Tubuh Taehyung bergetar hebat, tangan kanannya sedari tadi menggenggam erat jemari Sooyoung yang duduk di kursi kemudi tepat di sebelah kanannya. Mencoba memberikan kekuatan untuk Istrinya disamping fokusnya yang sedang menyetir mobil.
Umpatan demi umpatan tak dapat Taehyung tahan untuk tidak keluar dari bibirnya, beberapa kali Ia harus menghentikan mobilnya karena lampu merah yang menyala. Taehyung menoleh ke samping, genggamannya semakin mengerat pada jemari Sooyoung dan sesekali Ia kecup punggung tangannya. Kedua mata legam Taehyung tampak berkaca-kaca, jantungnya berdetak semakin kencang mendengar desisan Sooyoung yang merasa sakit pada perutnya. "Bertahan sebentar lagi, Sayang".
Saat lampu lalu lintas kembali menyala hijau, Taehyung menginjak gas tanpa ragu. Membawa mobilnya melaju kencang membelah jalanan.
Perjalanan yang Taehyung rasa teramat panjang akhirnya telah sampai pada tujuannya. Secepat kilat Taehyung keluar dari mobilnya dan berlari pada pintu mobil yang satunya dimana Sooyoung berada.
Wajah Sooyoung basah karena tangisan menahan sakit. Kedua lengannya menyambut pelukan Taehyung dan melingkarkannya ke pundak sang Suami. "S-sakit..."
Sebelum membawa Sooyoung ke dalam gendongannya, Taehyung mengecup dahi Sooyoung. "Kita sudah sampai, Sayang" bisik Taehyung.
Taehyung tak lagi ambil pusing pada mobilnya yang masih menyala dengan pintu yang masih terbuka lebar, Ia membawa Sooyoung pada gendongannya tak peduli air ketuban yang bercampur dengan darah membasahi kemeja putih Taehyung yang tampak begitu jelas.
Sooyoung memeluk erat pundak Taehyung, wajahnya menelusup ke leher Taehyung menahan sakit. Samar-samar Sooyoung mendengar Taehyung yang berteriak meminta bantuan.
"Siapapun, Tolong! Istriku akan melahirkan!" beberapa petugas rumah sakit yang tadinya sibuk pada aktivitas mereka masing-masing bergegas mendekati Taehyung, beberapa perawat berlari mencari brankar untuk membawa Sooyoung.
Taehyung menurunkan Sooyoung dan membaringkan istrinya itu di brankar rumah sakit yang dibawa oleh seorang perawat laki-laki.
"Panggil Dokter Lee, dan siapkan ruangan persalinan sekarang!" seorang perawat laki-laki berteriak memberi perintah, setelah itu beberapa perawat lainnya bergerak cepat menjalankan perintah yang diberi.
Taehyung masih terus mengenggam jemari Sooyoung saat brankar mulai didorong menuju ruang persalinan, sang calon Ayah tak berhenti membisikkan kata-kata penyemangat untuk sang Istri.
"Persalinan akan dilakukan 10 menit lagi" Taehyung menangguk mengerti setelah mendengar kalimat yang dilontar oleh perawat yang datang entah darimana saat mereka tiba di ruang persalinan. Beberapa perawat lainnya mulai menyiapkan perlatan yang akan mereka gunakan, dan dokter ahli kandungan sedang dalam perjalanannya.
Kedua jemari Taehyung masih mengenggam tangan Sooyoung, legam hitamnya menatap dalam pada sang Istri yang bermandikan keringat. Tak jauh dari Sooyoung, begitupun dengan Taehyung dengan wajah penuh dengan keringat.
Taehyung mengecup dahi Sooyoung cukup lama, mencoba menghantarkan seluruh kekuatannya untuk Sooyoung. "Tunggu sebentar, aku akan keluar untuk mengirim pesan pada Jimin".
Sooyoung mengangguk lemah, dan Taehyung keluar dari ruang persalinan saat itu juga. Setelah mengeluarkan ponselnya dan mengirim beberapa pesan untuk Jimin, Taehyung kembali masuk ke dalam. Menemani Sooyoung yang akan melakukan persalinan sebentar lagi.
Taehyung berjalan menghampiri Sooyoung yang terbarind di atas ranjang rumah sakit, tangannya kembali menggenggam erat jemari Sooyoung. Lagi dan lagi mengecup punggung tangan Sooyoung penuh kasih sayang.
"A-aku mengantuk" lirih Sooyoung pelan namun dapat didengar oleh Taehyung dengan jelas.
"Tidak, Sayang. Jangan tidur sekarang, ya? Aku akan minta perawat mengambil air putih" Sooyoung mengangguk lemah, Ia tidak boleh terjatuh dalam tidurnya disaat-saat seperti ini. Namun sungguh, kedua kelopak matanya terasa begitu berat.
Taehyung membantu Sooyoung meminum air mineral yang diberikan oleh seorang perawat, mengajak sang Istri mengobrol sebelum melakukan persalinan.
Rasa sakit yang tadinya berkurang dibawah perut Sooyoung, kini kembali datang. Sooyoung rasa ini adalah kontraksi terakhirnya, kantuk yang menyerangnya tadi hilang seketika.
