prolog

48 0 0
                                    

Ini kisahnya, kisah gadis cupu yang mengharapkan cinta seorang pangeran. Kisah tentang perjuangan yang tak pernah terlihat. Kisah duka dan suka yang tak terhingga.

Dia tau, dia hanya gadis biasa. Dia tau itu, bahkan sangat-sangat tau. Tapi apa karena dia gadis biasa jadi tak pantas dicintai? Dia juga manusia. Dia memiliki raga untuk sakit dan hati untuk kecewa.

Tapi semua orang menganggapnya seperti butiran debu, yang tak terlihat dan tak berguna. Tapi apa mereka lupa? Manusia diciptakan dari tanah dan tanah merupakan kumpulan dari debu-debu itu. Terlihat tidak berguna, di injak-injak semua orang tanpa mereka tahu butiran debu itu akan sangat berguna di kemudian hari. Hanya orang-orang berkepedulian tinggi yang tahu itu.

"Pergi dan jangan kembali,"

Setelah mengucapkan kalimat itu dia pergi begitu saja tanpa memperdulikan lawan bicaranya yang sudah mengenaskan. Dahi dan sudut bibir berdarah, pipi putihnya kini terlihat memerah dengan cap tangan yang masih terlihat jelas, rambut panjang yang terlihat berantakan, serta tubuh yang menggigil karena kedingingan.

Walaupun begitu dirinya masih bisa tersenyum. Tidak seperti senyum kebahagiaan namun senyum penuh getir dan kecewa. Sorot matanya sangat sendu dan lemah. Air mata membanjiri pipi yang memerah.

"Mungkin sampai disini perjuanganku. Aku takkan pernah menyesal telah mencintaimu Pangeran Rafantino,"

Tiba-tiba tubuhnya ambruk di lantai rooftop dan kesadarannya mulai menghilang dan menghilang.

Salken dari penulis amatiran

Putri Untuk PangeranTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang