahkan sampai ingin seluruh dunia membenci dan mengutuk keberadaannya.

Hal ini tentunya tidak hanya berdampak pada fisik cantik pengganti ibu ini, selain luka yang ditorehkan pada kulit dan hati, kesehatan psikispun ikut terguncang, sejak ayah meninggal sikap kakak – kakaknya semakin memburuk, cacian, pukulan, rumor, semua dilemparkan padanya, hingga di usia sangat muda, Ryujin yang rapuh ini sudah memiliki depresi dan melakukan tindakan self harm, menyayat kulit nadinya, memukul wajahnya sendiri, meminum anti depresan, semua sudah ia lakukan, percobaan bunuh diripun sudah kerap kali ia lakukan. Tentu semua ini diluar pengawasan 7 kakaknya, toh, apa mereka akan perduli?
Bukankah kematian Ryujin yang mereka harapkan selama ini?

Regret Series | BTS Imagine Oneshoot ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang