Alur cerita ini Campuran (maju mundur). jika menemukan garis miring di plot yang panjang itu berarti Flasback...
Cerita ini pure ide dari Kak_Lim08, aku sendiri XD...
Selamat menikmati cerita yang ada di file laptop aku dari tahun 2017.. LOL..
No basa-basi, eh???
<<HURT>>
Percapan keduanya terlihat menarik. Keduanya terkekeh geli dengan candaan yang mereka lontarkan.
" Hahaha... kau sama sekali tidak lucu yul. Sungguh." Tawa aligatornya menarik perhatian pengunjung cafe.
"Yah... Serius Yoong." Katanya sebal. Melemparkan tisu yang telah ia kepal bulat kepada sahabatnya. Sedangkan yang di timpuk dengan tisu itu mendengus.
"Emhhh.. Aku tidak sabar lagi Yul. Ahh.. aku harap apa yang aku lakukan ini bisa meluluhkannya Yul." Ia tersenyum dengan bayangannya sendiri. Terlihat begitu antusias dengan rencana yang ia persiapkan.
" Ya ya ya..." Balasnya dengan mengibaskan tangan. Kode bahwa ia tak ingin mendengar hal lebih dari lisan sahabatnya.
"Cukup percaya diri Yoong." Lanjutnya dengan tersenyum lembut.
"Terima kasih karena selalu menemaniku Yul." Balasnya dengan tersenyum girang. Menarik nafas, ia melirik waktu yang melingkar manis di pergelangan tangan kirinya.
"Aku pergi Yul. Aku harus menyiapkan semuanya. Dia sudah mengatakan akan pulang cepat. Aku pergi." Beranjak dari kursinya dan menepuk bahu sahabatnya. Melenggang pergi tidak peduli dengan tatapan para pengunjung yang menatap penuh kekaguman padanya.
Senyum itu masih terpatri tampan pada bibir tipisnya. menyenandungkan beberapa lagu kesukaannya, matanya tak lepas dengan apa yang telah ia kerjakan sejak matahari terbenam. Menepuk tangan girang ia berkacak pinggang. Merasa puas dengan hasil kerjanya. Menarik nafas dengan sedikit lelah. Sejak ia selesai melakukan operasi besar yang berlanjut bertemu dengan sahabatnya di cafe tongkrongan mereka. Dan kini melakukan sesuatu yang ringan namun cukup untuk membuatnya sedikit lelah. Menghembuskan nafas.
"Baiklah. Eghm... Aku harus menyiapkan diri.".
Mereka berjalan menuju pintu yang megah. Seseorang yang lebih tinggi itu menarik nafas. Jantungnya berdetak tak normal. Ada keyakinan didalam hatinya. Namun, rasa takut justru lebih menguasainya.
"Tenanglah. Semuanya akan baik-baik saja. Aku yang akan bicara padanya. Lagipula, dia tak ada hak untuk melakukan apapun." Gadis disebelahnya tersenyum hangat. Memberikan rengkuhan hangat untuk seseorang yang spesial baginya.
" Ini tidak akan mudah Baby." jawabnya dengan mengusap pelipis.
"Aku tahu. Percayakan padaku. Pernikahan ini semu sayang. Tak ada yang bisa diharapkan dari ini semua. Ini yang terbaik. Aku tahu dia baik. Tapi sampai saat ini. Aku mencintaimu. Kaulah seseorang yang aku pikirkan kali ini. Pernikahan ini yang salah. Bukan cinta kita." Mereka saling memberi dukungan kembali melangkah hingga pintu itu mampu diraih oleh tangan.saling memantapkan diri.
Wanita yang lebih pendek itu membuka pintu dengan tenang. Masuk kedalam apartemen yang sunyi. Lampu telah menyala pada setiap ruang. Ia tahu, seseorang telah menunggunya. Hidung yang mencung itu mencium masakan yang sedap.
Ia memalingkan wajah pada ruang makan yang langsung terhubung dengan ruang tamu. Disana telah tersaji beberapa makanan yang menggugah perut untuk menyantapnya. Sesuatu yang biasa sebenarnya. Tapi, dilihat dari penyajian ada yang berbeda. Apa ada hari spesial yang terlewat olehnya?
KAMU SEDANG MEMBACA
HURT
Fanfiction"Bukan tanggung jawabku untuk membangun ikatan bahwa bukan aku yang menghancurkannya. Sialan, aku merasakan itu." -Im Yoong