"T-tae, s-sakit sekali" genggaman tangan Sooyoung mengerat, mencoba melampiaskan rasa sakit di bagian bawah perutnya pada genggaman tangan Taehyung.
"Dokter!" wanita berumur sekitar 40-an itu menangguk mengerti saat Taehyung memanggilnya.
Persalinan dilakukan saat itu juga. Taehyung yang berada di samping Sooyoung menggigit bibir bawahnya tak dapat menyembunyikan kekhawatirannya melihat sang Istri yang berjuang. Tak jarang Ia ikut andil memberikan kata-kata semangat untuk Sooyoung.
"Sedikit lagi! Rileks, Nyonya Kim. Tarik napas yang dalam, Anda pasti bisa!"
Kuku Sooyoung memutih membuktikan eratnya Ia menggenggam tangan Taehyung. Rasanya begitu sakit, dan sulit untuk Ia bernapas dengan rileks.
"Kau bisa, Sayang. Tarik napas dalam-dalam, lakukan seperti latihan yang biasa dilakukan" Taehyung menyeka keringat yang terus mengucur membasahi wajah Sooyoung.
"T-tae eughhh" Sooyoung menarik napasnya dalam, berusaha mengikuti semua intruksi yang diberikan oleh Sang Dokter. Pikirannya mendadak kacau, Ia bahkan lupa bagaimana latihannya pra-melahirkan yang biasa Ia lakukan. "B-baby Kimchi, k-kumohon—"
"Sayang, kau bisa. Ada aku disini, aku disampingmu"
Erangan Sooyoung terdengar memenuhi ruangan persalinan, tak lama kemudian terdengar suara tangisan bayi yang mampu membuat seisi ruangan bernapas lega dan terharu disaat yang bersamaan.
Dokter Lee tersenyum mengendong bayi laki-laki yang tampak begitu kecil dengan kulit yang masih merah dengan bercak darah di tubuhnya. "Bayinya laki-laki. Detak jantungnya stabil, dan Ia memiliki sepuluh jari kaki dan sepuluh jari tangan. Tidak ada yang kurang. Sempurna. Selamat Tuan dan Nyonya Kim".
Saat itu juga Taehyung mampu bernapas dengan lega setelah beberapa jam yang lalu saat menerima pesan dan beberapa panggilan tak terjawab dari Sooyoung Ia sempat melupakan bagaimana caranya bernapas.
"B-boleh aku memegangnya?"
"Tidak!" Dokter Lee menolak mentah-mentah permintaan Taehyung. "Ibunya yang terlebih dahulu melihatnya!".
Sooyoung tersenyum lemah saat Dokter Lee membayar bayinya padanya. Hidungnya mancung persis seperti Taehyung, dengan alis mata yang tampak tebal seperti milik Taehyung. Sungguh seperti copy paste wajah Taehyung. "Sangat tampan, seperti Papa nya".
"Maaf Nyonya Kim, kami akan memandikannya terlebih dahulu" Sooyoung mengangguk namun tak mengalihkan pandangannya dari Dokter Lee yang membawa bayinya entah kemana.
"Hey" Taehyung kembali mengambil tempat di samping Sooyoung. "T-terimakasih, Soo".
Kedua legam Taehyung berkaca-kaca, Ia raih wajah Sooyoung dan mengelus pipi Sooyoung dengan Ibu jarinya. Taehyung mendekatkan wajahnya pada Sooyoung dan mengecup bibir Sooyoung penuh kasih. "Terimakasih".
"Sungguh, t-terimakasih" Taehyung tak dapat menahan isak tangisnya. Bahagia, lega, haru, semuanya bercampur menjadi satu.
Taehyung menenggelamkan wajahnya di ceruk leher Sooyoung. Mengeluarkan seluruh emosinya disana, membasahi bahu Sooyoung dengan tangisannya. "T-terimakasih sudah berjuang untuk Baby Kimchi".
Sooyoung tersenyum, membalas pelukan Taehyung. Jemarinya mengelus surai Taehyung pelan. "Bukan hanya aku, Sayang. Kita berjuang bersama".
Sooyoung menarik wajah Taehyung menjauhi lehernya, Ia ingin melihat wajah Taehyung saat ini. Dihapusnya jejak air mata yang membasahi wajah sang Suami. Sooyoung ingin tertawa melihat wajah Taehyung yang berantakan, namun tak bisa karena masih ada sisa-sisa rasa sakit di perutnya. Hidung laki-laki itu memerah hingga ke telinga, air mata membasahi wajah Taehyung. Dan Sooyoung yakin cairan dari hidung pemuda itu ikut handil dalam membasahi wajahnya.
"Terimakasih sudah menemaniku dan menuruti semua keinginan konyolku selama ini. Kim Taehyung adalah suami terhebat di dunia ini" Sooyoung menarik Taehyung ke dalam pelukannya, setelah sebelumnya Ia kecup dahi Taehyung sesaat.
"Kau tahu kan, aku mencintaimu".
"Ya. Aku juga, Sayang. Aku mencintaimu, Kim Sooyoung".
KAMU SEDANG MEMBACA
ChatStagram 4 [VJoy] [Completed]
FanficMama udah ngebet pengen punya calon mantu. Tapi gue baru putus. Started : 2020 Januari 22th Finished : 2020 August 22th