#1 terpaksa

1.9K 154 33
                                    

"APA?! Gak pa, kami menolak!!" pria berbadan tinggi itu menolak mentah mentah perintah pak RT.

-flashback-

"Oy para kuda, ikut gw yuk?" Adhit mengajak teman temannya untuk ikut dengannya ke sebuah kafe.
"Boleh boleh"
Tanpa basa basi, mereka pergi ke kafe untuk menghabiskan malam Senin mereka.

-sesampainya-

"Kalian mau pesen apa?" Nelson bertanya pada teman-temannya sambil menarik kursi untuk duduk.
"Kopi aja deh. lu mau apa, Zen?"
"Gw juga mau kopi. How about you, Pan?"

"Yg ada aja asal jangan Green Tea"
"Dia anti banget sih sama Green Tea. Eh, pan, gw bilangin nih ya, Green Tea tuh enak BEUDH gila" Adhit mencoba menggoda Erpan untuk minum Green Tea.

"Gak, gw kapok nyobain waktu itu"
"Hadeh dahlah, dhit. Bakal susah menggoda kepala batu mah" Kata Nelson yg membuat semuanya terkekeh pelan.

-sepulangnya-

"Cape jir" keluh pria berbadan mungil sambil jongkok.
"Hilih gitu doang capek. Jantan dikit dong ea"
"Gw sih setuju sama Adhit, napa lu ga bawa mobil aja, nel?"
"Ini juga napa ikut ikut jongkok, mau berak? Jangan disini, malu bro"

/plak

"makan tuh berak"
Yep, Nelson ditabok Erpan abis abisan. Teman temannya hanya bisa tertawa lepas melihat Erpan menabok Nelson.
"Sakit gobl*k" ucap Nelson sambil mengusap pipinya yg benjol.

ditengah keadaan tersebut, mereka tiba tiba mendengar suara tangisan anak kecil yang sepertinya membutuhkan bantuan.

"Eh kalian denger ga?"
Mereka heboh karena mendengar suara anak kecil yg menangis sambil menyebut "mama". Awalnya mereka tidak peduli, namun akhirnya mereka memutuskan untuk mencari asal suara itu.

"*gasp* itu!" Adhit menunjuk kearah anak kecil yg sedang menangis dibawah pohon, Mereka menghampiri anak tersebut.
"dek..kamu kenapa nangis disini?"
"Iya.. Pdahal udh mau ujan loh ini.."
Semuanya bertanya kemada anak itu namun tak ada satupun jawaban yang mereka dapatkan dari anak tersebut.
"Ah syukurlah kalian ada disini" pak RT menghampiri mereka sambil membuang nafas lega.
"Pak RT?"
"Ya, Bapak punya permintaan untuk kalian"
"Permintaan..?"

Maukah kalian mengurus anak ini?

-flashback end-

"Kami masih sekolah pak! Tidak, kami tidak mau!" Kini Erpan juga berbicara.
"Bapak tahu bapak tahu, tapi anak ini tidak memiliki orang tua lagi, mereka meninggal karena tak terselamatkan saat kebakaran itu terjadi, apa kalian tega?" Perkataan Pak RT membuat keempat sahabat itu menunduk dan kebingungan ingin menjawab apa.

"Baik, kami urus dia." Nelson tiba tiba bicara seperti itu.
"Hm Bagus. Ini, bawalah anak ini pulang bersama kalian" pak RT pun pergi meninggalkan mereka.

"Ya, bagus, pilihan yg bagus kawan. Sekarang dia mau disimpen dirumah siapa ha? " Adhit mendengus kesal.
"Lo bisa ga sih selow dikit? Emang lo ga kasian apa sama anak ini?" Erpan membalas Adhit dengan nada yg agak tinggi.

"m-mamaa..." anak itu menangis lagi karena terganggu dengan teriakan Erpan tadi.
"Kalian bisa berhenti ga!? Liat?! dia jadi nangis lagi! Udh! biar gw yg urus!" Karena kesal, Nelson langsung pergi kerumahny dan meninggalkan teman teman nya.

-at home-

Nelson langsung pergi ke kamarnya dan mengunci pintu.
"Sshh.. Jangan nangis lagi ya..?"
anak itu dengan polosnya menatap Nelson agak lama.
"Ke-ken-kenapa?" muka Nelson memerah karena tak tahan betapa lucunya bayi itu. Kalian tau lah, Nelson adalah seorang lolicon.

"Oh, kamu lapar? Sebentar ya aku ambilin sesuatu dulu" ucap Nelson sambil tersenyum tipis.
Tak lama kemudian, Nelson kembali sambil membawa bubur polos yg ia beli tadi siang. Iya, memang sudah dingin. Sebab itulah Nelson menaruhnya di microwave beberapa menit.

