...
Setelah pengumuan perjodohan yang ternyata dilangsungkan dengan pertunanganitu membuatku terkejut bukan main. Meski begitu aku tak menolak, walaupun aku tak mengenalnya tampaknya tidak buruk menjadikan dia wanitaku. Ahahaha, itu terasa aneh, menyebutnya 'wanitaku'.
Pasca pertunangan itu aku tak melihatnya. Kudengar ia sedang memiliki rapat dengan koleganya di Amerika. Betapa hebat wanita itu? Appa menceritakan banyak hal tentangnya dan aku semakin tertarik dan mengagumi Jessica Jung. Terkadang aku tersenyum konyol mendapati banyanganku hidup dengannya.
Tanggal 6 Juli ini aku akan berkumpul dengan para sohibku. Kwon Yul, Presiden dari Kamel Corp. Ayahnya pemilik dari Mall terbesar di Korea Selatan. Lalu, Kim Taeyeon, CEO muda diperusahaan ayahnya, Kim Group Accn. Pria bertubuh mungil yang bisa kami panggil Taengo. Dan terakhir Choi Sooyoung. Tentu kalian tahu siapa dia.
Dia tak berhenti memintaku untuk mengenalkannya pada Jessica. Well, dia mengatakan 'mimpi apa kau Rusa? Bisa mendapatkan wanita berkelas itu?' ugh, itu terdengar seolah aku adalah pria pengamen dijalanan. -_-
Aku melangkah memasuki Cafe Lea, tempat kami berkumpul. Kami memiliki ruangan VIP, dimana hanya kami yang dapat memesannya. Bukan sombong kawan! Sungguh. Itu untuk melindungi kami dari publik.
Tempat VIP kami masih terlihat sepi.
Aku mengecek grup. Ahh, mereka masih dalam perjalanan.
Merasa haus, aku menekan tombol yang ada dimeja kaca. Pelayanan di Cafe ini sangat memuaskan bukan. Aku mendengar pintu diketuk, ku persilahkan masuk.
"Apa yang ingin anda pesan Tuan?"
"Cukup bawakan aku air dingin." Kataku tak memalingkan wajah dari ponselku.
Aku terkekeh mendapati setiap chat konyol dari mereka. Ahh, beberapa bulan ini kami sangat sibuk. Waktu berkumpul juga menjadi jarang untuk kami lakukan.
Aku menggeser dan mencari kontak hingga mendapati sebuah kontak yang membuatku tersenyum jahil. Aku berdeham dan memangil kontak tersebut.
'My Killer Wife' membacanya dilayar ponselku membuatku terkekeh.
Entah kenapa perasaanku semakin menggebu kala 'My Killer Wife' ini mengangkatnya.
"..."
"???" Aku mengernyit. Diseberang tak ada suara.
"Jung Soyeon?" anggilku lirih.
Tut. Tut. Tut.
"Oh Sh!t!!!" aku dibuat melongo. Dia mematikan panggilan dariku. Entah kenapa justru aku tertawa. Aku ingat, appa mengatakan bahwa dia sangat benci dipanggil Soyeon. Nama koreanya. Keh, lucu sekali. Padahal nama Jung Soyeon itu terasa pas dilidahku.
Aku menyenderkan tubuh lelahku disofa. Aku tak sabar ingin bertemu dengannya.
"Yah!! Choi Sooyoung. Kau tak membawakan pesananku."
"Yaish! Aku terlalu sibuk untuk melakukannya Kwon Yuri!"
Plak. Plak.
"Kalian berisik." Pria mungil itu berjalan mendahului kedua sahabatnya.
Kalian lihatkan? Seperti itulah mereka.
Taengo duduk disebelahku. Aku melihat pria jangkung dan gelap itu bergantian. Mereka saling melempar tatapan tajam. Yuri tak berhenti mengumpat.
"Tch, Hyung kau seperti tak mampu saja untuk membelinya sendiri." Aku melempar tisu yang telah ku gulung padanya.
"Yah! Dasar si Jangkung ini saja yang pelit!"

KAMU SEDANG MEMBACA
HURT
Fanfiction"Bukan tanggung jawabku untuk membangun ikatan bahwa bukan aku yang menghancurkannya. Sialan, aku merasakan itu." -Im Yoong