Semester baru telah dimulai. Setelah lama berlibur panjang akhirnya persekolahan mulai aktif kembali seperti biasa. Semester ganjil pada awal kelas tiga di SMA adalah penderitaan bagi siswa dan siswi yang mejalaninya. Karena mereka harus mati-matian belajar untuk persiapan ujian yang merebak nantinya untuk sebagai hasil yang bagus di ijazah yang dipakai dengan tujuan langsung kerja ataupun melanjutkan studinya ke tingkat kuliah.
Seperti halnya pada sekolah ini, di hari pertama masuk sekolah saja beberapa guru langsung memulai pelajaran yang membuat para muridnya kaget dan memaki dalam hati, walaupun sebagian guru juga tidak masuk. Namun ada yang membuat para murid lebih kaget dikarenakan tiba-tiba ada guru wali kelas yang baru masuk dan membawa seseorang disampingnya yang memakai seragam sekolah yang sama, namun dengan wajah asing dan memperkenalkannya. Dia adalah murid baru.
Orang-orang di ruangan kelas mulai kebingungan mengapa ada murid baru di awal semester kelas tiga dimana yang sudah tidak sampai setahun lagi lulus. Sayang sekali murid baru itu malah pindah sekolah. Murid lainnya ada yang mulai berspekulasi dengan teman sebangkunya dengan mengatakan bahwa mungkin saja pindah sekolah karena pindah rumah, tidak naik kelas, dan bahkan ada yang mengatakan dikeluarkan dari sekolah sebelumnya karena membuat masalah.
Para murid sudah membuat ucapan buruk mengenai si murid baru di hari pertamanya, mungkin karena melihat penampilannya yang sedikit urakan dan nakal. Contohnya rambut dengan model bebas tidak rapi yang tidak mencerminkan seperti anak sekolahan, memakai riasan anting hitam sebelah, sepatu warna hijau mencolok, dan wajah yang menggambarkan sosok tegas dengan sorotan tajam.
“Anak-anak, kita hari ini kedatangan murid baru ya. Oke, kamu perkenalan diri dulu disini!” Perintah wali kelas 3-A yang bernama Susi tersebut.
“Iya Bu Susi, terima kasih.” Ucap si anak baru dengan berusaha bersikap ramah.
“Hai guys, kenalin nama saya Revi Prakasa anak baru disini. Mohon bantuan dan senang bertemu kalian! Terima kasih.” Ujar Revi sembari melemparkan senyuman ke sekitar.
Para murid kelas 3-A saling ber-oh ria lalu menyahuti dengan suara keras, “Hai jugaaa, Revi!”
Revi si anak baru yang mendengar sahutan itu cukup senang karena semua menjawab yang berarti menurutnya ia sudah diterima dengan ramah oleh teman-teman barunya. Kedua bola matanya menjurui seisi kelas melihat wajah-wajah baru yang nanti akan menjadi temannya itu.
Namun ternyata dirinya salah, tidak semua orang menyahuti penyambutan dirinya. Revi melihat ada beberapa orang yang terlihat tidak antusias dan bisa dibilang sangat cuek seakan tidak ada yang terjadi. Ada dua orang yang satu wanita, terlihat cuek dan bibir menyeringai? Tunggu, ada apa dengannya, sangat menarik. Ucap Revi dalam hati.
Tak ingin membeku di satu titik, lalu mata Revi tertuju ke orang yang satunya pria terlihat cuek dan tampak tidak asing baginya. Ah ternyata memang ia salah dan tidak menduga. Revi meralat bahwa tidak semua murid disini asing, ada satu yang sangat familiar baginya yang saat ini saling menatap mata dengannya. Wah ini sangat menyenangkan, ucapnya lagi dalam hati.
“Revi kalau boleh tau pindahan dari sekolah mana?” Celetuk salah satu murid perempuan yang penasaran mungkin dari penampilannya yang urakan itu.
“Oh gu—eh saya dari SMA XXX.” Ujar Revi dengan tenang membalas pertanyaan tersebut.
“Ooh beda daerah dong? Kenapa pindah?” balas si perempuan lagi dengan sangat penasaran hingga membuat murid lain melempar cetusan ledekan kepadanya, namun perempuan tersebut tidak menghiraukannya dan tetap fokus kepada Revi Prakasa.
“Haha iya beda, pindah karena orangtua juga pindah rumah di dekat sini.” Ujar Revi masih dengan santai membalas pertanyaan tersebut.
“Oke cukup! Kalian boleh bertanya-tanya lagi dengan Revi nanti, Ibu ingin pergi ada urusan. Silakan Revi kamu pilih tempat duduk dimana saja yang kosong.” Tukas Ibu Susi yang dibalas anggukan oleh Revi tanda mengerti.
Baru saja Ibu Susi ingin melangkahkan kaki pergi namun tertahan tidak jadi karena kelupaan sesuatu, “Oh iya Ibu lupa bilang. Revi besok kamu harus ubah penampilan ya, sepatu harus hitam full, rapikan rambut, pakaian, dan tidak boleh memakai anting di sekolah. Ingat kamu disini ingin bersekolah ya Revi bukan untuk yang lainnya. Ketua kelas yang terpilih nanti tolong ingatkan kepada Revi lagi kalau-kalau dia lupa. Paham Revi?” senyum Ibu Susi.
“Ya sangat paham, Ibu Susi.” Balas Revi tersenyum lebar. Kemudian pada saat yang bersamaan mereka sama-sama melenggangkan kakinya ke tujuan masing-masing.
Tanpa pikir panjang, Revi segera menghampiri ke tempat duduk orang yang satu-satunya tidak asing baginya. Tidak ada kursi kosong di sebelah orang tersebut. Namun karena dia duduk di paling belakang, Revi jadi menemukan kursi yang pas untuknya duduk di belakang tersebut agar berdekatan dengan sang teman lamanya.
Setelah duduk di kursi yang diingankan, Revi lalu mencondongkan tubuhnya ke depan tepat di belakang telinga sang teman lamanya itu.
“Hei, udah lama ya! Masih inget gue nggak?” sapanya dengan santai dan menyeringai.
Dan tanpa diketahui, seorang murid yang tak jauh duduk darinya ikut menyeringai.
Tbc…
[A.N]
Kalian ingin Author update brp hari sekali?Vote ya💜
KAMU SEDANG MEMBACA
Misjudge
Mystery / Thriller❝Bunuh atau kau yang terbunuh.❞ ⚠️18+ MATURE CONTENT THRILLER/MYSTERY PHOBIA DARAH HARAP MENJAUH ~ Bermula dari insiden kematian misterius di sekolah yang sangat geger, ada beberapa murid yang menjadi prasangka sementara namun semua murid mencurig...