"N-nii....nii ch-chan..!" anak itu menyebut Nelson dengan sebutan Nii Chan atau bisa disebut juga Kakak dalam bahasa jepang. Tentu saja Nelson kaget karena bayi itu baru berumur 2 tahun tapi sudah bisa berbicara, meski tak terlalu lancar.

"Heh, sudah bisa berbicara rupanya ya?" Nelson terkekeh sambil menyubit pipi bayi itu.
"Ca-kit nii ch-chan!!" ia menepuk-nepuk tangan Nelson yg sedaritadi menyubit pipinya.
"Hehe maaf nih makan dulu ya"

-beberapa menit kemudian-

"Dah kenyang?" Nelson menatap anak itu. Ia hanya menjawabnya dengan mengangguk.
"Hm oke, sini duduk di kasurku dulu."
anak itu pun duduk disebelah paha Nelson.

"Kira kira kasih nama apa ya...Zack? Gagaga..Daniel? Terlalu umum...emm...nev...Nevin..? Ah iya! Nama yg bagus untuknya!"
"Nii c-chan.." Nevin memanggil Nelson dengan suara yg amat kecil, namun berhasil membuat Nelson menyadarinya.

"Ya? Ada apa Nevin?" jawab Nelson dengan lembut.
"A-akhu.. Ngan...tu..k.. " Nevin tertidur dipaha Nelson dengan posisi layaknya seekor panda yg tertidur dipangkuan ibunya.

Nelson terkekeh pelan karena melihat kelucuan Nevin saat tidur.
Ia mengangkat Nevin perlahan dan mencium keningnya.
"Sleep well, Nevin"

Nelson tertidur lelap disamping Nevin.

*drrt Drrtt.....drrt drrt...drrtt drrt..*

Nelson menerima 3 pesan yg kemungkinan dari temannya. Ia pun langsung terbangun dan mengeceknya.

3 chat and 1 miss call

"(Adhit? Ngapain dia ngechat gw malem malem gini?)"
Ia pun langsung mengklik notif itu.

    |       Adhit Bocah Ingusan       |

<] nel.

One missed call

<] bangun, kebo

<] jadi biar adil, kita semua dah sepakat buat pergi ke rumah lo setiap sore abis kuliah buat ngikut urus tu bocah.

---------------------------------------------------------

"Cih, berubah pikiran ternyata" Nelson dengan muka malasnya langsung menutup ponselnya dan kembali ke kasur.

"Nii chan..!" yep, lagi lagi Nevin memanggil nelson dengan mata berkaca kaca layaknya anak kecil yg akan menangis.
"Kenapa?"
"Dimngin.. "
Nelson terkekeh pelan.
"Dingin."
"Di... Ngi.. N.. ?"
"Ya, dingin."
"Dimngin!"
Nelson membuang nafas.
"(Sabar nel.. Maklum lah anak kecil..)" Nelson menutupi amarahnya karena Nevin masih saja bicara cadel. Namun amarahnya terobati dengan keimutannya.

(Sebenernya yg salah disini itu authornya, harusnya Nevin dah bisa tuh ngomong lancar. Tapi karena author seorang.. Ya lu tau lah :v sebab itu author memilih untuk membuat Nevin cadel. Author laknad emng)

"Yaudah, kamu dingin kan?" Nelson mengangkat Nevin.
Nevin pun menjawabnay dengan mengangguk.
"Yaudah sebentar ya, aku keluar dulu"

Nelson meletakkan Nevin dikasurnya dan pergi keluar kamar untuk mencari apa yg bisa membuat Nevin tidak kedinginan lagi.

"Hm.. Ah! Boneka ini aja, tapi.. Ini udh butek sih... Ya gpp lah"
Nelson kembali ke kamar dan tak sengaja mematikan lampunya.
"HWAAA NII CHANNN"
Nevin berteriak dan menangis ketakutan.

"Shhh.. Nii chan disini... " nelson langsung memeluk Nevin yg ketakutan. Nevin menempelkan pipi gembulnya di bahu nelson. Pipinya basah karena dibasahi oleh air mata.

"Nih, aku bawa boneka buat kamu. Kamu peluk yaa, jadi kamu ga bakal kedinginan lagi" Nelson memberikan boneka itu sambil tersenyum.
Nevin langsung menangkap boneka itu dan memeluknya.

"(Apa dia ga masalah bonekanya butek..?)"
"N-ne-Nepvin Cuka pamda....kalena pamda milip nepvin.." ucap Nevin sambil memeluk boneka panda itu dengan erat.
"Syukurlah. Nah sekarang tidur, yuk?"
Nevin menangguk dan langsung kembali tertidur.

#1 Terpaksa END

nepvin cuka pamda! Help-
Gaada pesan sih haha. Ya pokoknya tunggu #2 nya -<- papayy
Oh ya klo ada typo ayam so sorry ea

Baby Nevin (Nevin Gaming & 4Brothers)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang